webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

31. SERANGAN YANG TAK DISENGAJA

Di kantor kerja Ganyu, saat Panji telah melaksanakan mengecap tugas maupun mengangkat sebuah kotak yang berisikan tumpukkan kertas kerja atau kertas yang menempel di dinding. Lalu, setelah menyelesaikan mengangkat kotak kayu bergaris, melihat Ganyu yang sedang mencatat bahkan mendatangani sebuah perjanjian dalam perdagangan lalu, Keqing datang dengan senyumannya ke arah Panji bahkan, pergi ke arah Ganyu yang sibuk dengan menulis hingga Panji mendekati mereka berdua.

"Kakak, bagaimana tugasnya? ada yang harus di cap atau hal lainnya Kak?",ujar Panji yang sedang menunggu Ganyu yang sedang menulis dan selesai untuk mencatat hingga melirik ke arah Panji dan Keqing

"oh kalian berdua? Aaaah",Ganyu pun mengangkat kedua tangannya ke atas hingga melihat Panji yang terdiam dan menghadap dirinya hingga tangannya turun kebawah dan tersenyum,"Hmmmm..... kau melihatnya ya?",ucap Ganyu dengan lembut

"iya tapi..... aku suka mata Kakak yang selalu bersih bahkan, aku..... hanya melihat.....",Panji bingung untuk menjawabnya dengan lancar saat ketiak Ganyu turun kebawah

"aaah, dari dulu kau suka sama Ganyu dan aku kan Panji? melihat ketiak hhmm?",ujar Keqing dengan mempebesarkan kepalanya dengan senyuman tajam ke arah Panji yang membuat muka Panji memerah

"aaah, iya..... aku takut...",ucap Panji yang selalu malu dengan mengatakkan sesuatu kepada mereka berdua

Ganyu hanya tersenyum, Keqing pun berkata lagi dengan senyumannya ke arah Panji,"takut apa?",ucap Keqing dengan ucapan manis ke arah Panji

"takut..... Kakak marah dengan omongan seperti itu..... Kak Keqing",jawab Panji yang malu menjawab sesuatu kepadanya

"Hmmm, tidak apa-apa itu.....",ucap Keqing yang memotong pembicaraan kepada Panji dari Ganyu

"sudah-sudah, Panji kau lapar ya?",ucap Ganyu yang sudah merasakkan lapar didalam perut

"iya Kak, aku menunggu untuk makan bahkan, aku juga lapar",jawab Panji dengan jujur

"Hah, aku juga mau ikut makan bersama kalian. Tapi, kita makan dimana?",ucap Keqing yang bingung

"sepertinya Kak Xiangling ada dirumahku, Kak Keqing. aku mau sama sop ayam",ucap Panji yang tidak tahan lagi dengan masakkan Xiangling dirumahnya

"oh iya, aku dengar dia masak sup sendiri Panji, tidak sabar untuk mencicipinya Panji, Ganyu",Keqing pun tidak sabar untuk mencicipi sup buatan Xiangling, sup ayam

"ayo, kita ke ruang dapur",ujar Panji dan pergi bersama-sama ke ruang dapur Panji, melihat Xiangling sedang membawa sup ayam untuknya bahkan, melihat mereka datang untuk mencicipinya

"wah, tepat sekali, kalian datang ya? Hmmm",ujar Xiangling yang sedang meletakkan sup ayam di atas meja makan

"harum sekali Kak",ujarnya,"apakah bahan-bahannya dari alami Kak", ucap Panji yang selalu ingin mencicipinya

Keqing hampir lupa, Ganyu tidak suka makan daging hingga dia menyantapnya bagian airnya sementara Keqing dan Panji mencoba daging ayam supnya yang tidak sabar untuk dicicipi dengan nasi dipiringnya, Xiangling merasa senang mendengarnya sambil pergi melanjutkan untuk memasak di dapur. Panji melihatnya setelah menghabiskan makanannya bersama Keqing dan Ganyu lalu, Xiangling melihat Keqing yang merasa senang dengan makanan buatannya dan berkata,"masakanmu enak sekali",ucap Keqing kepada Xiangling

"aaah, itu..... aku berlatih di sini untuk nanti di restoranku Keqing, aku bekerja disana setelah mencuci piring",jawab Xiangling dengan sedikit gugup melihat wajah Keqing yang begitu senang

"katanya besok",ujar Keqing

"itu sudah dipajukan menjadi sekarang, bahkan besok disini lagi Keqing",ujar Xiangling merasa senang yang sudah mendengar tentang masakkan dirinya

