webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

40. JALAN-JALAN KE FESTIVAL

Malamnya di atas gunung tianheng keindahan langit yang penuh bintang membuat Panji senang melihat pemandangan tersebut, beribu-ribu bintang dengan bulan sabit abu-abu di langit malam yang sunyi, hanya duduk bersama Ganyu setelah menyelesaikan tugas kantornya.

"indah sekali, bahkan lebih indah daripada kemarin Kakak",ujar Panji yang melihat keindahan dimalam hari

"iya Panji, Kakak melihatnya",Ganyu tersenyum bahkan, melihat Panji berdekatan sambil melihat keindahan malam bersamanya lalu, tiba-tiba muncul salah satu Bintang bergerak ke samping dan menghilang dalam waktu sekejap,"wah! Ada Bintang yang hilang Kak!",ujar Panji

"mana? Kakak nggak melihatnya sayang,",ujar Ganyu yang sadar namun, tidak menemukan bintang yang jatuh dengan cepat

"yaaah, Kakak telat",jawab Panji dengan cemburu ke padanya namun, Ganyu menjawab,"maaf Panji, jangan cemburu gitu pada Kakak"

"ya udah, aku akan cari lagi untuk Kakak",ujar Panji kepada Ganyu yang terkejut mendengar ucapan tersebut

Begitu Panji mencari bintang yang jatuh dan memperlihatkannya kepada Ganyu, dia melihat bintang jatuh lagi dan berkata,"haaah, Kakak melihatnya Panji!",ujarnya kepada Panji

"oh iya Kak, Kakak hebat",ujar Panji yang kagum dengannya, membuat Ganyu senang mendengarnya bahkan, berkata lagi kepada Panji,"Panji",ucapnya sambil memperlihatkan pahanya kepada Panji yang kebingungan dan berkata kepada dirinya,"Kakak, apa maksud..... Kakak menepuk seperti itu?"

"eeeh, tidak tau ya? Hmmm, kau boleh tidur di atas paha Kakak",ujar Ganyu dengan suara yang manis kepada Panji,"tidur saja disini, kau pasti lelah membantu Kakak tadi",ujarnya untuk menyuruh Panji tidur di atas paha Ganyu

Panji pun tidur di tempat tersebut, Ganyu melihatnya dengan tenang sambil menatap ke atas awan malam hari mengingat bersama Panji saat pertama kali bertemu dengannya hingga bermain kemana-mana yang membuatnya senang dan tidak merasakkan beban pikiran, lalu saat kehadirat Panji, pekerjaannya pun mulai ringan dibandingkan tanpa dia.

"Kau ada disampingku tapi lebih dari itu untukku, Panji",ujarnya hingga melihat beribu bintang dan terkejut mengingat omongan yang misterius dari masa lalunya, dia membayangi seorang anak yang berumur 4 Tahun dan dirinya berumur delapan tahun saling bertemu dengannya. dengan wajah tampan manis tepat didepan mata. Lalu, dia mengulurkan tangan kepada Ganyu untuk saling mengenal. dan disitulah, Ganyu teringat masa kecilnya bayangan misterius dibenaknya, bahkan terlupakan dengan anak tersebut,"aku teringat padanya yang misteri dengan wajahnya. setelah melihat pemandangan indah sambil mengingat masa lalunya, bertemu seseorang yang ingin saling mengenal dari masa kecil, dirinya melihat Panji tidur di atas kedua pahanya. Lalu, Ganyu tersenyum kembali sambil melihat Panji tertidur dengan nyenyak sambil berkata didalam hati,"apakah..... anak ini..... adalah takdirku dimasa lalu?",namun Ganyu melihat kedua mata Panji terbuka hingga menatapnya yang biasa saja bahkan bengong dan berdiri membuat Ganyu kaget melihatnya,"aaah Panji kenapa tidak tidur diatas kedua pahaku?",ujarnya

"Kakak, sebaiknya tidur bersama Kakak saja, dibandingkan tidur di atas kedua Paha kakak nanti sakit",ujar Panji dengan wajah datar sambil menghadap Ganyu yang kebingungan melihat wajah Panji tersebut. Panji berdiri bersama Ganyu setelah puas melihat pemandangan indah dimalam hari dengan seribu bintang, mereka pergi ke gua dan sampai di kamar Panji tiba-tiba, mereka melihat Hu Tao yang sedang enak tidur dikamarnya membuat Panji kebingungan hingga mencoba membangunkannya dengan pelan. Lalu, Panji berusaha untuk membangunkannya dengan cara apapun dengan pelan namun, tidak berhasil hingga dibantu Ganyu pun tidak bangun-bangun.

