webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

16. LISA YANG TERLUPAKAN

Disuatu kamar, Panji mengerjakan tugas dari sekolah bahkan, menghadapi kesulitan tentang matematika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya membuat Panji pun akan menghadapinya. Lalu, Panji mengerjakan soal IPS setelah mengerajakan matematika yang sangat sulit baginya hingga usai mengerjakkannya namun, di luar rumah seorang perempuan mencoba mengetuk pintu dengan memencet alarm rumah. Rosa pergi dan mencoba membukakan pintu tersebut dan melihat seorang perempuan berusia tiga puluh tahun masuk kedalam rumah dan perempuan tersebut mengenali Panji dari sejak Taman Kanak-kanak hingga Rosa kaget melihatnya.

"assalamualaikum, eeh Rosa sudah lama tidak berjumpa denganmu",ujar sang perempuan misterius tersebut

"eeh, Ibu Lisa ya?",ujar Rosa dengan terkejut melihat kehadirat Lisa

"yaaah, gimana kabarmu sehat?",ujar Lisa sambil salam dan duduk di atas tempat duduk tamu

"Alhamdulillah, sehat",jawab Rosa dengan lemah lembut

"Hmmm, sudah lama tidak berjumpa lagi dirumahmu Rosa. dan aku turut duka cita atas kematian suamimu dimedan perang",ujar Lisa dengan membela sungkawa atas kematian Aji

"iya,terimakasih Bu Lisa",ujar Rosa dengan senang melihat Lisa

"lalu, bagaimana pekerjaanmu hari ini Rosa?",ucap Lisa menanyakan pekerjaan Rosa

"haaah, saya.... sebagai fashion diluar kota, Bu Lisa",jawab Rosa kepadanya

"baju batik?",ucap Lisa kepada Rosa keingin tahuan tentang fashion yang di tampilkan

"tidak, selain itu..... aku mendesain pakaian sederhana dengan modern, mau lihat?",ujar Rosa ingin mengajak Lisa memperlihatkan pakaian fashion buatannya

"aaah, tidak aku udah pernah melihat lewat website mu Rosa, lalu bagaimana dengan Panji? Sudah lama tidak ketemu dari TK",ujar Lisa yang ingin mendengar tentang Panji

"oooh, Dia ada di atas dan sudah masuk SD Bu",jawab Rosa dengan tertawa sedikit

"Hahahaha, iya aku melatih pemanah",ujar Lisa,"dan dia langsung pergi begitu",tambahnya

"iya mungkin kau menakuti putraku sehingga dia berhenti latihan pemanah",ujar Rosa mengingat Panji ingin pergi latihan pemanah dari Ayah yang sudah tau tempat latihan pemanahnya hingga memanggil Panji,"Panji! Panji!",ujar Rosa dengan teriakkan memanggil putranya

"iya mah?",pergi kebawah sambil melihat Lisa dan Rosa

"eeh Panji! masih ingat aku tidak?",ujar Lisa sambil salam dengan Panji

"aaah, Bu Lisa ya?",ujar Panji dengan sedikit tegang melihat Lisa

"masih ingat ya Panji, kau selalu kabur dalam latihan pemanah ya?",ujar Lisa mengingat masa lalu Panji ingin latihan pemanah darinya

"aaah, itu.... sudah berlalu Bu hahahaha",ujar Panji dengan rasa malu, tentang latihan pemanah yang selalu kabur karena kena marahnya Lisa

"mau latihan lagi tidak Panji? sudah banyak anak-anak lagi latihan pemanah Panji",ujar Lisa ingin mengajak latihan pemanah bersamanya

"aku..... tidak Bu",jawab Panji malu-malu karena, mengingat kejadian masa kanak-kanak Panji

"tidak apa-apa kalau tidak mau ikut, itu terserah Panji",ujar Lisa sambil tersenyum kepadanya

"nah Panji isikan semua gelas plastic ini ya?",ujar Rosa sambil mengambil keranjang pengisi air gelas minum hingga melihat Panji membawanya dan pergi meninggalkan dirinya

