webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

27. PERLOMBAAN MEMANAH PT. 2

Pagi yang cerah, semua orang berkumpul dan mencari tempat duduk yang kosong untuk melihat pertandingan pemanah di lapangan terbuka, walaupun hanya beberapa orang saja yang menonton karena disibukkan dalam pekerjaan hingga mereka berantusias melihat pertandingan tersebut. Panji yang telah siap dengan panahnya sambil pergi ke tempat lapangan, serta bersiap-siap untuk bertanding, namun tidak lupa pesan dari Ganyu sebelum memulai bertanding,"ingat Panji jangan terburu-buru untuk melepaskan anak panahamu, ini bukan perang tapi, ini perlombaan Panji untuk berlatih keseimbangan dalam fisik",ujarnya

"baik Kak, aku mengerti",ucap Panji bahkan, melihat Ganyu yang mencoba memberi senyuman kepada Panji hingga siap beraksi untuk mengikuti lomba pemanah di hari kedua

Wasit pun meniupkan peluit hingga Panji pun siap dan fokus serta tenang dalam pikiran, bahkan ada salah satu peserta yang sudah melepaskan anak panahnya hingga mengenai point di sebelah ujung kiri yang merupakan point kecil. Panji melihatnya sambil fokus kedepan dengan tenang sambil melepaskan anak panahnya kedepan hingga mengenai point besar, tujuh puluh membuat Panji senang hingga Panji bersiap lagi melepaskan anak panahnya yang kedua hingga mengenai point besar lagi yaitu point tujuh puluh. Lalu, didepannya melihat pembidiknya mulai bergerak ke arah samping membuatnya serius dan berfokus dalam menghadapi pergerakkan pembidiknya hingga melepaskan anak panahnya.

"aku harus berhati-hati dan jangan sampai meleset",ucapnya didalam hati

anak panah miliknya sudah dilepaskan, hingga berhasil mengenai point tertinggi hingga Ganyu melihatnya dengan jelas, Panji melanjutkan untuk melepaskan anak panahnya lagi kedepan maupun kesamping hingga melepaskannya ke arah samping kanan dimana pergerakkan pembidik bergerak ketempat yang sama. Anak Panah Panji telah berhasil mengenai point lima puluh membuat Panji sedikit cemas bahkan, dia merasakan angin kecil yang mengganggunya dalam membidik ke arah samping.

"oh, jadi ini penyebabnya, baiklah aku harus berhati-hati",ucap Panji didalam hati sambil siaga dalam menghadapi angin sebagai pengganggu dalam lomba pemanah

Ganyu tau tentang arah angin sebagai ujian berat baginya namun, dia senang dan mengetahuinya dalam latihan sebelumnya bahkan, begitu Panji mencoba membaca angin sambil melepaskan anak panah ke samping hingga mengenainainya. Beberapa saat, wasit pun telah membunyikan peluit yang artinya sudah selesai dalam mengumpulkan point yang dikumpulkan oleh para peserta pemanah. Para Juri melihat anak panah yang menempel di pembidik hingga menilai semua point peserta, Panji melihatnya sambil kembali ke ruang istirahat masing-masing sambil menemui Ganyu tepat didepan matanya.

"kau mengeluarkan sepuluh pemanah Panji",ucap Ganyu kepada Panji,"tapi, ada yang meleeset di peserta lain Panji, bukan kamu",tambahnya

"iya Kak, tapi aku tidak ada yang meleset kan Kakak?",ucap Panji kepada Ganyu

"tidak, kau sudah tau pergerakkan pembidik di depan mata Panji, tapi kau sudah tau tekniknya dari Kakak",ucap Ganyu kepada Panji,"yuk mau makan sama Kakak di atas?",tambahnya sambil mengajak Panji untuk makan bersama sambil melihat para peserta ditingkat SMP maupun tingkat SMA

Mereka berada di tempat duduk hingga melihat para peserta lainnya yang sedang membidik ke arah kanan maupun kiri bahkan, Panji melihat para peserta tingkat SMP yang mencoba melepaskan anak panahnya kedepan. Lalu, beberapa saat sang wasit mengeluarkan peluit hingga semua peserta berhenti untuk memanah sambil pergi ke tempat masing-masing bahkan, para juri mencoba menulis semua point tersebut.

"haaah, tingkat SMP memang sulit rupanya Kak",ujar Panji yang telah melihat pertandingan pemanah tingkat SMP

"iya Panji, menurut lomba pemanah ini..... tingkat SMP menempuh jarak jauh sekitar lima belas meter",ujar Ganyu yang telah melihat brosur

"Hmmm, aku baru tau melihatnya Kak",ucap Panji sambil melihat ke arah depan lagi hingga melahap nasi dengan tempe goreng

"Panji, makanan ini enak sekali, apa ini yang cokelat-cokelat, daging?",ucap Ganyu yang memberi tau tentang makanan yang dilahap

"itu tempe Kak Ganyu, bukan daging",jawab Panji kepada Ganyu

"Hmmm, enak sekali dari kacang kedelai ya? aku suka makanan seperti ini",ujar Ganyu sambil menikmati tempe goreng buatan Rossa

"ya, enak sekali Kak",ujar Panji yang sedang menikmati makanan buatan Rossa, Ibunda Panji sambil melihat acara pemanah tingkat SMA

