webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

6. GULUNGAN KERTAS MISTERIUS

Siang yang cerah, didepan rumah Panji, Rosa melihat Panji menggoeskan sepeda untuk sampai kerumah hingga masuk kedalam rumah dan turun dari sepedanya dan berkata,"Hati-hati kalau turun dari sepeda Panji, nanti jatuh loh!",ucap Rosa dengan rasa khawatir dengan anaknya sendiri sambil menggamparkan pakaian yang masih basah. Panji terburu-buru untuk pergi ke lantai atas dengan lari sambil menatap pintu lemari tepat didepan mata hingga membuka pintu lemari dan tiba-tiba Ganyu muncul seketika membuat Panji kaget dan mundur kebelakang hingga terjatuh di atas kasur membuat Ganyu heran melihat tingkah laku Panji."Panji kau tidak apa-apa?",ucap Ganyu dengan pelan ke arah Panji yang habis jatuh ke tempat kasur dan mengulurkan tangan Panji hingga Panji bisa terbangun dan menatap dirinya,"mau kemana?",tambahnya."aku menemuimu tapi, kenapa Kakak datang kesini?"ucap Panji dengan rasa heran dengan sikap Ganyu datang ke rumah Panji,"lalu, Kakak libur di kantor Kakak?"tambahnya dengan rauk muka kebingungan. Ganyu mendengar ucapan darinya dan berkata,"walaupun kantor tetap bekerja, Ningguan memberikan aku istirahat dua jam",ucap Ganyu kepada Panji yang terburu-buru untuk membantu Ganyu dalam tugas sebagai sekretaris,"emangnya kamu terburu-buru untuk membantu tugasku?",ujar Ganyu yang sedang heran dengan sikap Panji dan berkata,"aku hanya datang... iya, membantu Kakak. Tapi, Kakak kesini untuk apa?",ucap Panji yang heran dengan Ganyu bisa datang ke daerah bumi Panji."menghirup udara segar ditempat ini",ujar Ganyu yang pergi kedepan dan melihat pemandangan perumahan besar didepan mata,"itu rumah Panji?"ucap Ganyu melihat rumah berjajaran dari samping kanan sampai kiri."iya, itu tetanggaku Kak Ganyu",jawab Panji dengan sedikit,"oh iya, aku ke bawah dulu ya Kak, sepertinya aku haus",ujar Panji sambil terburu-buru kebawah hingga meminum air panas didalam kendinya. Lalu, Panji ingin mebuang air kecil didalam toilet yang ada di dalam kamar Rosa, namun begitu keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja muncul cahaya biru yang misterius didalam lemari milik Ayahnya Panji, Aji Purnomo Saporro yang tewas akibat baku tembak di hutan papua. Lalu, Panji menatap cahaya biru yang misterius bahkan, membuka lemari tersebut dan melihat isinya berupa gulungan kertas yang masih rapih dan misterius.