Panji pergi sambil membawakan keranjang air gelas didalam kardus hingga, pergi dan menyimpannya di atas meja tamu hingga Lisa langsung mengambilnya setelah Panji meletakkan keranjang air gelas. Lalu, Panji pergi untuk melanjutkan dalam tugas rumahnya yang lebih muda dulu kalau susah, dibantu sama Ganyu untuk membereskan tugas rumah Panji namun, Panji telah menulis atau mengerjakan tugas dan dikumpulkan nanti. Setelah itu, tiba-tiba saja, Ganyu datang sambil memandang Panji yang sudah menyelesaikan tugas rumah hingga Ganyu duduk di atas kasur Panji sambil melihat Panji yang sedang membereskan seluruh buku-buku tugas serta membereskan buku yang akan dibawa kesekolah hingga Ganyu merasa senang.

"Panji, kau disini ya?",ujar Ganyu sambil duduk di atas kasur Panji

"iya Kak, aku habis mengerjakan tugas sekolah dirumah",jawab Panji kepada Ganyu

"ooh, mau pergi sama aku tidak Panji?"ujar Ganyu sambil tidur di atas kasur yang empuk,"disini enak sekali Panji",tambahnya

"iya Kak, Kakak juga pernah tidur disini kan sama aku?",ujar Panji kepada Ganyu yang telah melihat Ganyu tidur disebelahnya

"oh iya, Kakak pernah tidur waktu libur semesterkan?",ucap Ganyu dengan senyum kepadanya

"iya, mau kemana sekarang Kak?",Panji yang ingin tau kemana-mana dalam jalan-jalan keliling atau ketempat lainnya

"yuk,ikutlah sama Kakak",ujar Ganyu sambil pergi kedalam lemari

"Panji! Ganyu! Sini!",ujar teriak Rosa memanggil nama mereka berdua

Mereka turun kebawah untuk menemui Rosa yang telah mengajak bicara bahkan, Ganyu melihat tamu perempuan yang sedang duduk dan meminum gelas air putih, bahkan Panji pun ikut kebawah. Lisa merasa heran melihat Ganyu, lalu melihatnya duduk di atas kursi tamu bersama Panji hingga membuat Ganyu kebingungan melihatnya sambil salaman kepada Lisa hingga Lisa senang melihat Ganyu.

"ooh, kau kan Ganyu?",ujar Lisa heran melihat wajahnya,"aku pernah melihatnya di layar apa gitu",tambahnya

"aaah, iya itu namaku",jawab Ganyu kepada Lisa

"jadi, kau melatih Panji, Ganyu?",ujar Lisa melihat Ganyu

"iya, dia suka latihan sama aku",jawab Ganyu dengan merasa heran dengan sikap Lisa

"syukurlah, dulu Panji melatih pemanah sama aku tapi, dia ketakutan saat aku melatih dia",ujar Lisa member tau tentang dirinya seorang pelatih pemanah Panji

"oh, iya aku baru tau",ujar Ganyu

"baru tau ya? Dulunya Panji sangat senang latihan pemanah di tempatku dan sekarang, udah banyak anak-anak disana Ganyu",ujar Lisa

"dulunya Panji latihan sampai dia.... tau Bu?",ucap Ganyu dengan tatapan heran kepadanya

"iya dulu Panji sangat suka memegang pemanahku...."

Lisa menceritakan tentang masa lalu Panji, dimana Panji di waktu umur kanak-kanak, dia sudah berani memegang pemanah milik Lisa saat Lisa ikut lomba pemanah di lapangan bahkan, dia melihat Panji merasa sedih karena pemanah miliknya diambil bahkan digunakan untuk lomba. Lisa, mencoba memfokuskan anak panah kedepan bahkan, anak panah tersebut sedikit ke arah samping kiri bahkan, hampir mengenai lingkaran kecil berwarna merah hingga Lisa merasa senang namun, disisi lain salah satu penantangnya yang telah mengalahkan Lisa. Lisa menjadi juara kedua karena, dikalahkan oleh pemanah dari daerah tertentu namun, saat setelah mengambil pialanya, dia melihat seorang anak laki-laki kecil yang mencoba memegang anak panah miliknya hingga Lisa kaget dan mencoba untuk menarik pemanah miliknya namun, anak laki-laki tersebut, Panji menangis karena cara menghindar darinya sangat tidak sopan. Kemudian, datang Aji yang merupakan seorang pemanah yang handal namun, pemanah miliknya sudah rusak. hingga Aji menggendong Panji agar tidak menangis gara-gara Lisa yang mencoba menyingkirnya.