"duh Kakak Hu Tao, kenapa tidur dikamarku sih?",ujar Panji dengan kesal bahkan, berusaha untuk bersabar

"haaah, mungkin enak kali tidurnya ditempatmu, Panji",jawab Ganyu yang melihat mulut terbuka sambil dengkur hingga tak lama kemudian, Ganyu dan Panji melihat Hu Tao terbangun sambil melirik ke arah mereka berdua,"hoaaaaah, enak rupanya di tempat kamar ini",ujarnya dengan senyuman hingga melihat Panji terkejut melihat dirinya

"mungkin Kak Hu Tao lelah ya?",ujar Panji kepada Hu Tao

"lelah? tidak, aku hanya mampir saja di kamarmu Panji, enak sekali tempat tidurmu. boleh aku tidur disini bersamamu,Hihihi",ucap Hu Tao dengan tawa yang histeris membuat Panji dan Ganyu kebingungan dengan sikapnya."sepertinya..... kau baru tau tentangku..... bocah kecil",tambahnya untuk mengejek kepada Panji.

"Hu Tao, jangan begitu kepada Panji",ujar Ganyu

"Hahahahaha, kalau kalian tidur disini, tidak apa-apa tapi, aku juga ingin tidur di tempat yang sama",ujar Hu Tao dengan hal lelucon kepada mereka berdua

"apa maksud Kakak? Mau tidur disini?",ujar Panji yang kebingungan mendengar ucapan Hu Tao

"iya",jawab Hu Tao dengan singkat dengan rauk mukanya gembira mendengar ucapan Panji,"ku mohon Panji, aku bosan di tempat Liyue. Karena..... disana panas sementara ditempatmu sangat dingin dan bisa tidur, boleh tidak?",tambahnya dengan mata yang berlinang kearah Panji yang sedang berfikir hingga Panji dan Ganyu menjawab dengan serentak,"boleh"

"hmmm? Wah! wah! wah! Kalian menjawab dengan serentak rupanya ya? Aku merasa misteri dengan kalian berdua, hehehehe",jar Hu Tao sambil menutup mulut dengan tangan kanannya yang berparas malu mendengarnya

Panji terkejut sambil melirik ke arah Ganyu bahkan, Ganyu pun ikut meliriknya hingga melihat wajah Panji memerah membuat Hu Tao mengetahuinya sambil berkata,"sudahlah, kalian tidur di kamarmu, juga boleh dan aku ingin tidur bersama kalian karena..... aku suka padamu, Panji",ujar Hu Tao kepada Panji dan Ganyu yang membuat Panji kaget mendengarnya

"Hah, aku suka sama Kak Hu Tao? Padahal, aku hanya....",ucap Panji didalam hati hingga omongan tersebut dipotong oleh Hu Tao dan berkata,"sudahlah, yang penting tidur disini dan besoknya lagi..... tidur disini lagi deh",ujarnya tanpa kecuali

"hah, di.... sini?",ucap Panji yang mendengar ucapan Hu Tao dengan tatapan senyumannya yang bernada hantu. Ganyu mencoba membelanya,"disini? kenapa tidak dikamarmu sendiri?",ujarnya

"kan sudah kubilang, kata kalian..... aku boleh tidur di kamar Panji. sekarang, tidak boleh, gimana ini?",ucap Hu Tao dengan kesal mendengar ucapan Ganyu