"apa isinya ya gulungan ini bercahaya biru ",ujar Panji mencoba membuka isi didalam kertas yang digulung hingga melihat sebuah gambar hewan serta mendung-mendung biru muda dengan putihnya di dasarnya namun, dua tanduk hitam bergaris merah ada di gambarnya. Lalu, Panji melihat cahaya biru sedang bersinar kedua mata Panji terhipnotis dengan cahaya tersebut serta gambar hewan bertanduk gelap serta tidak bisa sadar hingga arwah Panji dirasuki dengan kertas gulungan tersebut."dimana aku? kok gelap seperti ini, apa yang terjadi?",ujar Panji yang sedang ditempat dunia lain hingga melihat rona warna biru tidak ada warna lainnya serta berada didunia lain walaupun masih berada di dunia dimana dunia yang sebenarnya banyak orang sementara di tempat Panji tidak ada seseorang dimana pun berada membuat Panji sedikit gugup hingga melihat sekelilingnya tidak ada seseorang di tempatnya termasuk Ganyu."halo! apakah ada orang disini? Kak Ganyu!. Duh pada kemana, apakah aku sudah mati?",ucap Panji dengan rasa khawatirnya dengan dirinya yang sudah mati akibat kertas gulungan biru sambil pergi ke tempat tadi, dimana Panji menemukan cahaya biru didalam kertas gulung yang misterius. Namun, pada saat sampai di kamar tidak ada kertas gulung biru yang bercahaya maupun tubuh Panji yang sedang berdiri didepannya, lalu kebingungan untuk mencari kertas gulungan biru yang misterius."aku harus mencari kemana? aku tidak tau apakah aku harus pergi mencari gulungan biru itukah?",ujar Panji sambil keluar dari kamar dan pergi kedalam lemari misteirus, membuat Panji kecewa bercampur khawatir dengan kondisinya yang sedang bahaya hingga pergi kedalam hutan sendirian tanpa siapapun untuk menemaninya, serta melihat pemandangan kota berubah menjadi biru tidak seperti didunia nyata. hingga berlari menelusuri kota Liyue sendirian bahkan, begitu sampai di kota, Panji tidak bisa melihat orang-orang sekitarnya bahkan, hanya benda saja yang bisa memegangnya seperti makanan maupun benda lainnya. Lalu, Panji pergi mengeliling kota tersebut sendirian tanpa siapa-siapa, tak lama kemudian Panji melihat ke atas muncul seekor kuda dengan tanduk mirip dengan Ganyu hingga mendarat dengan sempurna membuat Panji kebingungan."Apa yang terjadi dan kau siapa?", hewan tersebut tidak menjawab apa-apa hingga pergi begitu saja, Panji sempat kebingungan melihat hewan tersebut yang sudah pergi menajauh darinya Panji kebingungan sambil mengikuti hewan tersebut yang berada di udara.

Panji tetap mengikuti hewan misterius tersebut dari kota sampai hutan dimana pun berada, lalu Panji hanya bisa berlari sekencang ke arah depan dan tak lama kemudian, melihat hewan tersebut yang diam berdiri dengan tatapan serius membuat Panji sedikit ragu bercampur sedikit gugup melihat hewan tersebut sambil memegang kepala kuda biru tersebut."apakah kau kuda milik Kak Ganyu?",ujar Panji sambil berjalan demi beberapa langkah sedikit ke arahnya,"ataukah hewan yang tersesat di alam ini?",tambahnya. Panji mencoba mendekati kepala kuda biru yang misterius, lalu kepala Panji mendekatinya dan mengingat tentang dirinya yang terjebak didalam hutan hingga tiba-tiba muncul seseorang tampak memakai baju abu-abu yang merupakan polisi dengan wajahnya tidak terlihat oleh Panji. Lalu, orang misterius menyelamatkan kuda yang terjebak didalam hutan bahkan, sang kuda pergi meninggalkan orang laki-laki tersebut yang telah berhasil menyelamatkannya. Lalu, pergi kedepan bulan purnama yang indah hingga menghilang begitu saja, bahkan pergi ke negeri Liyue yang merupakan tempat yang aman baginya dari serangan apapun maupun siapa yang akan menangkap dirinya dari ancaman. Panji pun mengetahui cerita tentangnya yang saat terjebak didalam hutan sampai bertemu seseorang yang misteri, lalu kuda misterius pun pergi ketempat yang jauh dari tempat Penginapan Wangshu hingga ke ujung yang lain.