"maaf Bu, dia putraku masih anak-anak",ujar Aji yang sedang merayu Panji agar tidak menangis lagi

"tidak apa-apa Tuan, dia suka memegang pemanah milikku",ujar Lisa dengan malu melihat Panji menangis

Aji membawa Panji pergi serta meninggalkan Lisa yang sedang memegang pemanah dan memasukkannya kedalam kantong untuk pemanah, lalu pergi dengan taksi online, lalu menjelang pagi di keesokannya dimana Lisa pergi keluar sambil latihan pemanah namun, disampingnya Panji sedang menggoes sepeda melihat Lisa sedang latihan di belakang halaman rumahnya. Lalu, Dia sedang memfokuskan titik merah yang merupakan target yang benar dalam memanah hingga Panji ingin melihatnya.

"Tante, lagi latihan pemanah bukan?",ujar Panji kepada Lisa

"iya, kenapa? mau memegang pemanah Tante lagi?",ujar Lisa dengan sedikit marah kepada Panji

"yaaah, padahal aku ingin latihan sama Tante",ucap Panji yang sedang sebal melihat tingkah laku Lisa yang sedikit marah

"kenapa tidak sama Ayahmu, Panji? Ayahmu juga seorang pemanah juga,"ucap Lisa dengan rauk muka setengah marah, setengah fokus, dan setengah senang

"karena..... Ayahku pergi Tante. bolehkah aku latihan sama Tante?",ujar Panji yang mencoba keingin tahuan tentang pemanah

"haaah, boleh. Tapi, udah bilang dulu belum sama Mamah?",ujar Lisa kepada Panji kecil

"aku.... bilangin dulu ya?",ujar Panji sambil pergi dan menggoeskan sepeda dengan cepat hingga sampai dirumahnya sambil menemui Lisa setelah membolehkan Panji untuk ikut latihan pemanah sambil menemui Lisa diluar rumah,"Tante Lisa!",ujar memanggil Lisa

"ooh, sudah bilang belum ke mamah, Panji?",ujar Lisa dengan curiga dengan Panji yang belum bilang kepada Rosa

"sudah Tante, aku sudah bilang kepada Mamahku. Mamahku boleh latihan sama Tante",jawab Panji melihat rauk muka Lisa yang tidak percaya dengan ucapannya sambil melihat dia menelepon Ibunya Panji hingga melihat rauk muka Lisa dengan kaget bahwa, Panji dibolehkan Mamahnya untuk ikut latihan sama Lisa

"hmmm, kau boleh latihan sama Tante. Tapi, jangan memanggil Tante ingat itu Panji",ujar Lisa hingga pergi kedalam rumah sambil mengajak latihan memanah

Panji melihat piala milik Lisa yang sudah mendapat piala dari rasa kecapean yang mendalam bahkan, latihan pemanah setiap harinya membuat Panji takjub melihat prestasinya walaupun tidak mengerti tentang piala tersebut. Lalu, Panji melihat Lisa pergi kebelakang halaman rumah sambil mempersiapkan latihan pemanah sendirian hingga Panji hanya melihatnya saja daripada berlatih ingin memanah sama seperti Lisa. Lalu, anak panah tersebut telah mengenai sudut biru hingga mendapatkan poin 35 hingga Lisa kurang senang bahkan, mencoba lagi untuk kedua kalinya dan mengenai lingkaran berwarna kuning yang merupakan poin 20 hingga Lisa mencoba menahan rasa amarahnya karena, takutnya Panji menangis. Lalu, Panji mencoba memegang pemanah milik Lisa bahkan, Lisa kaget melihat Panji mengangkat pemanah miliknya dimana pemanah tersebut telah dipakai lomba kemarin hingga dia melarang untuk memegang pemanah tersebut.