"jadi..... Kakak nggak kesini?",ujar Xiangling bahkan, dia menatapnya dengan senyuman ke arah Panji,"nanti juga kesinilagi Panji untuk masak, karena Mamahmu ada tamu kesini",tambahnya sambil tersenyum dengan asli kearah Panji

"nanti sore Kak?",ujarnya

"iya",jawab dengan satu kata hingga pergi,"yah, aku pergi dulu Panji. Nanti Kakak kesini lagi",ujarnya

Panji, Ganyu, dan Keqing melihat dia pergi bahkan, Keqing berkata "dia terlihat buru-buru",ujarnya hingga Panji membalasnya,"dia banyak pelanggannya disana Kak, yah pasti laris manis. dari kemarin, Kak Xiangling mengundang banyak orang untuk mencicipi masakkan terbarunya Kak Keqing",tambahnya

"hebat sekali, Panji",ujar Ganyu merasa senang mendengar Panji yang selalu kagum dengannya

"nanti, kita kesini lagi daripada membeli daging mora dari sana",ujar Panji yang mengaku senang dengan masakkannya

"baik Panji, kita kemana sekarang?",ujar Keqing kepada Panji,"kita sudah bosan ditempat sana",tambahnya

"hmmm, bagaimana kita keluar saja di belakang halaman rumahku?",ujar Panji kepada Keqing yang bosan di dalam negerinya

"boleh, aku hanya melihat pemandangan di belakang halaman rumahmu",ujar Keqing yang mencoba pergi ke halaman belakang rumah Panji bersama Panji dan Ganyu

Dengan rasa bosan bagi Keqing, dia melihat pemandangan indah ditempat-tempat terbuka serta melihat pemandangan tersebut sebagai tempat hiburan baginya serta, baginya dia senang melihat sungai-sungai yang ada di depan berbentuk lingkaran. Bahkan, Panji pergi kedalam hutan dan penasaran didalamnya hingga Keqing mengikutinya dari belakang sambil berkata,"mau kemana Panji? Disana kan gelap katamu",ujar Keqing yang mencoba mendekati Panji dari belakang.

Panji hanya terdiam dan tidak mengeluarkan kata apa-apa namun, Panji mendengar suara nyambit pedang di dalamnya sambil masuk kedalam hutan dibelakang halaman rumahnya serta menganggapnya misterius. Begitu masuk kedalam hutan, dia melihat seorang perempuan, Lumine yang sedang bertarung melawan musuh yang tidak jelas baginya, lalu Keqing masuk kedalam hutan dan mendengar suara sambitnya pedang di depan mata serta melihat Panji yang berjalan kedepan dengan tatapan kosong hingga terburu-buru untuk memegang lengan Panji hingga berkata,"Panji.... ayo kita keluar dari hutan ini",ucap Keqing yang berusaha memegang lengan Panji kebelakang bahkan, Panji pun sadar dan melihat lengannya dipegang Keqing.

"aaah, Kak Keqing?",ujar Panji hingga berhenti berlari untuk keluar dari hutan

Keqing melihat Panji yang sudah sadar saat keluar dari hutan bahkan, Panji merasa bingung sambil menatap hutan di belakangnya lalu, Panji berkata,"ada apa Kak?",ujarnya yang nada bingung kearah Keqing

"kau tidak boleh kesana Panji, kau dihipnotis",ujar Keqing yang khawatir dengan Panji

"tapi, ada pertarungan didalam sana Kak",ujar Panji kepada Keqing hingga pergi kedalam hutan lagi namun, Keqing mencoba menarik lengan Panji sambil berkata,"sebaiknya..... kita harus kedalam hutan bersama-sama Panji, Kakak juga curiga dan berhati-hati hingga masuk kedalam hutan bersama-sama namun, saat mereka masuk kedalam hutan, mereka tidak mendengar suara sambit pedang didalam hutan bahkan, Panji berdiam berdiri dan kebingungan.

"kita.... kehilangan mereka suara tadi",ucap Panji dengan serius

"iya Panji, hati-hati juga untuk masuk ketempat ini. Ini gelap sekali dibandingkan tempat keluar hutan",ucap Keqing yang mencoba memegang tangan Panji agar tidak tersesat didalam hutan