Panji melihat hewan tersebut mampu terbang membuatnya sulit untuk terbang atau mengejarnya,"bagaimana ini aku bisa mengejar hewan seperti itu?",Ucap Panji yang sedang kebingungan namun, hewan tersebut datang untuk menungganginya membuat Panji mencoba untuk menaiki hewan misterius. Di udara, Panji melihat kebawah terdapat pulau mati atau pulau yang tidak ada penghuni bahkan, turun dari pundak kuda misterius sambil menatap kuda tersebut dan berkata,"ngomong-ngomong siapa kau sebenarnya dan apa yang terjadi ditempat ini",ucap Panji yang kebingungan namun, hewan tersebut tidak bisa berbicara hanya pergi dan meninggalkan Panji di tempat yang luas walaupun suasana mencekam, dengan awan hitam gelap gulita serta mendengar suara angin sangat kencang dari arah barat membuatnya sulit untuk berjalan bahkan, mencoba berlari dan berada disisi kuda yang misterius."duh ngomong-ngomong apa yang terjadi nih! tiba saja ada angin besar",ucap Panji hingga mencoba bertahan dari serangan angin besar serta mempertahankan kuda misterius yang sedang berjalan yang sangat panjang membuatnya khawatir dengan kuda tersebut."mudah-mudahan, angin ini cepat berhenti dengan sekejap, aku tidak bisa bertahan lagi",ucap Panji didalam hati hingga angin mulai berhenti sepoi-sepoi termasuk kuda bertanduk aneh hingga menatap Panji dengan tajam dan melirik ke arah depan terdapat orang-orang yang sudah mati karena, peperangan berkepanjangan di negeri tersebut. Panji sempat kebingungan bahkan bercak darah serta bau yang tidak enak sudah dirasakan olehnya hingga berkata,"apa yang terjadi ditempat ini? ini aneh, aku menemui kuda aneh bertanduk sama seperti Kak Ganyu dan hewan itu punya Kakak sendiri ataukah hewan pecabut nyawa untuk pergi ke tempat ini kah?",dengan perasaan gugup melihat semua tengkorak di setiap sampingnya, sang kuda mencoba untuk pergi dan memperlihatkan semua rumah seperti kota mati dan hancur akibat peperangan dimana-mana membuat Panji merasa ingin tau tentang perang berasal."Kenapa bisa terjadi dan semua ini apa maksudnya dengan hal ini?",ucap Panji berfikir diluar nalar.

Panji berjalan kedepan dan tiba-tiba didepannya muncul sesosok monster mengerikan yang terbuat dari tanah hingga Panji bersiap untuk melawan makhluk tersebut dengan berbadan tinggi serta memegang pedang untuk melawan Panji. Panji mengeluarkan tiga anak panah dan langsung mengenainya yang sedang membeku, bahkan kuda misterius berusaha menghindar dan tetap berada dibelakang Panji yang sedang memukul lawan dengan anak panah ke arah makhluk bertanah basah tersebut,"haaah, jadi dia adalah makhluk bertanah kering menjadi basah rupanya",ujar Panji yang sombong terhadap musuh,"Hmmm makhluk itu ingin membunuhku sampai menjadi tengkorak rupanya",lanjutnya sambil memanah ke arah mereka hingga membeku. musuh dibekukkan akibat memanah oleh Panji yang mencoba pergi ke arah samping bahkan, mengeluarkan blue trap melihat jarum es ke arah mereka berempat yang sedang terjebak didalam es hingga berhasil dihancur leburkan dengan campuran es yang mencair dengan tanah mereka yang meleleh."rasakan itu, mungkin mereka memakan manusia dengan menyerapnya dengan cepat",ujar Panji sambil berjalan bersama kuda misterius yang pergi untuk melanjutkan ketempat misterius.

Perjalanan pun masih panjang, Panji tetap berjalan bersama kuda misterius dan akan tetap berjalan dari dataran rendah hingga berbukit yang terjal, sang kuda mencoba menyuruh Panji untuk menaikinya di atas pundak kudanya hingga terbang. Begitu terbang yang tinggi melihat suasan malam gulita hingga bingung untuk mencari sesuatu di pulau mati, bahkan menemukan makhluk pemakan daging manusia hingga Panji kebingungan dan berkata,"dari manakah makhluk itu ada? Dan kenapa makhluk itu sangat mengerikan? lalu, apa tujuan mereka menetap ditempat ini?", ucap didalam hati Panji hingga melihat kuda misterius turun dari udara dan turun untuk mencari serta bertarung melawan makhluk yang sama dengan tadi, hingga melawannya dengan jumlah yang sangat banyak, sekitar tujuh makhluk blood sand. Panji melakukan serangan yang sama, hingga berhasil dilumpuhkan dengan cepat sambil berlari bersama kuda yang misterius sambil melihat kedepan terdapat rumah bergaya china yang sudah rusak bahkan, sang kuda menyuruhnya untuk masuk kedalam rumah tua tanpa pintu hingga Panji akan masuk bersama sang kuda misterius dan tiba-tiba, getaran bumi dapat dirasakan olehnya. Mereka akan pergi atau keluar dari tempat rumah kosong namun, runtuh dan terjebak didalamnya membuat Panji merinding bercampur sedikit gugup untuk memasuki rumah tua bergaya China yang sudah runtuh berabad-abad,"halo apakah ada orang didalam?!",ucap Panji dengan suara lantang didalam bangunan runtuh sambil berjalan bersama kuda bertanduk hingga kuda tersebut berhenti dan Dia berkata,"kuda ini kenapa berhenti sejenak?",ujar Panji dengan watak kebingungan dan ikut berhenti.

