webnovel

Janda Yang Mempesona

"Yang di kasih Papa Tristan tadi apa sih, Ma?" Tanya Arzan sebelum memasuki kelas.

"Uang."

"Enak banget Mama dikasih uang!" Sungut Arzan.

"Kan untuk keperluan kamu juga!"

"Iya, nanti aku mau jajan ya, Ma!"

"Iya, yaudah sekarang masuk kelas dulu!" Titah Vania.

Arzan memasuki kelasnya, lalu Vania kembali menunggunya di taman bermain. Vania melihat sejumlah uang yang Tristan berikan, uang tersebut berjumlah satu juta rupiah, jumlah yang cukup besar bagi Vania yang belum bisa menghasilkan uang sebanyak itu.

[Mas, terima kasih ya uangnya, jumlahnya banyak sekali]

Vania mengirim pesan pada Tristan. Tristan yang baru sampai di kantornya, langsung membaca pesan tersebut.

[Iya, pergunakan dengan baik ya]

[Oke, Mas]

[Kalau kamu butuh uang, bilang aja sama Mas. Kalau Mas ada uang, pasti Mas kasih]

[Iya, Mas]

Vania tidak ingin memanfaatkan kesempatan seperti ini, karena kalau Yurika mengetahuinya pasti akan marah besar kepadanya.

***

"Keanu, ayo kita mau pergi!" Ucap Yurika, saat Keanu sedang main bersama Arzan dan teman-temannya yang lain.

"Udahan dulu ya mainnya, aku mau berenang!" Ucap Keanu pada teman-temannya.

Tristan, Yurika dan Liora sudah masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba Tristan melihat Arzan yang sedang memperhatikan mereka, ia tampak sedih karena tidak diajak pergi, semenjak Papanya meninggal, ia sudah tidak pernah pergi bersama keluarganya.

"Arzan, ikut yuk!" Ajak Tristan dari dalam mobil.

"Pa!" Ucap Yurika yang tidak menginginkan anak dari adik iparnya itu untuk ikut bersamanya. Wajah Yurika tampak kesal karena Tristan mengajaknya.

"Nggak apa-apa, menyenangkan anak yatim kan berpahala!" Tutur Tristan.

Tak lama kemudian Arzan meminta izin pada sang mama untuk ikut bersama Keanu dan Liora untuk berenang. Vania membolehkannya, ia membawakan Arzan baju renang, baju ganti dan juga minuman.

"Van, ayo kamu ikut juga!" Ajak Tristan dari dalam mobilnya. Vania yang masih memakai daster, akhirnya berganti pakaian.

Yurika yang sudah berada di dalam mobil hanya cemberut karena ia kesal dengan suaminya yang mengajak ipar serta keponakannya itu. Untuk menghilangkan rasa kesalnya, Yurika berselfie di dalam mobil.

"Pa, bagus nggak hasil fotonya?" Tanya Yurika saat Vania sudah memasuki mobilnya.

"Bagus!"

"Iyalah, orangnya cantik, hpnya juga mahal. Jelas bagus dong hasil fotonya!" Ujar Yurika yang berniat pamer benda pipih yang berlogo buah apel versi terbaru itu, karena benda itu belum lama dibelikan oleh suaminya.

"Bukan hanya hp mahal, hp dengan harga terjangkau pun kualitas kameranya sudah bagus kok!" Sanggah Mas Tristan. Ia sudah tahu maksud sang istri yang menyindir Vania yang masih memakai ponsel versi lama.

"Beda dong Pa, harga tidak membohongi kualitas!" Lanjut Mbak Yurika.

Vania hanya diam saja, ia hanya mendengarkan pembicaraan suami istri tersebut.

"Orang tua murid di sekolah Keanu rata-rata ponselnya ini semua, nggak ada tuh yang ponsel murahan, makanya kalau Mama pakai ponsel murahan, ketinggalan jaman! Namanya juga sekolah elite, ya muridnya semua orang-orang kaya!" Urai Yurika dengan bermaksud menyindir Vania yang anaknya tidak bersekolah di sekolahan elite seperti Keanu.

"Mengikuti perkembangan ponsel terbaru, nggak akan ada habisnya!" Ucap Tristan.

"Seperti cintamu ke aku kan, yang juga takkan pernah habis!"

"Iya!" Jawab Tristan, singkat.

"Aku juga cinta banget sama kamu!" Ungkap Yurika sambil memandang suaminya yang sedang menyetir mobil.