Begitu Panji melihat kedepan, semua anak-anak SMA telah melepaskan pemanahnya dengan jarak yang jauh sekitar dua puluh lima meter kedepan bahkan, ada yang meleset maupun mendapat point kecil dan besar. Panji melihat anak SMA tersebut sangat antusias untuk mendapatkan point besar yang sangat sulit baginya, lalu pembidiknya mulai bergerak ke samping kanan maupun ke kiri membuat peserta bersiap untuk mengambil point dengan menggerakkan bidik ke setiap samping. Namun, hanya sedikit yang mendapat point yang besar dibandingkan dengan point kecil, lalu beberapa peserta lainnya pun meleset dan masih sulit untuk mendapat point besar maupun kecil di bidiknya hingga beberapa detik lagi, pertandingan pun usai. para peserta kembali ketempat hingga menunggu hasil point yang dikumpulkan oleh mereka membuat Panji tidak sabar menunggu untuk melihat perolehan point dikumpulkannya.

Menjelang siang, Panji bersama para peserta tingkat dasar menunggu hasil perolehan mereka hingga Panji pun melihat hasil penilaian tersebut di dalam kertas yang ditempelkan,"haaah, syukurlah aku berada di peringkat lima dari sepuluh peserta",ucap Panji yang merasa senang.

"Panji, bagaimana.....?",ujar Ganyu kepada Panji yang telah melihat hasil point atau lolos dari pertandingan pemanah

"aku peringkat lima dari sepuluh Kak!!!",jawab Panji dengan keras kepada Ganyu hingga mendekatinya

"bagus Panji, berarti bisa lanjut untuk lomba pemanah besok",ucap Ganyu yang tersenyum ke arah Panji

"iya Kak, tapi.... sekarang lomba pemanah ini tingkat SMP Kak bukan tingkat dasar karena, tingkat SMP pesertanya sangat banyak dibandingkan tingkat SMA maupun dasar",ujar Panji kepada Ganyu yang telah menghitung jumlah peserta lomba pemanah tingkat SMP

"jadi.... kau tetap disini kan?",ujar Ganyu kepada Panji

"iya, sambil melihat pertandingan pemanah tingkat SMP untuk sekarang dan SMA untuk sore nanti",ucap Panji yang belum puas dengan pertandingan tersebut walaupun semua peserta tingkat dasar hanya pergi karena tidak lolos maupun pulang

"baiklah, Kakak juga mau disini bersamamu",ucap Ganyu sambil pergi melihat para peserta tingkat SMP yang siap untuk bertanding jam siang

Begitu Panji dan Ganyu melihat pertandingan tingkat SMP, disisi lain terdapat seorang laki-laki dengan berpakaian jas hitam dengan topi hitam sedang menatap mereka berdua dengan tatapan tajamnya dengan serius. seorang laki-laki misterius mengawasi pergerakkan Panji dan Ganyu serta dia kenal dengan Ganyu dibandingkan Panji hingga berkata,"Hmmm, akhirnya aku menemukan perempuan itu, dan anak itu didampingi olehnya. Sekarang, aku mengetahuinya dengan dia maupun anak laki-laki itu, yang tampaknya mengikuti lomba pemanah tingkat nasional",ucap seorang laki-laki dengan misterius sambil tersenyum ke arahnya hingga pergi meninggalkan perlombaan pemanah tingkat SMP maupun SMA.

Ganyu melirik kebelakang, hingga kedepan yang membuatnya curiga dengan seseorang yang mengawasi dirinya, lalu melanjutkan melihat acara tersebut. Panji melihat seorang perempuan sedang memanah dengan tepat sasaran, hingga tiba-tiba angin mulai dirasakannya walaupun perempuan SMP tidak bisa fokus kedepan untuk melepaskan anak panahnya. Tak lama kemudian, dia memaksanya untuk melepaskan anak panah tersebut hingga meleset bahkan, wasit mengeluarkan suara peluit yang tandanya permainan sudah selesai. Panji melihat perempuan SMP yang tampak sulit untuk fokus dalam membidik panah ke samping kiri, lalu Panji dan Ganyu melihat peserta selanjutnya yang merupakan grup B di tingkat SMP membuatnya santai hingga pergerakkan peserta yang siap untuk melepaskan anak panahnya ke samping.

"jaraknya.... sangat jauh Kak, grup ini kemungkinan sedikit terleminasi",ujar Panji

"iya Panji, aku melihat grup ini hanya sedikit yang tak lolos dari pertandingan ini. hanya grup tadi, semua peserta kesulitan untuk membidik karena angin, Panji",ucap Ganyu,"mereka tidak pernah latihan tentang pergerakkan anak panah maupun pergerakkan angin untuk membidiknya",tambahnya

"iya, hanya grup B yang paling bagus kalau menurutku",ucap Panji kepada Ganyu

"sepertinya perlombaan tingkat SMP sudah cukup Panji",ujar Ganyu yang sudah mengetahui pergerakkan para peserta dalam lomba tersebut

"tingkat SMA sekarang, merupakan finalnya karena banyak yang gagal karena tidak bisa fokus untuk membidiknya",ucap Panji

"berarti hari ini adalah finalnya mereka ya?",ujar Ganyu yang melihat para peserta lomba pemanah tingkat SMA

"iya, aku mau melihat mereka",ujar Panji yang melihat peserta lomba pemanaha tingkat SMA