Beberapa saat, mendengar suara pergerakkan kaki dari arah depan membuat dia bersiap untuk menghadapi musuh didepannya bahkan, melihat makhluk aneh berbentuk manusia berkepala banteng yang siap melawan Panji membuatnya marah bercampur serius."oh,baiklah akan aku serang mereka",ucap Panji yang akan siap mengeluarkan anak panahnya hingga melesat ke arah salah satu manusia berkepala Banteng dan mengenai kepalanya sambil terjebak di bekukan es hingga Panji mengeluarkan jarum es ke arah mereka hingga terpecah beberapa bagian hingga berlari kedepan bersama kudanya. Begitu lari sekencang mungkin hingga menabrak pintu tepat didepannya, Panji melihat kondisi diluar tempat yang begitu gelap-gulita dan terancam akan dibunuh oleh musuh dimalam hari hingga membuat panji semakin serius untuk menghadapi musuh yang bersembunyi atau musuh bayangan yang tak dapat terlihat olehnya. Lalu, sang Kuda menyuruh Panji naik di atas pundaknya dan berlari kencang untuk mencari perlindungan dari mara bahaya sambil dikejar oleh beberapa makhluk gaib yang dianggap sebagai musuh Panji dan kuda misterius. sesampai di tempat yang jauh, mereka berada didalam gua sama dimana Panji masuk kedimensi negeri Teyvat, Panji menahan rasa kecapean dalam bertempur melawan makhluk aneh yang berada di bawah bukit hingga melihat kuda misterius mencoba duduk sambil menatap Panji hingga menutup kedua mata ke arah Panji membuat Panji sempat kebingungan melihat hal aneh sang kuda dengan tidur tegak tidak terjatuh kesamping."apa yang terjadi pada kuda ini?",ujar Panji didalam hati,"apakah makhluk ini ada pengaruhnya ditempat ini ataukah ada hal lainnya. Kenapa semua makhluk di sana benar-benar mati, bagaimana bisa?",lanjutnya hingga melihat sang kuda mencoba membuka kedua matanya dengan tajamnya ke arah dirinya membuatnya merasa aman serta membuang nafas dengan lemah lembut bahkan, kuda menutup kedua matanya saat Panji mendekatinya hingga Panji tau untuk bicara dengannya, mendekati kepala kuda misterius. Lalu, kepala Panji mencoba mendekati kepala kuda tersebut, hingga membayangi seorang laki-laki yang misterius, Panji merasakan aura mistis didalam hutan belantara. kemudian, berjalan sendirian dengan tatapan misterius serta melihat lingkungannya berwarna hitam putih, tidak ada warna lain selain kedua warna tersebut hingga melanjutkan berjalan kedepan dan tak lama kemudian, muncul seorang laki-laki dengan pakaian polisi untuk menghadapi hutan belantara sendirian hingga pistol revolver ditangannya sebagai alat penembak jarak jauh didalam hutan bahkan, Panji melihat pria dengan rambutnya pendek dan berwarna hitam melekat mencoba untuk berjalan tanpa kawan. Lalu, laki-laki tersebut berusaha melawan alam yang tidak sesuai atau tidak disukai dengannya, Panji mencoba mengikutinya dari belakang melihat gerak-gerik laki-laki misterius menghadapi becekkan cokelat yang mendalam namun, berhasil dilewati dengan menggunakan sepatu boat. Panji mencoba mengikutinya ketempat yang lebih jauh dan masih berada didalam hutan belantara, namun tak lama kemudian masalah mulai muncul Panji melihat sekawan bayangan musuh dirinya, hingga Panji siap melawannya dengan cara memanah."siapa mereka itu?",ujar Panji yang siap mengeluarkan tiga anak panah dan membeku serta mampu membunuhnya. Lalu, melanjutkan jalan hingga menghadapi tanah basah yang licin serta mengikuti laki-laki pergi dengan jauhnya didalam hutan belantara. Kemudian, terdengar tembakkan pistol didepan dengan dor.... dor..... dor..... membuat Panji kaget mendengarnya hingga pergi kedepan serta melihat laki-laki misterius melindungi makhluk astral dari depan sambil mengelilinginya. Panji kaget dan berkata,"apakah makhluk itu memberi tahu tentang orang itu?",ucap Panji yang kaget melihat kuda yang mirip dengan kuda yang ditidurkannya."apa yang terjadi ditempat itu?",lanjutnya. laki-laki misteirus, berusaha menyelamatkan keempat kaki kuda misterius hingga pergi meninggalkan dirinya terjebak serta, sang kuda berusaha kabur karena, takut sesuatu pada laki-laki misterius membuat Panji kebingungan sambil berjalan kedepan dan tiba saja, terdengar suara serakkan tanah dengan lengket tepat ke arah laki-laki tersebut hingga muncul ular berbisa yang akan mencengkram laki-laki misterius membuat Panji kaget dan tidak bisa melihatnya karena, tewas dan dimakan oleh ular sangat besar. Hingga lari dan mencoba untuk menjauh dari kejaran ular besar yang mengganas, Panji mulai merasa gugup karena, ular besar memakan daging manusia hingga berusaha lari dengan cepat sambil menatap kedepan melihat cahaya putih untuk pergi dari jebakkan hutan belantara misterius tak lama kemudian, Panji mulai sadar dengan mimpinya, membayangi laki-laki misterius sudah dimakan oleh ular yang besar.