Di setengah jalan, tiba-tiba Panji dan Keqing berhenti berjalan serta mendengar suara pergerakkan kaki yang sangat cepat hingga Panji bersiap siaga dalam menghadapi musuh yang tak bisa terlihat. Lalu, Keqing melihat ke arah kiri muncul seorang bayangan hitam sambil menyambit ke arahnya namun, Keqing berhasil menggagalkannya dengan pedang yang dimilikinya. Panji terkejut melihatnya hingga bersiap untuk melepaskan anak panahnya ke arah seorang bayangan hitam misterius, begitu melepaskannya musuh tersebut merasakan sakit dari serangan anak panahnya dan merasakan bekunya es. Lalu, dia menghindar dari serangan anak panah, Keqing tidak pernah diam sambil mengejarnya dan mengadukkan pedang dengannya, musuh pun mencoba menangkisnya namun, usahanya gagal hingga Panji bersiap melepaskan anak panahnya dan berhasil mengenainya serta membuatnya membeku dari luar.

musuh terjebak karenanya, Panji mencoba mengeluarkan anak panahnya lagi ke arah kaki namun, dia berhasil lolos dari serangan mereka berdua walaupun Panji tidak melepaskan anak panahnya sebelum membidik. Lalu, dia mencoba melihat pergerakkan musuh yang sangat lincah tersebut tanpa terlihat sama sekali hingga Panji mencoba untuk mendengar pergerakkan musuh hingga anak panahnya mengikuti pergerakkan musuh. Beberapa saat, anak panah mulai melepaskannya hingga berhasil mengenai sasaran yang Panji mengenainya, hingga musuh mulai terjebak di bekukkan es, namun bekukkan es yang dikeluarkannya mulai mencair hingga Panji sulit untuk menangkapnya sambil mengeluarkan anak panah walaupun meleset, Keqing melihat pergerakkan musuh yang sangat lincah dan tiba-tiba saja, musuh berada dibelakang Panji hingga Keqing siap untuk membunuhnya dengan mengeluarkan elemen elektro sambil bergerak cepat ke arah depan, namun dia berhasil lolos dari serangan Keqing. Panji melihat Keqing yang mencoba membunuhnya dengan mengeluarkan sengatan listrik bayangan dan bersiap untuk menyambitnya hingga Panji merasa sakit akibat tinju pedang Keqing. Ganyu merasakannya sambil pergi kebelakang halaman rumah Panji dan melihat bayangan ungu didalam hutan hingga masuk kedalam dan melihat Panji terkena serangan Keqing yang tak sengaja.

"Panji",ujar Ganyu dan pergi menemuinya,"Panji, kau tidak apa-apa?",ucap Ganyu yang merasa peduli dengan Panji

"duuuuh, sakitnya ya ampun",Panji merasa sakit pada bagian kepala karena benturan ketanah yang sangat keras membuat Keqing khawatir dengannya namun, terdengar suara laki-laki tertawa di dalam hutan. Panji tidak bisa bergerak hingga terjatuh pingsan membuat Ganyu khawatir dengan kondisi Panji yang tidak sadar bahkan, dia mencoba menggendong Panji sambil membawanya ketempat yang aman sementara Keqing tetap mengawasi dari depan sambil mundur bersama Ganyu yang menggendong Panji karena ulahnya.

Saat membuka kedua mata, Panji berada di dalam ruangan gelap hingga berjalan dan tiba-tiba saja, merasakan ceplakkan kecil di kedua kakinya hingga Panji terkejut sambil merasakan dinginnya di kaki tersebut, lalu dia mencoba untuk berjalan kedepan dan tiba-tiba saja muncul seorang laki-laki dengan pakaian jaket hitam dengan membawakan sebuah kamera fashion. Panji melihat orang tersebut adalah seorang photographer, lalu dia menghadap Panji dengan berauk muka sedih sambil berkata,"tolong..... a.... ku..... anak muda... Aku membutuhkanmu karena tidak bisa keluar dari sini",ujarnya dengan sedih hingga berkata lagi,"tapi, aku terjebak oleh seorang laki-laki Panji, dan menyuruhku menangkap seorang perempuan dari negeri lain".

"apa... jangan-jangan, Kak Lumine yang menjadi tawanannya dia",ujar Panji yang mendengar ucapan sang photographer kepada Panji didalam hati

"kau sudah tau kan nama dia?",ujar sang laki-laki photographer kepada Panji yang terkejut mendengarnya

"baiklah, aku paham Pak tapi, siapa yang melakukan itu kepada Bapak?",ujar Panji

"dia seorang laki-laki bahkan, dia menggunakan kekuatan bayangan hitam serta aku dihipnotis sama dia anak muda",ujar seorang photographer kepada Panji

Panji percaya dengan omongan tersebut, lalu dia berkata kepada seorang laki-laki photographer kepadanya,"aku percaya denganmu, kau dijebak olehnya",ujar Panji yang mendengar ucapan sang laki-laki

Sang laki-laki korban pun merasa senang sambil berkata,"terimakasih anak muda, aku tidak bisa hidup lagi karena jiwa dan ragaku akan pergi di duniamu anak muda, sekarang..... aku akan pergi setelah kau mengalahkan musuh yang ada didalam tubuhku",ujar seorang laki-laki tersebut dan menerima keikhlasan dalam tubuhnya yang digunakan oleh musuh. Panji merasa lega namun, menerima untuk menghadapinya hingga dia menghilang.