Panji melihat para peserta yang bersiap untuk melepaskan pemanahnya kedepan bahkan, saat mereka melepaskan pemanahnya hingga mengenai sasaran dengan point kecil atau besar, Panji melihat aksi mereka dengan jumlah pesertanya sedikit. Lalu, beberapa menit saja Panji melihat pertandingan pemanah tingkat atas, hingga terdengar peluit dari wasit sambil berkata,"wah cepat sekali rupanya tingkat atas itu",ucap Panji yang melihat para peserta bubar dalam lomba pemanah

"cepat sekali Panji, mungkin jumlah pesertanya sedikit tingkat SMA",ucap Ganyu yang melihatnya

"iya Kak, jumlah pesertanya hanya sedikit",ujar Panji yang melihat para peserta untuk istirahat

"mau pulang Panji? Ini sudah sore",ujar Ganyu yang mencoba mengajak Panji untuk pulang di sore hari

"boleh Kak, aku sudah puas dengan lomba ini sampai sore",jawab Panji sambil berdiri dan pergi meninggalkan tempat duduk penonton

Mereka keluar dari stadion, Panji dipegang tangan Ganyu untuk pergi ke rumah setelah Panji lolos ke tempat selanjutnya bahkan, Ganyu menggaruk kepala dan tersenyum ke arah Panji hingga masuk kedalam teleportasi untuk mengantarkannya ke rumah Panji yang sangat cepat. Begitu sampai di rumah, Ganyu membuka pintu gerbang rumahnya hingga menemui Yan Fei yang sedang menunggu kehadirat mereka hingga Panji memberikan rauk muka gembiranya karena, lolosnya dalam perlombaan pemanah tingkat nasional.

"wah, peserta pemanah ini..... lolos ya?",ujar Yan Fei dengan rauk muka senang ke arah Panji

"iya Kak, ternyata semakin sedikit pesertanya yang lolos",ujar Panji kepada Yan Fei

"begitu ya? yuk masuk sama Kakak",ucap Yan Fei yang ingin mengajak Panji ke dalam rumah bahkan, bertemu dengan Hu Tao sedang duduk dan menunggu kehadirat Panji dan Ganyu

"wah, calon atlet datang kerumah sama Kakak tirinya",ujar Hu Tao

Panji melihat Hu Tao dengan rauk muka yang manis dan tajam ke arah dirinya, lalu berkata,"iya, aku habis lomba pemanah ke-2 Kak Hu Tao",jawab Panji sambil melihat tatapan Hu Tao kepada dirinya dengan tajam

"boleh aku ikut kesana Panji? Aku mulai bosan di tempatku",ucap Hu Tao yang ingin mengajaknya untuk melihat pertandingan pemanah

"boleh Kak Hu Tao mau siapa lagi mau lihat lomba pemanah?",ujar Panji yang ingin mengajak seseorang untuk melihat aksi dilakukan dirinya dalam perlombaan panah

"Aku..... boleh Panji",ujar Keqing yang sedang berjalan bersama Xiangling yang sedang membawakan makanan untuk Panji, Ganyu, dan lainnya

"wah, bagaimana Panji? Lolos?",ucap Xiangling yang melihat kegigihan Panji dalam perlombaan pemanah

"iya, aku lolos diperingkat tujuh dari peringkat sepuluh Kak Xiangling",jawab Panji dengan senyumannya ke arah Xiangling dan Keqing

"syukurlah, kemenangan sebentar lagi bagimu Panji",ucap Keqing dengan rauk muka gembira mendengar ucapan Panji yang berhasil lolos dari lomba pemanah

"yaaah, bagaimana pun juga",Hu Tao mendekat Panji sambil menepuk pundak kanannya,"walaupun kemenangannya belum tak terlihat, tetapi Panji mampu menjadi juara. Kakak percaya denganmu",ucap Hu Tao yang membesarkan ucapannya tentang Panji yang nanti akan menjadi juara

"terimakasih Kak",ujar Panji dengan balasnya kepada Hu Tao

"mudah-mudahan kamu menang ya, sepertinya.... aku pengen kesana sama Xiangling",ujar Yan Fei dengan senang kepada Panji

"aah, aku.... tidak mau kesana Yan Fei. Karena, Ibumu Panji besok mau keluar kota lagi karena acara rapat tentang fashion",ujar Xiangling yang tidak mau pergi keluar rumah

"ooh, iya Mamahku mencari nafkah diluar kota, melakukan fashion",ujar Panji yang telah tau tentang pekerjaan Ibunya, Rossa

"baiklah, makan dulu Panji",ujar Ganyu yang menyuruhnya untuk makan

"baik Kak",jawabnya

"iya, aku mulai lapar. Selamat makan",ujar Yan Fei sambil makan bersama

Mereka makan bersama, Xiangling melihat mereka sedang menikmati masakkannya hingga pergi kedapur sambil mencuci piring lalu, dia melihat Panji pergi ke tempat cuci piring bahkan Xiangling mencucinya namun, melihat Keqing, Ganyu, dan lainnya membawa piring kotor setelah makan lalu mencucinya. menjelang malam, jam tujuh dimana, Hu Tao dan Yan Fei pergi Liyue hingga melanjutkan tugasnya dimalam hari namun, saat Keqing pergi duluan, Ganyu mencoba pergi ke Liyue bersama Panji meninggalkan rumahnya.