Panji merasa gugup melihat kengerian ular pemakan manusia lalu, kuda misterius terbangun dari tempat tidurnya hingga Panji mengerti tentang masalah yang dihadapinya serta, Panji kebingungan tentang bayangan laki-laki dengan pakaian Polri. Kemudian, Panji mendengar suara langkah kaki musuh yang mencoba masuk kedalam gua melihat makhluk berbentuk tanah cokelat dan ular yang akan mengepung Panji hingga Panji akan menghadapi kepungan ular yang merupakan ujian yang dihadapinya. tiba-tiba dikedua talapak tangan Panji mengeluarkan mutiara biru keputihan dengan didalamnya ada makhluk astral yang melambangkan Qinlin, Panji sempat heran melihatnya dan berkata,"ini.... sebuah mutiara",ujar Panji dengan kagum dengan kekuatan mutiara dari kuda misterius, sambil lempar dan lompat kebelakang secara bersamaan melihat ular dan makhluk lainnya berusaha untuk mengejarnya dan tiba-tiba saja, semuanya membeku dan terperangkap didalam es dengan mengeluarkan jarum es yang mematikan.

Panji melihat kuda misterius, naik ke atas gua untuk menghindar dari kejaran penyusup bahkan, terbang keudara. Panji melihat mereka sedang masuk kedalam gua hingga terjebak dan tewas seketika, dimana mereka membeku dan terkena peluru tajamnya es berbentuk tebal dan kecil serta makhluk terbuat dari tanah merasakan dinginnya yang sangat sakit karena, airnya jernih dan mematikan semua musuh mundur dengan adanya serangan es yang tak pernah hentinya. lalu, hanya satu jam bisa berhenti untuk menyerang, musuh kehilangan jejak Panji dan kuda misterius yang sudah terbang dengan cepat, hingga mereka berdua berada di tengah udara yang sejuk dimalam hari bahkan, terbang dengan cepat serta meninggalkan pulau yang sudah mati atau tidak ada penghuninya namun, dibelakang Panji muncul se sosok bayangan sangat besar membuat Panji ketakutan akan bayangan tersebut namun, kenyataannya bayangan dibelakang Panji tidak mengejarnya hanya melihat dirinya yang sudah berhasil lolos mautnya ular dan makhluk bertanah cokelat yang mengerikan. Lalu, Panji melihat seorang laki-laki dengan pakaian lesu, celana hitam yang melekat, sepatu kuno China yang terbuat dari mantel kulit serta tatapannya sangat tajam dengan jarak antara Panji dengannya jauh lebih dari seribu kilometer membuat Panji ketakutan akan diserang, sang kuda misteri telah berhasil keluar dari pulau yang tidak ada penghuninya bahkan, mereka pergi ke negeri Teyvat walaupun ditempat tidak ada orang karena, Panji berada didalam dunia arwah. Lalu, kuda tersebut berhenti dan mencoba menurunkannya di depan rumah sakit Liyue membuat Panji bingung dan berkata,"kenapa harus memilih ditempat ini?",ucap Panji dengan sempat bingung dan menatap Kuda bertanduk misterius,"hey! kenapa aku harus disini? apakah sudah meninggal?",ujar Panji sambil melihat Ganyu sedang berlari kedalam rumah sakit dan tambahnya,"aku harus kerumah sakit ini, mungkin mayatku disana".