"aku harus bisa membunuh dia, walaupun dia menerima kesalahan tapi, ini adalah tubuh dia yang dijalankan olehnya",ujar Panji didalam hati lalu, didepan mata muncul cahaya yang misterius yang membuat Panji ingin tau musuh dibelakang korban yang sebagai alat tubuhnya. Begitu berjalan, namun Panji merasakan rasa sakitnya di bagian kepala bahkan, menahan rasa sakitnya di kepala bagian atasnya. Panji melewati cahaya putih disetiap samping bahkan, berjalan sambil menahan rasa sakitnya di bagian kepalanya karena benturan keras dari serangan Keqing. Tak lama kemudian, cahaya putih mulai menyelimuti Panji hingga melirik ke arah samping, Keqing menunggu Panji terbangun bahkan, dia melihatnya dan tersenyum sambil berkata,"hah syukurlah, kau tidak apa-apa kan Panji?",ucap Keqing dengan lemah lembut

"iya.....",jawab Panji dengan lemas kearahnya

Paimon dan Aether datang sambil melihat Keqing yang sedang menjaga Panji ditempat tidur hingga Paimon berkata,"apa yang terjadi dengan anak itu?",ujarnya

"ya ampun, dia kenapa?",ucap Aether yang melihat Panji lemas karena hantaman listrik oleh Keqing

"ini salahku Aether dan Paimon",ujar Keqing dengan menutup mata sambil melihat kondisi Panji yang sudah pulih namun, saat Panji melihat ke arah Paimon dan mendekatinya hingga membayangin sebuah eskrim yang melayang di udara hingga berkata,"eskrim..... terbang...?",ujarnya membuat Paimon tersinggung mendengar ucapan tersebut

"aaah, apa?! eskrim?",ucap Keqing mendengar ucapan Panji ke arah Paimon

"hey! Namaku Paimon bukan eskrim terbang",ucap Paimon dengan rauk muka kesal dengannya

"hah?! Apa?",ujar Panji dengan tidak mendengar ucapan Paimon yang dianggap namanya, eskrim terbang

"Paimon Panji!!!! Pa-I-Mon!!!!",Paimon mencoba mengeraskan suaranya ke arah Panji walaupun Panji tidak mendengarkannya hingga berkata lagi,"eskrim terbang ya",ucapnya

Paimon kesal sambil pergi meninggalkan Panji dan Keqing yang sedang melihat Panji masih hidup, lalu muncul Ganyu yang khawatir dengannya hingga berkata,"syukurlah, kau masih hidup rupanya",ucap Ganyu yang tersenyum ke arah Panji yang baru bangin dari tempat tidur

"apa yang.... terjadi Kak?",ucap Panji menanyakan dirinya kepada Keqing

"kau terkena benturan Panji, sangat keras dariku. Hah, Kakak minta maaf ya?",ucap Keqing kepada Panji

"Kakak.... Keqing... aku hanya..... terbentur saja dan.....",ucapan Panji dipotong oleh Keqing sambil berkata,"kau terkena sengatan listrik dariku, Panji",ucapnya

"terkena listrik, lalu..... Kakak tidak sengaja membunuhmu dan kau.... menjadi seperti ini Panji, lupa sama dia",ucap Keqing namun, Panji melirik ke arah Ganyu dan berkata,"Kakak Ganyu",ujarnya yang membuat Ganyu senang dapat mengingat dirinya

"Panji, kau tidak apa-apa, bahkan aku masih mengingatku",ucap Ganyu sambil tersenyum kearah Panji

"Kakak.... tau tidak? Seorang laki-laki yang selalu mengidola Kakak",ucap Panji kepada Ganyu dan Keqing

"apa?! Kenapa?",ucap Keqing tersinggung mendengar ucapan Panji

"dia menjadi korban.... bahkan... dia menjadi korban akibat serangan musuh dengan kekuatan bayangan hitam Kakak",jawab Panji kepada Keqing

Keqing dan Ganyu berfikir hingga Keqing ingat kejadian tersebut, bahkan mengerti tentang seorang laki-laki photographer sambil berkata lagi kepada Panji,"kau tau tentang orang itu dari mana?",ujarnya

"aku melihat dia di dalam mimpiku Kak Keqing",jawab Panji hingga Keqing terkejut mendengarnya namun, Ganyu yang percaya dengan Panji tentang seorang laki-laki yang memotret dirinya bersama Keqing kemarin. Bahkan, Panji menceritakan semuanya tentang seorang photographer yang dijadikan sebagai sandera musuh.