"Kakak, mau kemana?",ujar Panji yang mencoba mengikuti Ganyu ke kantor kerjanya

"Kakak melihat kota dulu, mau ikut sama Kakak?",ujar Ganyu yang selalu mengajak Panji ketempat tersebut

"iya Kak, aku ikut sama Kakak kemana Kakak pergi",ucap Panji

"yuk, kalau mau ikut samaku. Yuk",Ganyu mencoba mengulurkan tangan Panji dan pergi kesuatu tempat hingga melihat kota kecil Liyue yang sangat indah baginya

Ganyu mencoba mengajak Panji kejembatan kota sambil menatap keindahan langit di negeri Teyvat yang dipenuhi bintang-bintang terang berwarna putih bahkan, suara merdu Yun Jin mulai terdengar dari samping untuk menghibur Panji dan warga kota Liyue. Lalu, Panji melihat Keqing yang berada disamping kiri Panji lalu, Ganyu disebelah kanannya Panji yang melihat pemandangan indah tersebut.

"pemandangan yang indah ditempat ini Kak",ucap Panji yang begitu senang melihat pemandangan langit

"kau tidak tidur Panji? Besok mau bertanding lagi",ujar Keqing kepada Panji

"iya aku tau Kak, besok mau bertanding ke-3 nanti",jawab Panji sambil melanjutkan untuk melihat pemandangan indah dimalam hari

"Panji, sebaiknya tidur saja. Nanti kan kesananya jam delapan pagi",ujar Ganyu yang telah melihat pemandangan indah dari atas

"bentar dulu Kak, aku belum puas melihat pemandangan indah di atas sana",jawab Panji yang masih menempel tiang pagar jembatan yang terbuat dari kayu

"Hmmm, baiklah Kakak juga mau disini bersamamu",ucap Ganyu hingga melihat Keqing pergi kesuatu tempat sambil berkata,"yaaah aku pergi dulu kekantor dulu ya Ganyu, sepertinya masih banyak pekerjaan lainnya di kantor",ucapnya sambil pergi meninggalkan Ganyu dan Panji yang sedang menikmati pemandangan langit yang indah

Begitu Keqing pergi, Ganyu pun berada dibelakang Panji sambil merangkulnya hingga dagunya menempel di atas rambut Panji hingga memeluknya, walaupun dia tidak tau bahwa Panji sedang mendengar nyanyian Yun Jin di sebelahnya. Lalu, memandang langit ke atas membuat Panji mengkhayal sesuatu dari udara dimana dia melihat atau merasakan sesuatu dengan nyanyiannya. dengan khayalannya Panji yang berada di tempat-tempat kegelapan berwarna biru dongker, sambil melihat cahaya kecil yang merupakan bintang malam yang indah hingga muncul seberkas cahaya putih lewat bunga teratai. Panji terkejut melihatnya bahkan, dengan tatapan manis ke arah Panji dan wujudnya pun muncul seorang wanita muda seumur Ningguan. Lalu dia hanya menatap saja kearah Panji kemudian, kedua tangannya pun memegang pundak Panji yang sedang tatapannya kosong bahkan, dia mengeluarkan cahaya biru ditelapak tangannya.

Panji kebingungan melihat sikapnya seorang perempuan yang misterius, lalu cahaya biru mulai menghilang sambil menatapnya senyum ke arah Panji yang sudah sadar di tempat malam, lalu dia berkata kepada Panji,"kau memiliki kekuatan yang sama dengan Ganyu",kata-kata tersebut membuat Panji mengerti tentang ucapan terakhirnya dari perempuan yang misterius, namun dia berkata lagi dengan suara angin ke dalam telinga Panji,"kau sangat kuat dan dilatih olehnya anak muda. Tapi, bencana mulai datang begitu cepat dengan melintasi waktu yang sangat misterius dimana kau berada dan ditempat ini yang kau injak",ujar seorang perempuan hingga berkata lagi sebagai kata terakhirnya,"kau yang bisa mengalahkan dia mau ikut denganku anak muda? Kekuatanmu..... melebihi para Archon maupun dunia lain karena, alam semesta sebagai saksi untuk melihatmu. Keadilan berada di tangan takdirmu yang telah melihat kelamnya duniaku dan duniamu anak muda",ujarnya sambil menatap Panji dengan senyumannya sama seperti senyuman Ganyu ke arah Panji,"sekarang, kau kembali ketempat semula, anak muda bersama perempuan itu yang aku kenal menjadi dewasa dan membesarkanmu sama seperti aku sejak dia masih anak-anak",tambahnya sambil memanjangkan tangan kanannya hingga mengeluarkan cahaya putih kebiruan muda dan mengucap kata-kata terakhir,"kita akan bertemu lagi di belakang halaman rumahmu anak muda dan disenjata jembatan kota malam",perempuan tersebut menghilang membuat Panji menyadarinya.