Begitu berjalan demi setapak, melihat disekelilingnya, melihat orang-orang sedang sakit berat, virus, dan lainnya akibat kerja dan lain sebagainya hingga kecelakaan yang tidak sengaja, lalu melihat Ganyu pergi dengan khawatir karena, Panji sudah meninggal, Panji melihat kamar pasien miliknya yang sedang dirawat dan mendengar Panji sudah meninggal akibat gulungan kertas biru yang diberikan kepada Aji Purnomo Saporro yang merupakan Bapak kandung Panji Purnama Syahputra. lalu, melihat disekelilingnya melihat, Ganyu dan kawan-kawan Ganyu sedih atas kepergian Panji serta melihat Ningguan yang sedang berfikir untuk menahan rasa tangisan kehilangan anggota di Liyue membuat Panji khawatir dengan dia. Lalu, Panji melihat tubuhnya yang terbaring serta tidak memasang oksigen atau memasang hal lain hanya tidur tak bernyawa serta melihat orang-orang sekitarnya, Xiao, Shenhe, Qiqi, Xiangling, dan lainnya termasuk Ibunya Panji, Rosa yang sangat histeris bahkan, Ningguan memeluknya membuat Panji sedih saat Panji yang sudah merasakan kematian dirinya yang sudah pergi. Lalu, Panji melihat Ganyu kejauhan yang mencoba maju untuk memberi tau kejujurannya hingga Panji beraksi sambil menabrak Qiqi dari samping kiri dan Qiqi melihat arwah biru yang sedang berjalan lambat setelah lari dari belakang membuatnya kebingungan dan berkata,"arwah siapa itu? apakah dia arwah di dalam tubuh anak laki-laki itu?",ucap Qiqi merasa heran. Panji mencoba mendekati dari belakang yang sedang mengeluarkan air mata hingga memegang punggung dan bermuka senang bisa melihat Ganyu sedih hingga mencoba menghapuskan air mata Ganyu dengan tangannya hingga mendengar perkataan dengan lemah lembut dan berkata,"Panji, terimakasih kau telah membantuku dengan mengerjakan pekerjaanku sebagai sekretaris, dan kau memang selalu ada disamping setiap hari. Kakak minta maaf, kesalahan Kakak meninggalkanmu tapi, Kakak benar-benar menyayangimu Panji sampai akhir nanti". Ucap Ganyu dengan sedih bercampur senang,"waktu sangat pecat Panji, seandainya kita bersama di jembatan Kota Malam, kau senang melihat kembang api yang indah di malam minggu. Tapi, tanpamu, aku kesepian seorang Kakak melihat Adiknya memang sedarahku tapi, walaupun bukan sedarahku, kau anggap Kakak yang baik padaku",lanjutnya. Panji pun sedih bercampur senang, namun, Panji melihat Ganyu mencoba mendekati pipi samping kanan hingga Panji ingin pergi kedalam tubuh dirinya bahkan, Ganyu mengatakan sesuatu kepada Panji yang merupakan kata terakhirnya saat arwah Panji siap masuk kedalam tubuhnya,"Panji..... aku..... mencintaimu",ujar Ganyu yang merupakan kata terakhirnya hingga menjauh dan memegang tangan kiri Panji yang sudah mendingin namun, saat tangan Ganyu dilepaskan tiba-tiba tangan Panji memegang tangan Ganyu yang mencoba memegangnya dengan erat dan Panji berkata,"Kak..... Ganyu...",ucap Panji dengan kata yang patah-patah sambil bersuara dengan pelan, lalu kedua mata telah terbuka dengan lebar sambil menatap Ganyu ke samping kiri dan berkata lagi dengan pelan,"Kakak... Kakak tadi bilang.... cinta padaku?",ucap Panji sambil menatap Ganyu dengan lelah hingga Ganyu senang dan memeluknya,"Panji!!".