"maksudku..... kau boleh disini sementara Hu Tao",ujar Ganyu

"ooh, begitu ya?",ujar Hu Tao dengan senyuman yang tidak peduli sambil berbaring di atas kasur dan berkata,"tidak!!!! Mendingan tidur disini!!! Aaaah, enak sekali bagiku",ujarnya sambil berguling-guling di atas kasur Panji bersama hantunya,"aaah guling! Guling! Guling!",Hu Tao pun sangat senang ingin tidur di kasur Panji hingga mengubah penampilannya dari pakaian biasa menjadi pakaian tidur berwarna putih tulang dan merasa lega setelah bermain guling di atas kasur bahkan, Panji menerimanya untuk tidur bersamanya dan Ganyu. Lalu, ketika Panji, Ganyu, dan Hu Tao tidur, Panji membayangi Hu Tao sejak kecil hingga berbalik dan menghadap dirinya yang tidak bisa tidur hanya menghadap Hu Tao kecil yang tidur nyenyak di atas kasur Panji. Sementara itu, tiba-tiba saja melihat kedua lengannya di kedua samping perut Panji yang akan memeluknya yang ternyata, Ganyu yang masih berumur delapan tahun dengan tahun sebaya Hu Tao. Namun, Panji sadar melihat Hu Tao tidak berpaling dan tidak menghadap Panji lalu, melihat kebawah tidak ada kedua lengan Ganyu yang akan memeluknya,"Hah hanya khalayanku saja menurutku sebaiknya, aku tidur saja",ucapnya sambil menutup kedua matanya.

Begitu Panji tertidur, dia bermimpi dimana, dirinya melihat Hu Tao yang masih umur delapan tahun bahkan, dia menatap Panji dengan wajah datar saja, namun di samping ada wajah imut bertanduk, Ganyu dengan umur yang sama dengan Hu Tao. Lalu, mereka bangun termasuk Panji setelah mereka duluan untuk bangun, hingga mereka bergegas pergi dari kamarnya sambil pergi bermain dengannya, namun dia pernah melihat burung bangau biru dengan tatapan tajam ke arah Panji hingga dia tersenyum melihatnya.

"Ahahahaha, anakmu lucu sekali Aji",ucap Retainer yang sedang menatap Aji, sang Ayahanda telah meninggal, Panji hanya melihat burung tersebut, Retainer yang bisa berbicara yang membuatnya kebingungan dan pergi menemui Hu Tao dan Ganyu. Namun hanya Ganyu, dimana Panji bertemu dengannya dibandingkan Hu Tao, lalu dia menepuk Ganyu dengan pelan sambil berkata,"aaaah, Ka.... Kak... Kakak?",ujar Panji dengan nada yang tidak lancar karena, dia masih Taman Kanak-kanak

Ganyu meliriknya dengan tenang dan kebingungan,"ada apa Panji?",ujarnya hingga memberi mainan kepada Panji, namun Panji menolaknya sambil berkata dan menunjuk ke arah Retainer yang sedang berbicara dengan Aji dan Zhongli,"Ka Ka..... di... a.... bicara.... yaaaa? Kenapa burung itu bicara Kak?",ucap Panji walaupun hanya bersuara fales kearah Ganyu hingga mengerti dan berkata,"dia hewan adeptus dari Liyue makanya dia bisa bicara",ujarnya walaupun jawabannya belum tentu benar. Lalu, Panji selalu banyak bertanya tentang buru bangau di daerahnya hingga membuat Ganyu kebingungan untuk menjawab dari Panji, akhirnya Hu Tao melihat Ganyu dengan rauk muka bingung mendengar pertanyaan darinya hingga Hu Tao akan membalasnya dengan kata sindiran kepada Panji.

Panji mendengar ucapan Hu Tao namun, bayangan mimpi pun menghilang sambil dirinya yang nyata membuka kedua matanya melihat kepala dengan rambut cokelat kemerahan hingga Panji kaget melihatnya dan terbangun melihat Hu Tao sedang mengadu kepala Panji. Menjelang, pagi Panji dikejutkan Hu Tao yang mencoba mendekati dirinya sambil berkata,"waaah, kau sudah bangun dan..... kau dekati aku ya?",ucap Hu Tao dengan bisikkannya kedalam telinga hingga Panji menjawab,"tidak, tapi aku punya mimpi aneh",jawabnya dengan membuat Hu Tao kebingungan sambil berkata lagi,"mimpi? mimpi aku terus mencium aku kan Panji?",ucapnya sambil merayu Panji agar Ganyu tidak dekat dengannya namun, Panji menjawab,"tidak, aku masih sayang sama Kakak Ganyu, yang aku mimpi semalaman adalah, ketika aku umur empat tahun dan Kak Hu Tao dan Kak Ganyu berumur delapan tahun berada di lantai bawah, aku ingat, didalam mimpiku tentang pembicaraan daerah milik Kakak",ucap Panji kepada Hu Tao yang bingung hingga Ganyu mendengarnya dan berkata,"kau mimpi sejak masa lalu, Panji. aku baru ingat kalau kau membuka ingatan dulu, Kakak juga ikut mengingat masa lalu juga Panji, oh iya, Kakak juga ingat itu Panji",ucap Ganyu yang telah mendengarnya.