Ganyu mencoba mendekatinya sambil membisikkan sesuatu ditelinga Panji dan berkata,"ayo tidur Panji, sudah malam nanti terlambat besok untuk bertanding",ujar Ganyu hingga mengajak Panji masuk kedalam kamar hingga tidur setelah mandi dan menggantikan pakaiannya

Keesokannya, dilapangan terbuka seluruh peserta tingkat SMP mulai pertama untuk bertanding bahkan, Panji bersama Ganyu, Hu Tao, dan Keqing melihat ajang perlombaan panahan tingkat SMP yang membuat Hu Tao kebingungan sambil menatap Panji dan berkata,"Panji... kau tidak ikut bertanding?!",ujar Hu Tao

"ikutan tapi, aku bagian siang. yang ada dilapang itu tingkat SMP Kak Hu Tao",ujar Panji kepada Hu Tao

"ooh, jadi lomba pemanah ada tingkat yang berbeda untuk masing-masing Panji?",ujar Keqing yang baru mengetahui lomba pemanah

"iya, dalam perlombaan pemanah mempunyai point jika mengenai bidiknya Kak, bahkan membedakkan tingkat dalam syarat mengikuti lomba pemanah, kaya aku.... aku tingkat dasar jadi ambilnya tingkat dasar, didepan sana tingkat menengah atau tingkat SMP begitu",jawab Panji mengenai lomba pemanah tingkat nasional

"sekarang peserta di sana itu, tingkat apa Panji?",ujar Hu Tao kepada Panji

"tingkat menengah Kak Hu Tao karena, masih banyak peserta yang ada disana Kak",jawab Panji kepada Hu Tao

"Panji, udah dimulai!!!",Ganyu memberi tau kepada Panji perlombaan pemanah sudah dimulai

"wah, yang benar Kak?",ujar Panji sambil melihat para peserta tingkat menengah sedang mengeluarkan anak panah kedepan

Seluruh peserta mulai melepaskan anak panahnya kedepan, bahkan mencari target dengan point tinggi, lalu mereka melihat gerak-geriknya alat pembidiknya sangat cepat yang sesuai dengan standarnya. Bahkan, ada beberapa peserta yang meleset maupun poinnya berada di bawah sepuluh pun ingin mendapat point di tempat bidiknya, serta serius dan fokus dalam membidik kedepan namun, beberapa menit kemudian wasit pun mengeluarkan suara peulitnya yang sudah usai berlomba. Lalu, para juri akan melihat hasil pembidik yang dilakukan para peserta untuk mendapatkan point besar ditingkat SMP.

"wah, cepat sekali waktunya ya Panji",ucap Keqing yang telah melihat lomba pemanah tingkat menengah

"iya, sekitar lima puluh menit saja sudah mendapatkan point bahkan, para peserta itu Kak, mereka cepat karena mengejar waktu maka dari itu, target membidiknya harus tepat Kaka agar bisa mendapatkan point besar",ujar Panji yang mengetahui tentang perlombaan pemanah tingkat menengah pada hari ketiga

"mungkin satu menit Panji",ujar Ganyu yang sudah tau tentang aturan lomba pemanah tingkat menengah

"oh iya Kak, satu menit bukan lima puluh menit hehehehehe",Panji malu dengan penjelasan tentang aturan lomba pemanah

"aaah, mana? Mana Panji? Seharusnya kau yang main dilapangan terbuka itu Panji, Aku mau melihat kamu untuk lomba",ucap Hu Tao yang tidak sabar melihat aksi Panji dalam lomba pemanah

"nanti Hu Tao",jawab Ganyu,"Panji bagian sore dalam lomba itu",tambahnya

"iya tapi, takutnya di pajukan menjadi pukul siang Kak Ganyu",ujar Panji,"soalnya tahun kemarin..... saat Ayahku ikut lomba ini bagian sore ternyata acara lomba pemanahnya di pajukan menjadi siang, suka seperti itu Kak",ucap Panji

"ooh, begitu? Aku baru tau tentang ajukan atau tidaknya Panji dalam lomba pemanah tingkat nasional",Ganyu yang tersinggung dan mengerti ucapan Panji

"sekarang, bagian kamu bukan",ucap Keqing kepada Panji

"peserta tingkat menengah Grup C akan segera hadir dalam perlombaan pemanah tingkat nasional",ujar sang pembawa acara laki-laki kepada seluruh para penonton

"wah grup C rupanya Panji",ujar Ganyu yang telah mendengar pembawa acara laki-laki tersebut

"iya, jadi kebagian sore rupanya Kak",ucap Panji yang telah mendengar pengumuman dalam pembagian jadwal lomba pemanah tingkat nasional

"jadi..... menurutku kita harus menunggu sampai sore kah?",ujar Hu Tao yang rauk mukanya kesal mendengar mereka berdua

"iya",jawab serentak antara Ganyu dengan Panji membuat Hu Tao terkejut mendengar mereka jawab serentak

"wah dijawab serentak rupanya Panji sama Ganyu, berarti kau suka sama Ganyu Panji",ujar Hu Tao dengan senyuman yang tajam kepada Panji

"aah, aku hanya..... anggapnya seorang Kakak bukan pacar, Kak Hu Tao selalu souzon saja",ucap Panji dengan rauk mukanya memerah

Hu Tao mencoba mendekatinya dengan cara apapun, hingga Panji berkata,"dasar, Kakak selalu paksa bukannya selalu percaya dengan omonganku?",ujarnya

"aaah, kau selalu bohong kepadaku. Aku tidak akan berhenti mengikutimu sebelum kau jujur kepadaku",ujar Hu Tao dengan tatapan serius kepada Panji

"baik! baik! Aku jujur..... aku suka sama Kak Ganyu lalu, Kak Keqing",jawab Panji kepada Hu Tao hingga Keqing terkejut mendengar ucapan Panji dan berkata,"kau suka sama aku, Panji?",tambahnya dari Keqing

"iya, lalu kau selalu maksa denganku tentang itu Kak Hu Tao",ujar Panji dengan sedikit tegas dan sedikit malu

