webnovel

Chapter 03 : Informasi & Mondstadt

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, kini giliran Déndro yang memutuskan untuk mengajukan berbagai macam pertanyaan kepada Collei, yang dari sudut pandang Collei sendiri, pertanyaan-pertanyaan itu terdengar sangat aneh, seakan-akan pria berambut hijau itu bukan berasal dari Dunia ini.

Intinya sih, hal-hal inilah yang di dapat oleh Déndro, setelah dirinya bertanya mengenai berbagai macam hal kepada Collei.

Untuk yang pertama, seperti yang sudah dirinya pikirkan dari awal, kalau Dunia ini memang bukanlah Dunia asalnya, melainkan suatu Dunia lain yang memiliki nama Teyvat, yang mana Dunia Teyvat ini sepertinya terbagi ke dalam tujuh wilayah yang berbeda, di mana pada masing-masing wilayah tersebut, mereka di pimpin oleh seorang Archon, atau lebih mudahnya sih di sebut sebagai seorang Dewa, yang setidaknya mewakili salah satu elemen unsur yang ada di Dunia ini.

Dan, sepertinya mereka saat ini sedang berada di wilayah dari Anemo Archon, lebih tepatnya lagi di dekat Dawn Winery, yang adalah pabrik anggur paling besar yang ada di seluruh wilayah ini, atau bahkan mungkin di seluruh Dunia.

Ngomong-ngomong, wilayah ini sepertinya memiliki nama Mondstadt, yang juga merupakan nama kota inti dari wilayah tersebut, simpelnya sih Ibukota, dengan Archon yang memimpinnya sendiri memiliki nama Barbatos, dan mereka sepertinya memuja dekrit kebebasan di atas segalanya, serta organisasi yang memimpin dan mengatur wilayah ini memiliki nama Knight of Favonius.

Di dekat wilayah Anemo Archon ini pun, yang sepertinya wilayah ini sendiri berada di ujung timur laut dari Teyvat, sepertinya wilayah ini pun berbatasan langsung dengan wilayah dari Geo Archon, yang berbanding terbalik dengan Monstadt yang memuja kebebasan di atas segalanya, sepertinya wilayah dari Geo Archon ini, yang lebih di kenal sebagai Liyue, dengan Ibukotanya sendiri adalah Pelabuhan Liyue, mereka di kenal dengan dekrit pemujaan mereka terhadap kontrak di atas segalanya.

Dimana, selain berbeda dalam hal itu, kedua wilayah ini pun memiliki perbedaan besar dalam hal Archon yang mereka sembah, yang sementara Anemo Archon sendiri memutuskan untuk pergi dan tidak ingin mencampuri urusan dari orang-orang yang ada di wilayahnya, hingga terkadang membuat orang-orang berpikir kalau negeri tersebut di tinggalkan oleh Archon mereka, Liyue sendiri, di sisi lain, sepertinya Archon yang memiliki wilayah itu selalu akan muncul setahun sekali, hanya untuk memberikan prediksi mengenai hal apa yang akan terjadi, pada pangsa pasar yang ada di Dunia ini.

Selain kedua wilayah itu, ada lima wilayah lain yang dipimpin oleh lima Archon yang tersisa, yang masing-masingnya adalah:

Electro Archon, memimpin wilayah Inazuma, dengan Ibukotanya sendiri adalah Inazuma City.

Dendro Archon, memimpin wilayah Sumeru, dengan Ibukotanya sendiri adalah Sumeru Academy.

Hydro Archon, memimpin wilayah Fontaine, dengan Ibukotanya sendiri adalah Fontaine City.

Pyro Archon, memimpin wilayah Natlan, dengan Ibukotanya sendiri adalah Natlan City.

Dan terakhir ada Cryo Archon, yang memimpin wilayah Snezhnaya, dengan Ibukotanya sendiri adalah Snezhnaya City.

Kemudian, setelah menjelaskan tentang seluruh hal itu, Collei pun menjelaskan tentang hal yang di sebut dengan Vision, sepertinya adalah semacam benda yang fungsinya memberikan seorang makhluk hidup kendali atas manipulasi salah satu dari ketujuh elemen utama Dunia ini, yang menurut orang-orang di Dunia ini, hal itu sepertinya adalah hadiah atas suatu pencapaian, atau terkadang juga di sebut sebagai nyala api tekad dari seseorang, simpelnya sih ambisi, tapi hal itu sepertinya masih sangat diperdebatkan.

Selain pertanyaan yang diajukan oleh Déndro kepada Collei, Collei sendiri pun memutuskan untuk bertanya balik kepada Déndro mengenai beberapa hal tentang dirinya, yang tentunya di jawab oleh pria itu dengan penuh kejujuran.

Meskipun dikatakan begitu, tapi Déndro masih tetap menyimpan fakta tentang dirinya yang bukan berasal dari Dunia ini, hanya karena menurutnya, itu bukanlah sesuatu hal yang perlu diberitahukan kepada orang acak, yang bahkan dia sendiri pun, tidak tahu sampai kapan mereka akan bersama.

...