"Aaaah, Kakak kita jalan-jalan yuk? Sepertinya aku cepat bosan di tempat Kakak",ujar Panji hingga Hu Tao berkata,"iya, Panji benar, aku juga..... ingin jalan-jalan deh bosan aku ditempat itu",ucapnya

"aaaah, baiklah",jawab Ganyu yang mendengar ucapan mereka berdua

Panji dan Hu Tao merasa senang sambil bergegas untuk menggantikkan pakaian barunya dengan pakaian yang sopan dan tidak mencurigakkan orang lain, Hu Tao menggunakan pakaian adat Tiongkok dengan rona warna merah yang sangat sama dengan elemen yang digunakannya hingga Panji berkata,"aaah, emang sih.... tidak apa-apa asalkan sopan Kak",ujar Panji yang menilai pakaian milik Hu Tao

"aku sudah terbiasa ke kotamu, Panji. selalu memakai begini",ujar Hu Tao

"baiklah, aku sudah siap, semuanya",ujar Ganyu yang sudah mengganti pakaian yang sopan dan cantik yang membuat Panji kagum dengannya,"ayo, kita pergi bersamaku",tambahnya hingga melewati Panji dan Hu Tao yang sedang bengong

"wow, dia..... dia...",ucap Panji yang ingin mengatakan sesuatu kepada Ganyu namun, dipotong oleh Hu Tao yang mencoba menarik lengan Panji sambil berkata,"ayo!!!! Jangan hanya diam saja!!!!"

Hu Tao menarik lengan Panji, bahkan Panji pun ikut jalan-jalan bersamanya bahkan, dia melihat Panji sedang melihat Ganyu yang begitu cantik dan sopan yang membuatnya kesal dengannya namun, dirinya mencoba untuk memperlihatkan kecantikkannya kepada Panji dengan cara yang sama dimana Ganyu lakukan, memegang tangannya, hingga mengajak bicara sambil mengelilingi alun-alun. Namun, ketika Panji sampai didepan festival dia membayangi dirinya yang masih anak umur 4 tahun, sambil membayangi kedepan terdapat taman bermain serta, kedua tangannya diawasi oleh Ganyu dan Hu Tao. melihat wajahnya Hu Tao yang sangat imut dibandingkan dengan Ganyu dengan wajah sedikit cemberut bahkan, sedikit tertarik dengannya. Bahkan, mereka selalu jalan-jalan dan mengikuti permainan dimana kala, Panji dijaga oleh Hu Tao hingga melihat permainan kesukaannya, serta mendapatkan hadiah hingga Panji memberi salut kepadanya walaupun ucapan yang dikeluarkannya tidak lancar. Namun, Ganyu tidak mau kalah dengannya, permainan lain yang dilihat Panji dan membuatnya salut dengannya walaupun, dirinya tidak bisa bermain apa-apa hingga Hu Tao mengejeknya, namun Ganyu pun membelanya walaupun Panji hanya kurang suka dengannya dan tak lama kemudian, dirinya sangat menyukainya. Hu Tao terkejut melihat Panji dimana dirinya tidak suka memperkucil dari Hu Tao, bahkan sampai-sampai Ganyu berusaha untuk memeluknya agar tidak menangis hingga Panji mengeluarkan air matanya dan membuatnya tersenyum dan berusaha untuk menghapus air mata Panji.

Moment yang indah baginya dan mengingat masa lalu sebagai bayangannya, bahkan melihat taman festival dulu, hingga Panji menyadarinya sambil menatap Ganyu dengan mata mutiara yang sangat halus membuatnya kaget dan berkata,"duh Kakak!"

"kenapa kau diam disini?",ujar Ganyu yang melihat Panji kaget

"iya, kenapa Panji?",ucap Hu Tao dengan pertanyaannya yang sama dengan Ganyu namun, dirinya berkata,"tunggu dulu, apakah..... dia sedang membayangi sesuatu? Dia tidak bergerak atau menginggau di tempat ini, tapi..... ditempat lain tidak seperti ini tingkah laku Panji",ucapnya

"aaah, aku..... aku hanya..... memikirkan sebelum aku mencari tempat permainan yang mengasyikkan begitu Kak",jawab Panji yang tertekan karena, dirinya mengingat masa lalu.