"ya ampun, dia berpura-pura menjadi musuh?",ujar Keqing mendengar cerita dari Panji yang sudah percaya dengannya

"bukan, dia korban tapi..... tubuhnya dia diambil oleh musuh Kak sehingga dia yang asli di tangan musuh dengan cara menghipnotis ruhnya Kak",ujar Panji kepada Keqing yang telah melihat korban tersebut

"jadi..... musuh yang kita kejar itu..... lebih sulit untuk dicari iya kan Panji?",ucap Keqing yang menanyakan kondisi musuh

"oh, itu.... sulit untuk dicari Kak dia bilang, dia menghilang dengan bayangan hitam yang mengerikan Kak",jawab Panji kepada Keqing

"aku baru tau tentang itu Panji, sulit untuk menemukan musuh dimalam hari tapi, siang bolong seperti ini muda untuk melawan",ujar Keqing kepada Panji

"tentu, apakah.... kita kesana lagi?",ujar Panji kepada Keqing dan Ganyu untuk pergi kedalam hutan yang sangat gelap gulita

"tidak, tidak boleh yang pergi kesana Panji",jawab Paimon yang dengan rasa marah kepada Panji yang lupa dengan dirinya

"kenapa? Kenapa tidak boleh kesana, eskrim terbang?",ujar Panji yng pling plang kepada Paimon

"duh, dasar pling plang",ucap Paimon sambil pergi ke tempatnya, Liyue

"tidak Panji, kita tidak boleh pergi kesana karena, cuaca sangat gelap dan mau hujan. Musuh akan muda untuk menyerang kita jika kita muncul, Panji",ujar Aether

"Kakak Aether tau dari mana?",ujar Panji kepada Aether yang tau pergerakkan musuh

"Kakak tau dari ceritamu dari belakang, dan pikiranku sama sepertimu",jawab Aether dengan sedikit malu karena, tidak tau apa-apa,"Tapi, kau tau dimana Lumine sekarang Panji?",lanjutnya

"aku tidak tau tetapi..... aku sama Kakak Keqing.....",ucap Panji yang mengingat kembali kejadian tadi

"dia ditangkap olehnya, Aether. aku sama Panji melihatnya sendiri dengan bayangan hitamnya",ucap Keqing kepada Panji

"oh iya, Kak Keqing benar aku melihatnya dia ditangkap oleh seorang photographer yang berubah menjadi jahat",ucap Panji yang baru sadar dengan mengingat kejadian tadi

"baiklah, kita akan nunggu sampai sore, jangan kita terjebak didalam hutan di dalam hutan Kakak",ujar Panji yang telah menyetujui tentang rencana yang akan nanti dilaksanakan

"boleh, aku menunggu disini sampai menjelang sore tiba, mudah-mudahan cepat menemukan Lumine yang ditangkap oleh seorang bayangan laki-laki itu",Aether tidak sabar untuk menyelamatkan Lumine nanti sore

Akhirnya mereka akan menunggu sore tiba untuk melakukan investigasi pencarian Lumine didalam hutan, Paimon pun datang sambil melihat Aether sedang berninca-bincang dengannya dengan berbicara soal apapun yang ada di daerah Bandung. Paimon pun masih cemburu karena nama dirinya diganti menjadi eskrim terbang, bahkan masih tetap dengan Panji hingga mendengar cerita soal daerahnya.

"..... begitu Kak, di tempatku sangatlah indah bahkan merupakan tempat kota terbesar Kak",ujar Panji yang telah menceritakan tentang kota Bandung yang sangat besar

"ooh, begitu jadi banyak sekali ya Panji beraneka ragam dalam penjualan yang ada didaerahmu?",ucap Aether yang senang mendengar cerita Panji

"iya, nanti kapan-kapan Kakak pergi ke suatu tempat yang begitu indah dan besar",ujar Panji

Paimon cemberut mendengarkan cerita darinya hingga berkata,"besar apanya? aku tau kotamu, Panji",ucapnya dengan sikap tidak peduli dengan cerita Panji

"eh, Paimon!! Sudahlah, jangan begitu kepada Panji",ucap Aether yang marah kepada Paimon, hingga Paimon pergi,"maaf Panji, Paimon suka begitu kalau kau memanggil eskrim terbang",tambahnya

"itu bukan salah Paimon Aether",ucap Keqing yang berada di samping Panji sambil duduk bersama mereka berdua,"itu salahku, Aether. awalnya aku mencoba menyerang musuh bayangan, tapi aku mengenai Panji saat Panji mengeluarkan anak panahnya ke arah musuh dan musuh berhasil meloloskan diri dari seranganku, Aether",jawab Keqing kepada Aether bahkan, Keqing sangat khawatir dengan Panji yang hampir amnesia akibat serangan electro.