"tidak boleh nak! tidak boleh memegang pemanah milikku sayang!",ujar Lisa yang mencoba menahan rasa emosi terhadap Panji

"Kakak! Aku ingin memegang dan ingin mencobanya!",ujar Panji yang merasa ingin memegang pemanah milik Lisa hingga melihat pemanah tersebut terlepas ditangannya dan disimpan ditempat yang aman dari Panji yang masih kanak-kanak

"huh, ini",ujar Lisa sambil memberi mainan pemanah untuk Panji yang masih dibawah umur,"kau masih anak-anak, jangan memegang panah punya Kakak ya?",ujar Lisa yang mencoba menahan amarah kepada Panji yang masih Kanak-kanak hingga melanjutkan latihan pemanah

Panji memegang mainan pemanah tersebut, hingga mencoba untuk menargetkan ke arah depan namun, serangan yang dilakukan Panji tidak kena karena penarik anak panah sangat sederhana dan tidak membahayakan anak kecil. Lalu, Lisa kaget melihat Panji yang tiba-tiba saja menangis karena anak panahnya tidak sampai ke arah depan hingga Lisa mencoba meletakkan anak pemanahnya tepat di tempat pembidik anak panah hingga Lisa merayu Panji sambil melihat anak panahnya tepat sasaran namun, dia menangis.

"eeh, Panji anak panahmu telah mengenai sasaran",ujar Lisa sambil menggendong Panji dan melihat anak panahnya sudah sampai di tempat pembidik bagian tengah namun, anak panah mulai terlepas dan menangis,"duh jangan menangis Panji",tambahnya

Lisa mencoba mengantar Panji kerumahnya namun, Lisa kaget dirumahnya menemukan sepucuk surat berupa menjaga anak saya, Panji. Karena sibuk dengan pekerjaan, membuat Lisa mencoba menghadapi rasa hidup punya anak seperti Panji tanpa kedua orang tuanya yang sedang sibuk menjalani tugasnya. Lalu, begitu membawa Panji kerumah hingga tangisan Panji mulai menghilang hingga Lisa mencium Panji karena, sudah berhenti menangis.

"eeh, gak menangis lagi ya",ujar Lisa memberikan senyuman untuk Panji

"Kakak, aku ingin bisa memanah!"ujar yang cerewet ingin bisa memanah dengan mainan pemanahnya

"boleh, sini manak pemanah punya kamu",ujar Lisa sambil memegang tangan Panji yan legi memegang pemanah hingga menarik salah satu lengan kanan Panji hingga menyuruh Panji melepaskan anak panah ke depan hingga mengenai tempat pembidik panah dengan jarak dekat

"waah, Kakak hebat!",ujar Panji yang masih kanak-kanak tidak tau bahwa anak panah yang dikeluarkannya ke arah atas, bukan ke datar

"walaupun dia tidak tau apa-apa, aku harus mengawasinya",ujar Lisa didalam hati sambil memberi cara untuk memanah dengan mainannya

Lisa memberi tau cara untuk memanah yang benar walaupun Panji tidak tau apa-apa soal memanah dengan bentuk mainannya, hingga Panji hanya memangkukkan kepalanya kebawah atau mengerti cara memanah dengan benar. hingga tak lama kemudian, Panji melihat anak panahnya mengenai sasaran ke atas hingga Lisa senang melihat Panji tidak sedih lagi bahkan, mencoba lagi hingga ke arah tempat pembidik milik Lisa hingga membuatnya khawatir dengan Panji dengan sasaran ke depan. Namun, Panji berjalan kedepan untuk mengatur jarak antara tempat pembidik dengan sasaran anak panah mainannya dengan jarak dekat hingga Lisa senang melihat aksi lucunya Panji masih kanak-kanak menggerakkan anak panah ke arah tempat pembidik hingga tidak mengenainya membuatnya cemberut. Lalu, Lisa hanya memandang Panji sebagai pelawak dimana kelakukan Panji terus dicoba dan dicoba untuk bisa mengenai lingkaran dengan jarak dekat bahkan, lucunya anak panah mainannya menempel di atas kepala hingga muda dilepaskan hingga mencobanya lagi hingga mengenai sasaran lingkaran warna kuning membuat Panji senang sambil mencopotnya lagi.