"aaah, nggak usah banyak pikir Panji, kalau mau main, main saja",ujar Hu Tao,"kamu pikir ini tempat ujian? bukanlah, ahahahahaha",tambahnya sambil menghadap Ganyu yang sedang terdiam,"ayo Ganyu, Panji mungkin terlalu habis berfikir yang aneh-aneh"

"iya, aku juga mau main, Hu Tao dan Panji",ucap Ganyu sambil tersenyum mendengar jawaban Panji

Begitu asyik bermain dimana, Hu Tao dan Ganyu mendapat hadiah, namun Panji tidak mendapatkan apapun hingga mencari permainan yang lain hingga Ganyu melihat Panji sedih dan dirinya khawatir dengan Panji, dia tidak dapat hadiah apa-apa. Lalu, Ketika Hu Tao telah menyelesaikan permainan sambil berkata kepada Ganyu disampingnya,"ahahaha. Permainan ini mudah sekali mengalahkanmu, Ganyu!!",ucapnya sambil melirik kesamping dan tidak melihat Ganyu yang berada disamping hingga melihat mereka berdua sedang duduk, dan melihat Ganyu sedang sedih karena Panji. Lalu, Hu Tao pergi untuk menemui mereka berdua sambil berkata kepada Ganyu,"Ganyu, ayo kita main lagi",ujarnya

"main aja sendiri Hu Tao, kau ini sungguh egois saat lagi seperti ini",ujar Ganyu dan Hu Tao kaget mendengarnya sambil melihat Panji sedih dan Ganyu mencoba untuk mendorong Panji untuk semangat bermain dengannya.

"Haaah, ternyata..... semua permainan ini..... untuk dewasa ya, Kakak? tapi, permainan untuk seumur denganku...",ujar Panji dengan nada putus asa karena, permainan yang tidak ada yang menang. Ganyu tersenyum sambil berkata,"tidak Panji, semua permainan disini ada untuk seumur denganmu, sayang",ujarnya,"setiap permainan ada kalah dan juga ada menangnya, jangan berkecil hati Panji, bagaimana..... kalau kita jalan-jalan sambil melihat dan mencari kesukaanmu di festival ini? Mungkin.... ada permaianan yang lebih asyik dibandingkan dengan yang tadi",tambahnya sambil melihat rauk muka Panji mulai bersemangat, Hu Tao heran dengan tingkah laku Panji yang awalnya kurang semangat dan sekarang menjadi semangat lagi sambil jalan-jalan untuk mencari permainan kesukaan Panji namun, Panji melihar sebuah permainan yang menarik dan sangat untuk dimainkan bagi Panji, lempar anak panah dengan tangan kosong.

"nah, ternyata ada permainan yang cocok ya Panji?",ujar Ganyu yang melihat Panji jalan kedepan, sambil memegang tiga anak panah berukuran kecil dengan ujung jarum tebal agar bisa meletuskan satu balon atau dua balon. Namun, ketika Panji melepaskan satu anak panah ke depan hingga mengenai satu balon saja membuat Panji senang, lalu begitu melepaskan satu jarum lagi dan mengenainya lagi, bahkan begitu jarum yang terakhirnya dimana Panji bersiap untuk fokus kedepan dalam membidik hingga tak lama kemudian, dia berhasil mengenai sasarannya sebanyak tiga balon.

"waaah, kau mengenai tiga balon dengan satu anak panah, Panji",ujarnya namun, Ganyu membayangi sesuatu yang hampir terlupakan didalam benaknya, dirinya merasakkan berumur sebaya dengan Panji, namun dia melihat Panji hanya mengeluarkan air mata karena, gagal untuk mengenai sasaran ke arah balon hingga dirinya mencoba untuk membantu Panji. Begitu Ganyu melemparkan anak panah kecilnya kedepan, dua balon pecah dan membuatnya senang, hingga Panji melihat Ganyu yang sedang membawakan hadiah untuknya berupa boneka hingga berkata kepada dirinya,"terima..... kakakasih.... kkkkkakak... ta ta ta tapi..... aku tidak suka..... bo bo boneka..... Kakak",ucap Panji dengan kaku yang membuat dirinya ikhlas hingga membawanya pergi bersamanya kesuatu tempat. Ganyu pun kembali sadar, sambil melihat hadiah yang dimiliki Panji, termos abu-abu logam sambil Panji berkata kepadanya,"Kakak aku dapat botol termos saja",ujarnya dengan nada kecewa