"oh, walaupun dia lupa nama Paimon, juga tidak apa-apa",ucap Aether yang tersenyum mendengar ucapan Panji yang selalu memanggil Paimon, Eskrim terbang,"baik, kita nunggu sampai sore tiba untuk pergi ke hutan itu bersama-sama",tambahnya

"iya",ucap Panji dalam satu kata

Menjelang sore tiba, Panji bersama Aether, Paimon, dan Eula yang sudah kenal dengan tempat rumah Panji berada bersiap untuk pergi ke hutan belantara yang ada dibelakang halaman rumah Panji. Lalu, Eula melihat kondisi tempat tersebut yang sudah kenal dengan lingkungan Panji,"baiklah aku akan ikut bersama kalian. Jadi, kalian akan masuk kedalam hutan itu?",ujarnya.

"iya Eula",jawab Aether,"aku mencari Lumine didalam sana, Panji dan Keqing melihatnya",tambahnya yang sudah siap untuk masuk kedalam hutan

"menurutku..... tempat sana..... harus berhati-hati Aether dan semuanya, tadi kenapa tidak kesana?",ucap Eula kearah Aether

"cuacanya mendung Kak",jawab Panji yang melihat Eula melirik ke arah dirinya

"berarti, dia sangat kuat kalau kalian masuk kesana gara-gara cuaca tidak baik",ujar Eula kepada Panji

"tentu, ayo.... tunggu apalagi yang kita tunggu. Kita selamatkan Lumine",ujar Aether kepada Eula yang sedang melihat lingkungan tersebut

Akhirnya mereka akan pergi kedepan bahkan, masuk kedalam hutan saat menjelang sore tiba membuat Aether tidak sabar untuk mencari musuh dan menghajarnya dengan pedang, Panji bersama Eula dan Keqing tiba untuk pergi namun, mereka berhenti bergerak karena Panji dan Aether mendengar suara pergerakkan musuh didalamnya serta, suara tersebut berada di atas dan bergerak sangat cepat. Panji bersama lainnya tetap siaga, lalu dia akan mengeluarkan satu anak panah dan tibalah saja musuh mulai terjebak didalam bekukkan es. lalu, Aether melihat salah satu bekukkan es yang berukuran besar, jatuh kebawah dan menemukan seorang laki-laki dan tak lama kemudian bekukkan es tersebut mulai meleleh hingga bersiap untuk melarikan diri dari mereka dengan menggunakan kekuatan bayangan hitam serta asap hitam. Eula mengetahuinya mengenai pergerakkan musuh berupa mengeluarkan asap hitam dan berkata,"hati-hati asap hitam itu bisa saja mampu menyerupai kita",ucapnya

"baiklah, kalau ini benar, kita harus waspada",ujar Aether yang tegang sambil memegang pedang bersama Keqing yang sudah siap untuk menyambitnya hingga Eula menghadap Panji, yang sudah menarik anak panahnya kedepan,"Panji! lepaskan anak panahnya",ucap Eula hingga melihat Panji mengeluarkan satu anak panahnya kedepan hingga semua tempat hutan mulai membeku namun, pohon-pohon serta semua daun-daun tidak mengenainya hanya mengenai sebuah musuh yang berukuran besar, ular putih serta ular ungu kehitaman dengan bermata merah yang sedang membeku membuat mereka terkejut hingga Panji melihatnya. Lalu, Keqing dan lainnya siap untuk menyambit mereka yang terkena bekukkan es Panji,"baiklah serang merek!",ujar Aether sambil menyambit musuh bahkan, Keqing pun menyambitnya dengan bayangan electro ke arah semua ular yang ada di sekelilingnya serta Eula menyusul hingga mencoba menyambitnya dengan serangan yang sangat besar ke arah musuh yang terjebak dibekukkan es.