Panji sangat senang memainkan anak panah dari hadiah Lisa yang tidak membahayakan Panji, bahkan Panji mencoba memanah lagi ke arah lingkaran merah dan tak lama kemudian, anak panah tersebut sudah mengenainya hingga jatuh lagi. Bahkan, senang, Lisa melihat Panji senang dan main asyik di rumput hijau dengan tempat pembidik untuk latihan pemanah hingga anak panah mainannya ke atas hingga Lisa kaget melihat kejadian tersebut dan mencoba untuk menyelamatkannya namun, saat Lisa lari tiba-tiba, tubuhnya merasakan ingin jatuh karena kaki kanan lisa terkena batu yang ada ditanah. hingga terjatuh bahkan, Panji melihatnya serta mainan anak panah terkena kepala Lisa hingga wajah Lisa menjadi kotor sambil menatap Panji dengan kekesalannya kepadanya.

"dasar! Membuatku menjadi kaget!",ujar Lisa sambil berdiri sambil membersihkan wajah yang kotor hingga meninggalkan Panji sendirian di dekat tempat pembidik

Panji sedang menarik anak panahnya ke suatu tempat dan anak panahnya mengenai dinding pagar kayu hingga lari untuk mengambil anak panah yang menempel, lalu pergi kebelakang bahkan duduk di kursi kayu serta menyimpan anak panah. Namun, Panji melihat busur panah milik Lisa yang asli hingga mencoba memegang panah tersebut yang masih utuh sambil memegang tali penarik anak panah. Panji mencoba mengangkat panah tersebut hingga siap untuk menarik anak panah yang sangat dekat dengan tali penarik anak panah sambil melepaskannya walaupun tidak jauh membuat Panji tidak senang. Lalu, mencobanya lagi, Panji tetap memegang anak panah di depan tali penarik anak panahnya, kemudian begitu dilepaskan anak panah tersebut ke atas dengan mengenai lingkaran merah sebagai point tertinggi membuat Panji merasa senang. Bahkan, mencoba lagi hingga Lisa heran dan kaget melihat Panji mencoba menggunakan anak panah miliknya membuatnya panik karena, pemanah miliknya ditangan Panji bahkan, Panji melepaskan anak panahnya saat Lisa sampai di dekat Panji sambil memegang pemanahnya dan mendengar suara kaca jendeal pecah hingga Lisa gemetar sambil melihat Panji yang hanya bengong doang dimana, anak panahnya mengenai sesuatu di tetangga sebelahnya namun, Lisa tidak berani untuk tanggung jawab dalam masalah anak panah. Lisa pun pergi dan tidak tahan untuk tanggung jawab terhadap tetangganya karena, ulah Panji yang selalu membuatnya masalah. Sampai sore, Lisa hanya terdiam dirumah hingga melihat warga yang mendengar tentang panah misterius di samping rumah Lisa mengenai kaca jendela, bukan mengenai warga di sebelah rumah Lisa. Lisa tidak mau percaya apa-apa bahkan, Panji kebingungan melihat Lisa ketakutan akan dihajar oleh orang lain hingga Panji mendekat namun, Lisa memberikan senyuman untuknya sambil memeluknya sebagai tanda meminta maaf untuknya. Lalu, Lisa menyuruh Panji untuk segera pulang kerumah walaupun Panji tampak kebingungan dan pergi kerumahnya hingga sampai didepan rumah dirinya di depan pintu pagar yang tidak terkunci membuat Lisa senang melihat Panji sudah menemui kedua orang tuanya bahkan, Lisa pergi dan merasakan dirinya bersalah. Lisa merasakan ikhlas di dalam dirinya, lalu Lisa pergi kedalam rumah sendirian tanpa pacar karena, belum punya pacar. Dari tahun ke tahun telah berlalu, Lisa pun sudah puas ceritanya dari masa lalunya Panji yang masih kanak-kanak dan selalu bisa memegang pemanah miliknya membuat Lisa senang karena, Panji sudah dipegang oleh Ganyu.