"menarik tapi, kenapa tidak suka sama aku Panji? aku ini cantik",ucap Hu Tao sambil mengeluarkan gaya cantiknya ala Hu Tao

"aku jarang melihatmu Kak Hu Tao, mencarimu kemana-mana tidak ada bahkan ke tempat rumah pohon juga tidak melihat Kakak, yaaah mau cari kemana lagi Kak?",ucap Panji yang telah berkunjung sampai menyapa semua orang kecuali Hu Tao yang jarang ketemu dengan mukanya

"ooh, sekarang sudah ketemu kan Panji?",ucap Hu Tau sambil tersenyum ke arah Panji

"iya tapi hanya sebentar dibandingkan Kak Ganyu maupun Kak Xiao termasuk Kak Keqing dan Kak XIangLing disana bahkan, Yan Fei juga",jawab Panji

"aku.... aku selalu dihutan Panji, makanya kau harus pergi ke hutan malam hari",ucap Hu Tao dimana dia sering muncul didalam hutan

"ah tidak, kemarin malam, aku pergi ke hutan sendirian, tidak menemukan siapa-siapa Kak",jawab Panji,"tapi, sekarang juga boleh ikut untuk jalan-jalan",tambahnya

"wah, yang benar Panji?",ujar Hu Tao yang tercenang mendengar ucapan Panji

"iya tapi, nanti saja Kak",jawab Panji membuat Hu Tao marah

"apa?! Sekarang juga jalan-jalannya! Ayo, ikut dengan saya!",Hu Tao memaksa Panji untuk jalan-jalan

"eh, kemana?",ujar Panji sambil melihat Hu Tao memegang lengan Panji

"pokoknya, aku mau jalan-jalan sama kamu, Panji!!! Ayo!!!",Hu Tao marah karena sikap kurang enak dengan omongan Panji dan terpaksa jalan-jalan dengannya dengan cara paksa kepada Panji

"Aduuuh, Kakak..... Kak Hu Tao..... tunggu dulu..... jangan begitu kepadaku.....",ujar Panji yang mencoba melepaskan lengan ikatan dari Hu Tao

"eh! mau kemana Panji? Hu Tao?",Ganyu melihat mereka berdua yang sedang menarik tangan tampak seperti menarik tali tambang

"pokoknya..... kamu harus ikut Panji bersamaku.....",ujar Hu Tao yang mencoba mengajak Panji jalan-jalan bersamanya

"Kak! Aku pergi dulu sama Kakak Hu Tao yah",ujar Panji kepada Ganyu dan Keqing yang membuat Ganyu bingung dengan sikap Panji dan Hu Tao sangat berbeda dan tersenyum sambil berkata,"iya hati-hati ya dan jangan lupa sore kesini lagi",ujarnya dengan lemah lembut

"iya Kaka duh",lengan Panji terasa ingin ditarik oleh Hu Tao dan pergi dengannya

Hu Tao pergi keluar sambil menarik lengan Panji untuk jalan-jalan dan membeli makanan di siang hari dengan cuaca berawan, mereka berada di teras jajan bahkan, melihat semua orang sedang sibuk membeli barang maupun menjual barang bekas maupun barang yang masih baru. Lalu, Panji akan menarik lengan Hu Tao untuk pergi ke teras jajanan dimana tempat tersebut berupa restoran membuatnya kebingungan melihat tempatnya Panji yang sangat jauh berbeda dengan tempat dirinya hingga duduk di restoran tersebut.

"tempat apa ini Panji?",ujar Hu Tao yang melihat orang-orang sedang memegang handphone, laptop, dan berbicara dengan seseorang dengan teknologi lalu, melihat para pelayan sedang membawa makanan untuk pembeli

"ini restoran Kak, sama seperti Liyue berada walaupun ditempatku ada teknologi",jawab Panji kepada Hu Tao yang bengong mendengarnya

"oh, aku baru tau tempat ini....",ujar Hu Tao yang baru tau tempat restoran yang Panji pilih

Panji memesan makanan yang enak untuknya, mi goreng dengan kecap manis untuknya bahkan, Hu Tao mencoba rasa manisnya mie goreng pesanan Panji yang sedang menikmati yang sama dengannya,"bagaimana? enak tidak Kak Hu Tao?",ucap Panji melihat Hu Tao sedang menikmati mie goreng manisnya

"enak Panji, aku belum pernah merasakan enaknya mie goreng seperti ini Panji dan aku merasa puas dengan jalan-jalan ke kotamu",jawab Hu Tao yang senang dengan rasa mie goreng di restorannya

Setelah menghabiskan makanan mie goreng manis, mereka akan pergi jalan-jalan kembali sambil pergi ke stadium untuk demi Panji dalam perlombaan pemanah tingkat nasional lalu, Hu Tao tau bahwa Panji masih lolos. Sampai jam setengah tiga dimana Panji bertemu dengan Ganyu ditempat persiapan untuk memulai lomba pemanah, hingga Hu Tao berada di tempat kursi penonton bersama Keqing yang sudah disediakan baginya sementara Panji tetap fokus dan santai memandang Ganyu yang menjelaskan tentang lomba pemanah selanjutnya hingga mengerti aturannya.