Panji yang tidak mau diam saja, mencari seorang laki-laki bayangan hitam di sekitar hutan terlarang, namun tiba-tiba saja dia melihat sebuah pantulan cahaya tepat disamping kanan yang melihat jarum besi yang berukuran kecil. Panji mencoba menghindar darinya sambil membalasnya dengan mengeluarkan serangan jarum es ke arahnya, hingga musuh berhasil menghindar dari serangan Panji, lalu dia berkata kepada Panji,"hah, kau rupanya..... kau mengincar aku bocah nakal?!",ucap sang bayangan laki-laki yang tidak dikenal hingga Panji membalasnya,"hey! dimana Kakak Lumine sekarang?",ucap Panji dengan tegas ke arah sang bayangan hitam.

"oh, perempuan itu ya? Hmmm, dia berada ditangan tuannya, anak kecil. Kau tidak bisa berbuat apa-apa semaumu bahkan, kau tidak bisa mengalahkan aku bocah, tubuhku ini bukanlah tubuhku yang sesungguhnya tapi, aku menyukai tubuhku ini setelah aku..... mengambil sang arwah yang asli, keluar dari sarangnya",ucap sang bayangan hitam yang merasa senang mendapatkan tubuh orang lain.

"kau memang iblis yang ada didalam tubuhnya, aku tidak akan kau biarkan hidup dengan tubuh orang lain!",ucap Panji yang sudah bersiap untuk menyodong anak panahnya ke arah musuh

"jadi..... kau ingin menyerangku bahkan, menurutku itu tidak bisa terjadi karena kau payah",ujar sang musuh kepada Panji dan melepaskan anak panahnya kedepan hingga berhasil menghindar darinya yang berada di udara dengan cara melompat dan mendaratnya ke arah rauk muka Panji yang sedang marah,"kau pikir aku lemah untuk menyerangmu bocah nakal? Baiklah akan aku siap untuk menyerangmu, bocah",ucapnya sambil mengeluarkan buku tebal untuk mengeluarkan serangan meteor hitam ke arah Panji yang membuatnya sedikit gugup untuk dilawan.

Akhirnya dia mengeluarkan mantranya yaitu, berupa hujan meteor hitam ke arah Panji bahkan, Panji melihat serangan tersebut secara bertubi-tubi hingga bersiap untuk melakukan penyerangan ke arah sang musuh yang sedang membaca mantranya. Lalu, Panji siap mengeluarkan taktik pelindung miliknya sambil melepaskan beberapa anak panahnya namun, semua batu meteor hitam mulai menimpa Panji dengan menggunakan perisai pelindung miliknya, musuh melihat Panji sedang berputar sambil mengeluarkan satu anak panah beberapa kali ke arah tubuhnya di setiap samping maupun depan dan belakang. Namun serangan tersebut dapat ditumpas olehnya hingga Panji berusaha untuk bergerak lagi dengan lincahnya, sang musuh mulai bergerak sambil membaca mantranya yaitu, mantra sihir berupa hujannya batu hitam meteor ke arah Panji. Sementara itu, Eula, Keqing, dan Aether melihat mereka berdua sedang bertarung satu lawan satu, kemudian mereka pun beraksi setelah berhasil menghancurkan beberapa ular yang terjebak akibat serangan Panji. Panji tetap menghindar sambil mengeluarkan anak panah dengan cepat, bersama dengan lainnya menggunakan pedang, Aether dan Keqing bersiap menyerang seorang bayangan hitam yang sedang mengejar Panji hingga mereka berdua menyambitnya dan berhasil mengenainya.

Menjelang malam mulai tiba, Eula berkata kepada yang lainnya,"semuanya! ayo..... keluar dari tempat ini!!!",ucapnya namun, Paimon membalasnya lagi,"lalu..... bagaimana kondisi Lumine? Dia teman kami dan terjebak dihutan ini",ujar Paimon kepada Eula

"menurutku, kita harus mundur, Eula benar",ucap Aether yang sudah merasakan sulit untuk melawan musuh yang sangat sulit dikalahkan

Keqing mencoba mendekati Panji yang sedang memanahi musuh yang berada di suatu tempat dan berkata,"Panji! Ayo.... jangan melawan dia. Kita harus pergi",ucapnya sambil memegang lengan Panji yang memegang anak panah

"baiklah",ucap Panji dengan satu kata sambil mundur dan menjauh dari musuh yang sedang terjebak didalam bekukan es

Mereka berlari bersama-sama, Keqing memegang lengan kiri Panji hingga melihat kedepan bahkan, mencoba keluar dari hutan belantara sebelum matahari terbenam dan kegelapan sebagai musuh yang bangkit dari kekalahannya. Panji pun melihat kebelakang betapa seramnya sang musuh di dalam hutan belakang halamannya hingga muda untuk melepaskan jebakkan dari Panji membuat Panji mencoba menyerangnya lagi. Saat sampai di tempat yang aman, Panji melihat kebelakang terdapat bayangan hitam dengan jelas dengan kekuatan mata putihnya tampak seperti bulan purnama.