Ganyu melihat Panji kecewa sambil berkata,"tidak apa-apa Panji, bagus untuk menghangatkan air didalam botol",ucapnya dengan nada lembut

"iya Kak, tapi hadiah yang aku inginkan, mainan bukan termos"ujar Panji dengan sedih kembali

"Oooh, jangan sedih, yang penting permainannya seru bukan? Yuk, mau kemana lagi pasti ada yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan tadi",ucap Ganyu sambil jalan-jalan bersama Panji tanpa adanya Hu Tao

Begitu mereka jalan-jalan duaan, tanpa Hu Tao namun, Panji melihat Hu Tao sedang cemburu melihatnya dan menemuinya sambil berkata kepada Panji,"Hei! Kenapa kalian berdua selalu meninggalkan aku hah, ditempat kermaian seperti ini? Aku menunggu di timur sana",ujarnya

"maaf..... Hu Tao, Panji ingin mencari permainan yang cocok untuknya",jawab Ganyu dengan senyumannya kepada Hu Tao namun, wajah Hu Tao masih cemburu sambil melihat hadiah yang dipegang Panji dan langsung mengambilnya melihat sebuah termos abu-abu hingga dia berkata kepada Panji,"ahahahah! sebuah botol kaleng-kaleng khong ghuan rupanya. botol seperti ini tidak ada manfaatnya Panji, hah? Aaah, benda yang tak berguna",ucapnya kepada Panji sambil lempar ke belakang hingga Panji menangkapnya. Namun, Panji berkata lagi kepada Hu Tao dengan hal lelucon,"Kak Hu Tao jangan main-main dengan termos ini takutnya ada apa-apanya loh",ucapnya yang membuat Hu Tao terkejut dan berkata lagi,"emangnya, termos kaleng-kaleng punyamu itu, ada apanya?",ujarnya dengan tatapan serius kepada Panji

"termos ini..... ada.... keramatnya Kakak",ujarnya dengan ucapan serius kepada Hu Tao walaupun Hu Tao tidak percaya dengan omongan Panji dan berkata,"lah, tidak ada keramat seperti itu, kamu selalu berbohong kepada Kakak",ucapnya

"tidak, ini serius Kakak",ujar Panji dengan mata yang membuktikan dalam serius kearah Hu Tao

"lah, tidak ada namanya keramat termos hadiah punyamu, Panji",ucap Hu Tao yang tidak percaya dengan ucapan dari Panji sambil membujurkan lidahnya ke arah Panji

"ya udah, yang penting jangan membanting dan melakukan hal lainnya",ujar Panji sambil marah kepada Hu Tao namun, Ganyu hanya tersenyum melihatnya dan berkata,"sudah! sudah! nggak usah bertengkar begitu, Hu Tao seharusnya mengucapkan selamat dia kan menang satu lomba",ujarnya dengan halus

Hu Tao tidak menjawab apa-apa kepada Panji yang membuatnya kebingungan, kemudian Panji melihat kondisi termos miliknya yang sebagai hadiah yang indah baginya bahkan, sebuah keberuntungan dalam suatu lomba penembak balon dengan satu anak panah. Ganyu pun berkata kepada Panji,"biarin Panji, jangan pikirkan. Dia memang begitu orangnya",ujarnya yang membuat Panji terkejut dan membuang nafas.

Begitu Hu Tao sangat sombong kepada Panji, tapi tiba-tiba saja, seseorang berusaha untuk berlari dan melewati Panji dan Ganyu sampai Hu Tao diaman sang pencuri tersebut telah mengambil sesuatu didalam tasnya. Lalu, mereka mendengar teriakkan pencuri oleh perempuan yang ada di belakangnya hingga berusaha untuk mengejarnya, Hu Tao melihatnya serta melihat perempuan yang tampak kecewa hingga Hu Tao berkata,"tenang Bu! biar aku yang akan menangkapnya",ujarnya sambil lari hingga Panji dan Ganyu pun ikut mengejarnya dari belakang.