"Sekarang Panji, jengan mengenai balon di bidiknya karena dapat nilai mines satu",ucap Ganyu yang menjelaskan tentang target yang harus dihindar

"baiklah, lalu apalagi Kak? Apa yang harus target dalam lomba memanah?",ujar Panji bertanya kepada Ganyu

"disana sudah disediakan balon warna warni, tapi hanya satu yang gak boleh ditembak dengan anak panahmu Panji, warna hitam",jawab Ganyu

"jadi..... hanya warna apa saja yang aku tembak.... boleh kecuali hanya satu, warna hitam",ucap kesimpulan Panji dari Ganyu

"iya, itu saja Panji tapi, kamu harus cepat karena, waktunya sekitar lima puluh detik",ujar Ganyu yang telah mengetahui tentang lomba memanah selanjutnya

"baik, aku mengerti",ujar Panji

"tapi satu hal yang kau ingatkan Panji, jangan terburu-buru dalam mengambil anak panah di belakang punggung, Panji",ujar Ganyu yang telah melihat gera-gerik mengambil anak panah di belakang punggung yang membuatnya terkejut

"iya Kak",ujar Panji kepada Ganyu hingga memeluknya dan pergi bersama para peserta lainnya

Panji meninggalkan Ganyu sebagai pelatihnya sambil pergi kelapangan terbuka dan melihat kedepan muncul alat pembidik yang sama dengan omongan Ganyu hingga pergi ke tempat duduk yang sudah disiapkan bagi para peserta. Panji melihat tempat duduk sampai tempat untuk para juri yang ada disampingnya, sementara itu Hu Tao dan Keqing melihat Panji yang berada di duduk ke lima bersama jurinya serta, melihat Ganyu yang sedang melihat Panji.

"hey lihat! Itu kan Ganyu, kenapa tidak menonton saja disini atau membantu Panji?",ujar Hu Tao yang melihat Ganyu sedang menatap kedepan atau melihat Panji yang siap untuk memulai lomba pemanah

"mungkin..... aturannya begitu, tidak seperti kemarin Hu Tao. Sekarang, setiap pendamping atau pelatih tetap berada di belakang untuk mengawasi dari apapun yaaah seperti pemanahnya rusak bisa diganti, begitu",jawab Keqing kepada Hu Tao

"ooh, begitu ya",ujar Hu Tao dengan mengerti sambil menatap Ganyu maupun Panji yang siap untuk memulai lomba memanah

Wasit memberi tahu aturannya tambahan karena tidak member kepada pendamping peserta maupun pelatih mereka tentang aturan tersebut, lalu beberapa menit wasit bersiap untuk memegang peluit dan memasukkannya kedalam mulut hingga bersiap untuk dibunyikan. setelah dibunyikan, seluruh peserta ada yang masih memegang anak panahnya hingga menariknya kebelakang hingga melepaskannya maupun anak panahnya sudah langsung dipegang dan menarik kebelakang dan melepaskannya ke arah salah satu balon warna warni. Panji tetap santai walaupun waktunya sempit sekitar lima puluh detik, Panji pun mengambil anak panahnya dari belakang hingga bersiap untuk melepaskan anak panahnya kedepan atau ke arah balon warna merah hingga berhasil mengenainya termasuk warna kuning dan hijau. Bahkan, Panji tetap fokus dan santai walaupun waktu masih berjalan sekitar tiga puluh lima detik sambil mengeluarkan satu anak panah ke arah balon ungu hingga mengenainya namun, di sisi lain salah satu anak panahnya telah mengenai balon hitam yang dapat mengurangi point hingga memanah selanjutnya. Panji tidak akan melihat mereka hanya fokus dan tenang sambil melepaskan anak panahnya kedepan hingga menghindar dari balon warna hitam, lalu Sembilan belas detik lagi dimana Panji berpacu dalam waktu tingga lima balon lagi yang harus dipecahkan olehnya, Ganyu melihat keseriusan Panji mulai terlihat hingga berkata,"tenangkanlah Panji, jangan terburu-buru untuk mengambil panah maupun memanah ke arah bidik!!!",ujar Ganyu yang teriak kepada Panji

Panji pun mendengarnya dan butuh ketenangan untuk melepaskan anak panahnya hingga mengenainya, lalu anak panah kedua yang hampir mengenai balon hitam karena angin dari samping sebagai pengganggu dalam lomba memanah tingkat nasional. Panji tetap santai dan mengetahui pergerakkan angin untuk bersiap-siap mengeluarkan anak panah lagi. sekitar 9 detik lagi dimana Panji akan mengenai tiga bidik lagi walaupun angin sebagai musuh kedua bagi para peserta untuk menghadapinya, Bahkan salah satu peserta di sampingnya telah berhasil dalam posisi pertama walaupun poin yang dimilikinya tidak diketahui oleh peserta lalu, disusul peserta lainnya lagi yang telah menyelesaikan membidik balon warna warni. Panji mendengar tiga detik dalam satu anak panah yang siap untuk dilepas hingga berhasil mengenai balon warna biru dan perlombaan tersebut sudah selesai. Seluruh juri melihat hasil point maupun balon hitam yang pecah yang diartikan pengurangan point, Panji melihat juri sedang berjalan kedepan bahkan menilai semua jumlah poin tersebut.