Selesai dengan tanya jawab satu sama lain, keduanya kemudian memutuskan untuk pergi ke Mondstadt, tentunya dengan agenda yang berbeda satu sama lain, dengan Déndro sendiri ingin mencari info lebih lanjut tentang Dunia ini dan alasan mengapa dirinya bisa tiba di sana, di mana hal itu dia ingin tanyakan langsung kepada Archon yang memimpin wilayah ini, sementara Collei sendiri, alasan dia ingin pergi ke kota itu masih gadis tersebut rahasiakan, meskipun sudah bisa di tebak oleh Déndro sih, tapi dia masih memutuskan untuk tetap diam dan mengamatinya saja.

Lagi pula, jika gadis ini memang ingin melakukan balas dendam terhadap seseorang yang masih berupa tanda tanya, mengingat Déndro yang sebelumnya tidak bertanya tentang masa lalu dari gadis itu dan alasan dari perlakukan orang-orang yang semalam terhadapnya, hanya karena dia yang merasa tidak enak untuk bertanya mengenai hal itu, tapi intinya sih, Déndro masih akan tetap membantu gadis ini, walaupun hal itu berarti membantunya dalam melakukan balas dendam, cuma karena dia merasa tidak akan begitu enak baginya, jika saja dia membantu gadis ini dengan setengah-setengah.

Di dalam perjalanannya itu, mereka berdua bisa di bilang mulai menjadi semakin dekat, dengan Collei sendiri yang entah mengapa merasa bisa terbuka terhadap Déndro, sementara Déndro sendiri, dia hanya menikmati perjalanannya saja dengan senyum cerah yang terus tersinggung di wajahnya, yang sepertinya juga berhasil membuat Collei tersenyum, meskipun gadis itu sendiri selalu mencoba untuk menyembunyikannya.

...

"Jadi, kenapa kamu bersembunyi di sana?" Déndro hanya bisa bertanya dengan senyum kecut di wajahnya, ketika dia melihat Collei yang tengah berlindung di belakangnya, dan terlihat juga, kalau gadis itu mencoba sebaik mungkin untuk menutupi wajahnya.

"Tidak ada. Aku hanya merasa tidak nyaman saja berada di tengah kerumunan seperti ini."

"Benarkah?"

"Ya. Itu benar."

Déndro hanya bisa terkekeh saja, setelah mendengar balasan yang dirinya terima dari gadis berambut hijau itu, sebelum dia mulai berjalan maju, untuk mengurus administrasi agar dapat masuk ke dalam kota Mondstadt ini.

Ketika hal itu terjadi, Collei terlihat terus gemetaran, terutama setelah kedua penjaga gerbang tersebut terus menatapnya dengan penuh kecurigaan, yang untungnya berkat suasana menyegarkan yang di bawa oleh Déndro, mereka berdua dapat masuk ke dalam kota tanpa perlu terlibat dalam sesuatu hal yang tidak di perlukan.

"Terima kasih." Collei segera mengatakan hal itu dengan nada berbisik, yang tentunya tidak luput dari pendengaran Déndro, di mana dia hanya memberinya senyum lembut saja sebelum berkata; "Sama-sama."

Kemudian, mereka berdua mulai berjalan di kota itu dalam suasana tenang, yang meskipun bagi Déndro mengingatkan dirinya akan kampung halamannya, hanya karena melihat senyum yang warga kota ini miliki bisa di bilang cukup mirip dengan kota kelahirannya, di sisi lain, Collei tampak tidak menikmatinya sama sekali, mungkin karena orang-orang tampak menjauhinya, yang sepertinya di akibatkan oleh beberapa sisik hitam yang tumbuh di tubuhnya.

Pada saat menyadari hal itu, mata aqua keemasan milik Déndro terlihat sedikit menyipit, karena dia tahu, kalau hal tersebut benar-benar agak mirip dengan gejala kelebihan Mana yang dulu sempat menimpa Kerajaan yang dibangun oleh ayahnya, setelah ayahnya memutuskan untuk mengubah dirinya sendiri menjadi sebuah rasi bintang.

'Mungkin saja... Apa hal "itu" bisa menyembuhkan penyakit dari gadis ini?'

Hal itu segera muncul di dalam benaknya, ketika Déndro mengingat tentang gadis berambut hijau ini yang menceritakan tentang penyakitnya, pada saat mereka sedang dalam perjalanan menuju ke kota ini.

Dan, pada saat pemikiran itu muncul di dalam benaknya, seakan menyetujui niatnya itu, tombak yang ada di tangannya segera bergetar, dengan cahaya yang terlihat sedikit menyala dari kristal yang ada pada ujung atas dari tombak tersebut.

Tentu saja, Déndro yang menyadari hal itu segera memasang senyum cerah di wajahnya, yang mana hal itu berhasil membuat Collei menjadi sangat bingung.

"Apa yang terjadi?"

Mendengar pertanyaan dari gadis berambut hijau yang sedang berjalan di sampingnya, Déndro segera memutuskan untuk berhenti, yang gadis itu ikuti, sebelum dia menyentuh bahunya menggunakan salah satu lengannya dan berkata:

"Nah, Collei, apa kamu ingin menyembuhkan penyakitmu itu?"