Semua teman-teman kaget melihat Panji masih hidup atau mati suri, hingga merasa gembira termasuk Keqing melihat Panji masih hidup dan berkata,"Huuuh syukurlah, Panji masih punya kesempatan untuk hidup",dengan jawab merasa aman hingga melihat Panji dan Ganyu yang sedang berpelukkan namun, Rosa datang sambil melihat Panji yang masih hidup membuat Rosa senang bercampur sedih dan ingin memeluknya,"Panji syukurlah, putraku masih hidup rupanya",akhinya bisa berpeluk lagi sambil menatap Panji dengan ceria,"Panji Mamah kehilanganmu dan juga Ganyu ikut kehilanganmu juga",ujar Rosa dengan mengeluarkan air mata dan memeluknya hingga Panji merasakan kehangatan pelukan Rosa, sebagai ibunya. Lalu, Panji turun dari tempat rawat pasiennya membuat Rosa lega dengan kesehatan Panji yang sudah sembuh dari kematiannya, bahkan Panji menatap Ganyu dimana Panji mendengar isi hati Ganyu kedalam telinga Panji dan berkata,"Kakak benar? Kakak mencintaiku?",ucap Panji yang ingin tau jawaban dari Ganyu bahkan, Ganyu ingin menjawab sambil merasakan pipi memerah dan berkata dengan pelan serta dekat dengan wajah Panji,"Kakak sangat mencintaimu tapi, anggap kau ini Kakakmu Panji, kau boleh cinta padaku tapi kau masih anak-anak, Kakak tidak akan melepaskan ikatanmu sama seperti kau hampir mati dan aku menjawab kejujuran Kakak kepadamu",ucap Ganyu dengan wajah memerah dan tersenyum ke arah Panji serta menatap muka dengan senyuman yang manis kepadanya

Menjelang sore, mereka keluar dari rumah sakit hingga Panji sedang menatap Ganyu yang hanya polos namun, Ganyu melihat tatapan Panji yang sedang menatap dirinya yang sedang merayu yang tak pernah hentinya. Lalu, Ganyu tersenyum kepadanya membuat Panji kalah dengan senyumannya, Rosa merasa lega sambil berbalik dan menatap Panji yang sedang menatap Ganyu hingga Rosa senang melihatnya.

"Huuuh, syukurlah kau masih ada Panji",ucap Keqing yang berada disebelah Panji pada saat dirinya berlari ke arahnya

"iya Kak",ujar Panji dengan singkat

"tumben kau habis darimana saja Panji? Kakak baru tau kau memegang gulungan kertas itu ada ditanganmu",ujar Ganyu ke Panji tentang gulungan misterius

"Kakak bertemu dengan kuda bertanduk yang sama dikepala Kakak?",ujar Panji dengan melihat dan membayangi tentang kuda misterius dengan tanduk yang sama dengan Ganyu yang digunakannya

"Kakak.... lupa lagi Panji yuk, ikut sama Kakak",ujar Ganyu sambil mengajak Panji pergi untuk menghilangkan rasa gugup dalam kematiannya hingga Keqing menemani mereka berdua disore hari.