"Apa yang kau lihat Panji?",ujar Keqing melihat Panji sedang serius sambil menghadap ke depan

"aku melihat dia lagi didalam hutan Kak",jawab Panji sambil merasakan lengannya dipegang oleh Keqing dengan keras agar tidak terhipnotis olehnya,"sebaiknya kau jangan mendekati dia Panji, kau akan menjadi bagian dari musuh gara-gara itu Panji",ujar Keqing sambil pergi bersamanya

"ayo Keqing! Panji! Sebaiknya jangan melihat kedepan sana!",ucap Eula dengan berteriak kencang kearah mereka berdua

"baiklah, aku akan lari",Panji berlari bersama Keqing berlari kebelakang untuk menjauh hingga tiba-tiba muncul bayangan hitam yang mengerikan hingga asap hitam mulai menyelimuti rumah Panji dan Panji beserta lainnya.

"siap siaga! Dia akan menyerang kita!",ucap Eula yang bersiap untuk melawan musuh besarnya tepat muncul dari dalam hutan

Saat musuh mulai keluar dari hutan, asap hitam akan mencoba menyelimutinya hingga muncul seorang laki-laki beserta Lumine yang berpihak kepada musuh, membuat Paimon dan Aether terkejut melihat dia."Lumine!",ujar Paimon yang merasa sedih karena kehilangan dia

"aahahahahahaha, kalian terkejut? Teman kalian..... sudah berada di pihakku",ujar musuh kepada mereka hingga Aether marah kepada dia

"lepaskan Lumine, sekarang!!!!"Aether marah ke arahnya

"Hah, kau sudah tidak bisa melakukan apa-apa tentang dia, dia sudah berpihakku dan Kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi tentang dia",ujar sang bayangan hitam ke arah mereka lalu, dia berkata lagi,"sekarang, serang mereka!!!",tambahnya hingga Lumine berjalan kedepan untuk melawan mereka. Paimon mencoba menyadarkan Lumine agar tidak menyerang kawannya sendiri, bahkan Panji berkata,"hey Eskrim terbang! dia tidak bisa mendengarmu atau ucapanmu dia dihipnotis dan dia bukan Kak Lumine yang asli",ujarnya sambil mundur kebelakang

Lumine mengeluarkan serangan Animo ke arah mereka, Panji terkejut dan siaga untuk menghadapi serangan darinya namun, muncul serangan Qilin dari belakang, Ganyu pun beraksi sambil mengeluarkan cahaya bola lingkaran Qiling ke arah depan hingga sang musuh sulit untuk menyerang mereka karena Ganyu. Lalu, Panji akan membantunya dengan mengeluarkan bunga teratai ke depan membuat musuh dan Lumine pun merasakan ketakutan akan serangan tersebut. Bahkan, seluruh asap hitam mulai menghilang saat bayangan hitam musuh dari hutan mulai menyusut dan bersembunyi lagi, membuat Ganyu dan Panji merasa aman dari serangan musuh hingga Aether berkata kepada Panji,"Hah terimakasih Panji, tapi kita harus menyelamatkan Lumine. Dia teman kita juga Panji".

"iya, aku tau tapi.... sangat sulit untuk mengalahkannya Kakak",ucap Panji yang berusaha berfikir untuk mengembalikan Lumine ke pihak yang benar

"sebaiknya..... kita tidak boleh pergi kesana, Aether",ucap Eula yang telah mengetahui kondisi hutan dibelakang halaman Panji

"iya, Kak Eula benar, nanti besok kita akan memeriksanya pagi hari",ujar Panji yang sudah tau kelemahan musuh berupa cahaya seperti tadi

Akhirnya mereka meninggalkan hutan belantara tersebut, lalu pergi kedalam rumah untuk istirahat bersamanya bahkan, Panji pun merasa lega karena berkat Ganyu yang berada dibelakang. Paimon pun sendirian samil memandang ke arah hutan belantara yang berbahaya serta mengingat Lumine saat bertemu dengannya didalam benak Paimon. Lalu, menyadarinya dan pergi bertemu dengan mereka termasuk Panji yang berada di sebelah Aether yang bersenang-senang dengannya,"seandainya dia ada disini..... aku tidak merasa sedih, tapi.... aku harap Aether bersama lainnya bisa menyelamatkan Lumine. Aku tau, dia tidak suka berpihak yang salah",ujarnya sambil menemui mereka dan mengajak untuk berbicara hingga Panji pun melihatnya dan sempat berbicara dengannya.

***