Vania yang mendengarnya merasa iri, mereka masih bisa berpasangan, sedangkan Vania sudah tidak mempunyai pasangan. Ia rindu sekali dengan almarhum suaminya. Kelak, ia ingin mendapatkan pasangan lagi yang sebaik Erik. Mengingat mendiang suami, mata Vania berkaca-kaca, ia hendak menangis, namun air matanya masih bisa tertahan di pelupuk matanya.

Setelah sampai di kolam renang, Yurika membeli tiket untuk empat orang, hanya untuk ia, suami dan kedua anaknya.

"Mama, kok beli tiketnya untuk empat orang?" Tanya Tristan.

"Keluarga kita kan memang hanya berempat!" Sahut Yurika.

Tristan menginginkan Yurika membelikan tiket untuk Vania dan Arzan juga, namun ia enggan untuk membelikannya.

"Dia suruh beli aja sendiri!" Ketus Yurika.

Akhirnya Vania membeli dua tiket, untuknya dan untuk Arzan, untungnya ia masih mempunyai uang pemberian Tristan.

Arzan, Keanu dan Liora mulai berenang, Vania pun ikut menyebur untuk mengawasi sang anak, ia sudah berganti pakaian dengan memakai setelan pakaian renang panjang, lekuk tubuhnya terlihat, rambutnya terurai panjang. Tristan yang melihatnya pun rasanya tak ingin berpaling pada yang lain. 'Sungguh, cantiknya Vania!' Batin Tristan.

"Pa, Papa ga mau turun ke kolam?" Tanya Yurika.

"Nggak ah! Papa tunggu disini aja."

Melihat keindahan janda bernama Vania dari jauh, sudah membuat Tristan bahagia, tanpa harus ikut berenang.

Byuurrrr....

Suara gelombang air mengangetkan seisi kolam renang tatkala Yurika melompat ke dalamnya, badannya yang gempal, bagaikan Hippopotamus amphibius yang masuk ke dalam air. Ia menyelam sambil mengawasi kedua anaknya yang sedang berenang.

Dari mata turun ke hati, Tristan mulai merasakan gelombang cinta di hatinya. Ia mulai mencintai Vania, si janda cantik yang mempesona. Menurut Tristan, Vania cocok jadi adik madu untuk Yurika, apakah Yurika akan mau menerima?

"Papa, ayo sini!" Panggil Keanu yang melihat Papanya melamun.

Tristan hanya menggelengkan kepala, melihat Vania dari kejauhan saja, rasanya sudah berdetak kencang hatinya, apalagi jika dekat, ah ia sudah tidak sanggup.

Mempunyai istri yang bertubuh gempal, membuat Tristan bosan melihatnya, apalagi kalau di ajak pergi, ia sering merasa malu dengan membawa istri yang ketika mereka jalan berdua seperti angka sepuluh.

Wajah Yurika pun kusam dan berjerawat seperti tidak pernah dirawat, padahal Tristan selalu memberikan uang untuk perawatan istrinya itu, tapi tetap saja belum ada skincare yang bisa membuat wajahnya glowing. Berbeda dengan Vania yang memang cantik alami, walau tanpa perawatan mahal pun tetap terlihat kecantikannya.

Tristan jadi membanding-bandingkan Yurika dan Vania yang perbedaannya seperti langit dan bumi, sangat jauh. Apalagi semenjak jadi janda, entah mengapa Vania terlihat lebih mempesona dari pada waktu ia masih bersuami.

Setelah selesai berenang, Vania dan putra semata wayangnya naik ke atas, pandangan Tristan masih saja tertuju pada mereka berdua, sampai anak-anak dan istrinya tidak diperhatikan.

Setelah semuanya selesai membilas tubuhnya, mereka kembali ke dalam mobil.

"Mama, aku lapar!" Teriak Arzan yang tidak ikut jajan ketika selesai berenang tadi.

"Arzan mau makan apa?" Tanya Tristan.

"Aku mau burger, Pa!" Jawab Arzan sambil memegang perutnya yang kosong.

"Haduh, nggak punya uang aja, minta burger!" Ejek Yurika.

"Yuk, kita beli burger!" Ucap Tristan, ia ingin menyenangkan Arzan.

Yurika cemberut karena merasa suaminya lebih mementingkan keponakannya dibandingkan anak-anaknya sendiri.

Tristan hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan keponakannya yang sudah tidak mempunyai ayah, ia merasa kasihan pada Arzan.