".... itulah ceritanya, Panji selalu mengambil pemanah milikku, Ganyu",ujar Lisa dengan senyumannya hingga menatap Panji yang wajahnya memerah karena mengingat masa lalunya

"yaaaah, itukan dulu sekarang tidak juga kan Kak?",ucap Panji sambil menghadap Ganyu

"ahahahaha, iya sih tapi jangan nakal Panji, tapi kau sudah berubah pikiran kan?",ujar Ganyu yang rasa senang mendengar cerita darinya

"kaulah yang bisa menjaga Panji, Ganyu. Hmmm hari sudah berganti, waktu telah berlalu",ujar Lisa sambil menghadap ke arah jendela melihat bulan purnama yang indah baginya sambil menghadap Panji dan Ganyu,"bulan purnama yang indah bagiku",tambahnya hingga pergi keluar sambil membawakan kotak untuk Panji dan Ganyu,"Panji! Ganyu! terimakasih, aku sudah mampir kesini melihat kalian berdua, bahkan Panji, kau sudah tumbuh gede",ujar Lisa dengan senyumannya yang sama dengan senyuman di masa lalunya

"iya Kak Lisa",jawab Panji dengan pelan

Ganyu membuka kotak peti tersebut hingga menemukan sebuah panah berukuran besar untuknya berwarna putih tulang bergaris biru muda di bagian depannya serta lingkaran tampak seperti mutiara biru keputihan hingga muncul Qilin secara tiba-tiba membuatnya heran dan senang mendapatkan pemanah baru. Lalu, Panji pun sama dengan berbentuk persegi dari samping kiri maupun kanan untuk menahan anak panah dari bengkok, bahkan melengkung ke atas sampai bawah dan sesuai dengan keseimbangan para pemakai memanah serta ukurannya yang pas untuk digunakan olehnya serta dengan warna hitam di atas dan dibawah namun, di tengah berbentuk prsegi panjang sama dengan warna pemanah milik Ganyu serta dihiasi dengan bela ketupat biru muda di tengahnya membuat Panji senang mendapatkan pemanah dari Lisa.

"terimakasih Kak Lisa",ujar Panji kepada Lisa yang senang bisa memegang pemanah barunya

"kalian senang ya? Kakak juga ikut senang melihat kalian, karena kalian cocok pemegang pemanah",jawab Lisa dengan halus

Sampai menjelang Isya, Ganyu, Panji, dan Rosa melihat Lisa untuk pamit dari rumah Panji bahkan, Lisa melambaikan tangan kepada mereka bertiga dirumah Panji, lalu Lisa pergi setelah melambaikan tangan dan mengucapkan salam berpisah kepada mereka. Lalu, Ganyu membawa Panji kedalam rumah sambil masuk kedalam lemari untuk bersenang-senang serta mencoba untuk latihan dengan pemanah dari Lisa. namun, Lisa berbalik kebelakang bahkan, melihat ke bulan purnama yang sangat cerah hingga Lisa menghilang dan mengucapkan kata-kata terakhirnya untuk Panji dan Ganyu.

"selamat jalan Panji! Kakak senang melihat kamu bisa memanah dengannya, selamat tinggal Ganyu! Engkau sudah dijanjikkan takdir ini, aku serahkan kepadamu, menjaga Panji",lalu tersenyum dan tiba-tiba Lisa merupakan se sosok arwah pemberi tau atau pemberi sesuatu untuknya hingga menghilang sebagai tanda terimakasih dan salam terakhir saat cahaya bulan purnama sudah menghilang karena, tertutup awan hitam dimalam hari.