Panji dan Ganyu melihat pencuri dengan jarak jauh, hingga Ganyu melepaskan satu anak panah untuk membekukkan musuh, lalu Hu Tao melihatnya dan berusaha menangkapnya sambil mengeluarkan tombak apinya dari lengannya. ketika es Cryo dari Ganyu mencair, Hu Tao melihat pencuri tersebut yang berusaha melarikan diri dari dia yang mengeluarkan serangan apinya dari tombak hingga sang pencuri merasa gugup melihat aksi tersebut. Bahkan, sang pencuri panik dan berlari dengan cepat, Hu Tao melihat serangan darinya meleset hingga membuatnya terkejut sambil berkata,"apa?! Dia berhasil menghindar dari seranganku",ucapnya hingga melihat Panji dan Ganyu berusaha untuk mengejarnya, Ganyu mengeluarkan satu anak panah lagi agar terperngkap didalam bekukkan es, sementara Panji hanya berlari mengejarnya namun, es tersebut mencair sangat cepat hingga Panji berkata,"gawat! jangan sampai lolos!",ujarnya sambil mengeluarkan jarum es di sela-sela kedua tangannya.

Sang pencuri melihat anak kecil mengeluarkan jarum es kedepan sambil berusaha untuk menghindar dari serangan jarum yang berukuran kecil membuat sang pencuri tampak kebingungan hingga melanjutkan untuk berlari dari serangan tersebut. Namun, jarum yang dikeluarkannya mengenai kaki bagian kanan dan membuat pencuri mulai tidak bisa bergerak akibat bekukkan es, sambil berlari satu kaki dan lambat. Lalu, Hu Tao ada didepan mata sang pencuri sambil berkata,"mau lari kemana pencuri? ditempat seperti ini ada pencuri seperti ini",ucapnya namun, sang Pencuri berusaha menghindar walaupun Hu Tao tidak menyerangnya bahkan, dirinya didorong oleh pencuri yang akan mencoba melarikan diri dari penangkap mereka. Hu Tao terkejut melihatnya sambil mengejarnya kembali. Dia melihat sang pencuri berusaha menghindar dan bersembunyi didalam ruangan gelap, gudang yang besar terdapat penyimpanan property festival di setiap sampingnya. Dirinya sulit untuk bersembunyi dari kejaran mereka bahkan, dirinya mulai terancam, Hu Tao melihat sang pencuri yang sedang menghadap kebelakang melihat dia dengan tatapan serius sambil berkata,"akhirnya, kau beraninya mencuri tas perempuan itu, Hah? Ayo kembalikan",ujarnya hingga Pencuri menggelengkan kepalanya kearah Hu Tao, namun Hu Tao berusaha mengeluarkan serangannya ke arah sang pencuri dan tibalah muncul sebuah benda yang melayang dan mengenai kepalanya hingga pingsan, bahkan Hu Tao melihat benda yang dilemparkannya adalah sebuah termos milik Panji sambil berkata,"aaah! ini termos kaleng-kaleng khong ghuan" ucapnya

"kata siapa kaleng-kaleng kong ghuan? itu termos keramat Kakak",jawab Panji yang membuat Hu Tao cemberut mendengarnya

"kata siapa? ini termos kaleng-kaleng tau! bukan keramat, katanya termosmu tidak boleh dibanting dan hal lainnya",ujar Hu Tao dengan nada lelucon kepada Panji

"yaaah, termos keramat itu tau tentang kejadian aksi pencurian tas",ujar Panji yang melihat kejadian tersebut namun, Ganyu hanya tersenyum saja melihat aksi yang dilakukan Panji, dimana dia telah melakukan lempar ke arah pencuri dengan termosnya,"dasar Panji, dia membuat lelucon kepada Hu Tao rupanya, Hmmmm. Panji.... Panji..... kau membuat lelucon ke Hu Tao rupanya",ucapnya didalam hati

"nah, sudahku bilang botol termosku ini pasti berharga dan keramat, ahahahahahaha",ujar Panji yang membuka mulut besarnya kepada Hu Tao

"Hmmm, dasar..... iya iya Kakak ucapkan selamat kepadamu Panji",ucap Hu Tao kepada Panji hingga Ganyu merasa senang mendengarnya

Panji pun senang mendengar ucapan tersebut, bahkan Hu Tao tau bahwa Panji selalu berbuat lelucon dia mengingat kejadian saat dirinya bertemu dengan Panji di dalam hutan dirinya mencoba leluconin dengan cara hal yang aneh, hantu hingga berkata,"Hmmm begitu ya? kau membuat lelucon sama seperti kemarin",ujarnya didalam hati