Ganyu datang kepada Panji dan berkata,"baguslah Panji, sepertinya tidak ada balon hitam yang mengenainya",ujar Ganyu dengan senyumannya ke arah Panji

"Hmmm, iya Kak dan untung saja waktu sama target hampir pas satu detik",ujar Panji yang telah membaca waktu sambil membidik balon pelangi

Para peserta maupun pendamping atau pelatih pergi meninggalkan lapangan, Panji dan Ganyu bertemu dengan Hu Tao dan Keqing di tempat ruang peserta lomba memanah hingga Hu Tao berkata,"keren Panji, kau hebat telah mengumpul berapa point?",ujarnya

Panji melihat selembar kertas yang tertera didinding hingga seluruh peserta terkejut melihat babak kedua tersebut ada tiga orang yang bisa masuk ke babak eleminasi, semua point bagi peserta ada yang gugur karena terkena balon hitam bahkan, pointnya ada yang sama oleh salah satu peserta maupun meleset ke arah balon warna warni. Panji melihat posisi lima dan dikatakan masuk kedalam babak eleminasi sambil melihat dua peserta yang ada di posisi kedua dan kesatu masuk kebabak eleminasi.

"waaah, mereka pasti menang untuk melawanku Kak",ujar Panji yang selalu merendahkan diri

"jangan begitu Panji, kau sudah berusaha sekuat tenagamu untuk membidik, yang penting kau harus tenang dalam membidiknya Panji dan jangan terburu-buru untuk mencari target ataupun mengambil anak panah di belakang punggung",ucap Ganyu yang tau sikap Panji merasa takut dalam menghadapi lomba memanah maupun rendah diri

"iya",Panji yang semangat karenanya,"aku mulai semangat lagi Kak!!!",tambahnya

"Kakak bangga kau punya kemajuan tapi, jangan merendahkan diri setelah berada di babak final Panji, sekarang ada aku disini untuk mendorongmu mengikuti lomba ini kan Panji?",ucap Ganyu yang melihat Panji yang rauk mukanya bersemangat

"iya, aku mulai semangat sekarang karena Kakak, melatihku menjadi maju",ucap Panji dengan senang selain semangatnya dalam berlomba untuk besok

"Panji, ayo kita pulang",ucap Keqing yang mengajak Panji untuk pulang kerumah lewat teleportasi

Mereka akan pergi meninggalkan stadion, namun dibelakangnya muncul seorang laki-laki yang misterius dengan tatapan serius ke arah mereka walaupun Ganyu dan lainnya tidak melihat kebelakang hingga dia berkata,"jadi mereka ya? Datang dengan alat teleportasi sampai ke titik bumi rupanya hmmm, akan aku serang mereka",ujar seorang laki-laki misterius dengan memakai jas hitam dengan mengeluarkan tatapan senyum yang tajam". Begitu sampai didepan rumah Panji dengan cepat sambil masuk kedalam rumah dan bertemu Yuan Fei yang berada di ruang makan yang sedang makan sendirian, namun Yunjin dan Chongyun datang dari Liyue.

"wah, bagaimana Panji? mau masuk kefinal ya?",ucap Yan Fei dengan senang melihat kehadirat Panji yang sedang mengikuti lomba memanah

"aku lolos Kak, aku masuk ke final besok",jawab Panji dengan senang kepada Yan Fei

"syukurlah, kau bisa masuk ke final, Kakak tidak bisa datang kesana Panji karena, banyak pekerjaan milik Ganyu dan Keqing bahkan, dibantu oleh Qiqi Ganyu",ucap Yan Fei yang senang mendengar ucapan Panji dalam lomba memanah

"waah, ternyata kalian lagi gimana Panji, lolos tidak?",ujar Xiangling sambil membawakan makanan untuk Panji dan lainnya yang pulang dari stadion

"iya aku lolos Kak, besok masuk final",jawab Panji dengan gembira kearah Xiang Ling

"syukurlah Panji, aku bangga sekali. Kau sudah masuk kefinal dalam lomba itu",ujar Xiangling sambil menyimpan makanannya kemeja makan

Akhirnya mereka makan bersama-sama lalu, Ganyu berada disamping Panji hingga Hu Tao berada disamping Yan Fei dan berhadapan dengannya sementara Keqing berada disamping kiri Panji yang sedang melahap udang crispy gulung buatan Xiangling. Malamnya, setelah menyantap makanan buatan Xiangling mereka pergi ke Liyue termasuk Xiangling yang pergi ke kantin hingga melihat pesanan para pelanggan berdatangan, sementara itu Panji dan Ganyu tetap di kamar tidur hingga Panji berkata,"Kak",ucap Panji memanggil Ganyu dengan pelan hingga dia mendekati Panji dan menjawab,"apa Panji? Kok sedih?",ujarnya

"Kakak, nanti..... Mamah tidak pulang",ujar Panji dengan sedih

"kenapa? ada Kakak disini?",ujar Ganyu sambil mendekati Panji dan memanjanya

"Aku bingung Kak, siapa yang mau ngambil rapot besok? Kakak bisa ngambil rapotku Kak? Kata Mamah sama Kakak yang bisa ngambil buku rapotku di kelas, bisa tidak Kak?",ujar Panji dengan nada sedih

"bisa Panji biar nanti Kakak yang ngambil rapotmu di kelas, oh iya sudah beres ya ujiannya",ujar Ganyu yang baru sadar akan bagikan rapot punya Panji sambil merangkul dan tidur bersama Panji,"tenanglah Panji jangan banyak pikiran dan bebanmu akan terpengaruh dengan lombamu, Panji",ucapnya sambil tidur bersamanya

***