Akhirnya Hu Tao terungkap selama ini, Panji telah membuat lelucon yang paling aneh baginya, termos keramat hanyalah sebuah bohong saja didalam kepalanya namun, dirinya mengingat kembali saat dirinya umur delapan tahun. dimana, Hu Tao selalu mengejek Panji karena tidak bisa memainkan apa-apa di sekitar festival bahkan, Panji menangis dan Ganyu yang mencoba membelanya kearah Hu Tao yang membuatnya diam tidak melihatnya lagi. Lalu, dirinya berfikir sambil melihat Ganyu yang mencoba menenangkan Panji yang sedang menangis hingga dirinya menyadarinya. Panji pun mulai menenangkannya hingga berhenti menangis sambil melihat wajah Ganyu senyum kearahnya hingga membuatnya senyum lagi dan berani memeluknya. Hu Tao menyadari semua beberapa tahun yang lalu hidup bersama Panji di tempat kelahirannya, bahkan dia melihat mereka berdua sedang bertatap muka lalu, Hu Tao berusaha untuk merayu Panji sambil berkata,"ayo Panjiku, kita main bersamaku hah?!",ucapnya

"iya boleh Kak, kita ke tempat festival lagi",ujar Panji yang tampak senang ingin bermain ke festival bahkan, Ganyu melihat Hu Tao sedang pergi namun, dirinya berada dibelakang untuk mengawasi mereka. Menjelang siang tiba mereka tidak puas untuk memainkan sesuatu di area festival, Ganyu melihat mereka tidak bosan untuk bermain dimana pun berada,"Hmmm, Panji aku ingat sekarang, kau memang pemalu dan menangis tapi, menangis itu sudah terbiasa. Haaah, sekarang dia bisa main bersama Hu Tao sekarang dan tidak seperti dulu lagi, yang selalu menangis",ujarnya didalam hati sambil melihat Panji sedang asyik bermain dan bersenang-senang.

Saat menjelang 12 siang, mereka pun kembali kerumah sambil membawakan hadiah maupun jajanan dari festival, Panji mendapat beberapa hadiah yang sangat bagus dan keren termasuk Hu Tao yang melihat hadiah yang didapatkannya.

"gimana? sudah puas mainnya?",ucap Ganyu yang melihat Panji dan Hu Tao senang mendapat hadiah dari permainan di Festival

"yaaah, aku sudah puas Ganyu, aku sama Panji habis bermain lempar bola seperti dahulu",jawab Hu Tao kepada Ganyu

"iya, aku senang bermain dari pada yang lain, Kakak",ucap Panji dengan kecapeannya habis bermain

"Hmmm, kalau begitu kita pulang dan lihat hadiahnya",ujar Ganyu sambil membuka pintu gerbang rumah Panji sambil melihat mereka yang sedang membawakan beberapa hadiah kedalam kamar. Namun, saat Mereka ada dikamar, Keqing melihat mereka sedang membawakan hadiah dan Ganyu yang hanya senang melihat mereka sedang bermain di festival.

"ooh, kalian nggak ngajak aku ke festival hah?",ucap Keqing dengan marah kepada Panji dan Hu Tao

"aaahhh..... soal itu..... soal... apa ya Panji?",ucap Hu Tao yang berusaha menyembunyikan sesuatu dihadapan Keqing

"apa Kakak? Aku hanya.....",ucap Panji yang merasa gugup melihat Keqing marah sambil berkata,"Kalian tidak mengajak aku ke festival!!!!!",ujarnya dengan keras sambil mengeluarkan elemen electro kepada Panji dan Hu Tao didalam rumah hingga membuat mereka semain rame dan berteriak akibat hantaman listrik. Ganyu yang hanya melihat mereka mengeluarkan rauk muka tertawa sedikit dengan kelucuan mereka yang tiada habisnya serta melihat kemarahan Keqing karena, tidak diajak jalan-jalan kefestival.

"Ahahahahaha, Hu Tao selalu pura-pura lupa mengajak Keqing ke Festival rupanya",ucap Ganyu yang melihat mereka sedang di hantam dengan listrik bahkan, Panji tidak tahan melihatnya dan berusaha menghindar dari amarah besarnya Keqing.

***