webnovel

Penjilat

นักแปล: Wave Literature บรรณาธิการ: Wave Literature

Bibi itu menceritakan kejadian yang baru saja terjadi tadi. Ia pun menjelaskannya, "Aku sebenarnya juga tidak mengenal dia…."

Setelah mengetahui masalah ini, Cao Yikai merasa agak curiga tetapi juga tidak terlalu memikirkannya.

Biasanya orang sangat susah percaya dengan masalah seperti ini.

Ia seperti baru mengingat ada sesuatu yang harus dikerjakannya dan kembali untuk mengejar pria perampok yang diingatnya ini.

Tidak beberapa lama, perampok perhiasan itu sudah ditangkap. Anehnya, perampok itu dideteksi tidak memiliki kemampuan apapun selama diinterogasi.

Tetapi ketika berada di mall tadi, pria ini jelas-jelas memiliki kemampuan yang luar biasa aneh hingga bisa mengguncang mall melalui suaranya.

Orang-orang yang memeriksa penjahat ini tidak lain adalah tim khusus yang memiliki kemampuan tertentu. Namun anehnya, orang-orang ini merasa ada yang ganjil dengan penjahat yang mereka periksa.

*****

Pada hari ini, pekerjaan Qiao Jin termasuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia pun tidak terburu-buru pulang siang ini dan mencari sebuah restoran untuk makan siang.

Qiao Jin sama sekali bukan orang yang suka pilih-pilih makanan. Namun ia sengaja melakukan ini hanya untuk menyenangkan perutnya.

Setelah makan, ia pun segera meninggalkan restoran tersebut. Namun saat berjalan meninggalkan restoran itu, ia merasa ada sesosok bayangan yang mengikutinya.

Mulut Qiao Jin terangkat dan tersenyum. Meyakini bahwa sedang diikuti, Qiao Jin pun mengikuti keinginan orang itu. Ia dengan santai berjalan ke tempat yang agak sepi dan memasuki bagian belakang sebuah gedung. 

Sebaliknya, orang yang mengikutinya secara diam-diam itu juga sudah tidak sabar untuk berjalan ke depan dan menarik rambut Qiao Jin.

Kebetulan, rambut Qiao Jin panjangnya hanya sampai sebahu. Ia pun dengan mudah dapat merasakan gerakkan pria itu dan langsung membalikkan badannya.

Qiao Jin pun melihat wajah yang tidak asing

Rambut orang tersebut tampak dicukur sampai sangat pendek dan tubuhnya juga dipenuhi dengan tato. Akan tetapi, dandanannya tertutupi berkat bentuk wajahnya yang sangat indah, telinganya juga memakai sebuat anting.

Ya, dia adalah Gao Shengke, seorang penjilat yang menyukai Tan Xuejia. 

Sebutan itu bisa diartikan sebagai orang yang suka merayu, namun rayuannya ini tidak diperdulikan oleh Tan Xuejia. Walau demikian, perayu ini masih tetap menyukainya.

Sekarang Gao Shengke melihat Qiao Jin dengan garis alis yang kelihatan marah. Ketika Qiao Jin tiba-tiba menoleh, ia hanya terkejut sebentar tetapi dengan sangat cepat menunjukkan ekspersi yang penuh kebencian, "Apakah kematian Xuejia ada hubungannya denganmu?"

Tan Xuejia tiba-tiba saja mati, dan sampai sekarang tersangkanya masih belum ditemui. Orang yang sedang mencari pelakunya, sesungguhnya bukan hanya pihak polisi, namun juga pengagum Tan Xuejian seperti Gao Shengke.

Gao Shengke sebenarnya juga tidak memiliki petunjuk apapun. Ia hanya mengingat bahwa Tan Xuejia dan Qiao Jin memiliki hubungan yang cukup dekat sebelumnya.

Saat keduanya mengalami permasalahan terkait dengan narkoba, Tan Xuejia pernah mengatakan bahwa dirinya merasa bimbang karena Qiao Jin bisa saja membencinya. Namun setelah apa yang terjadi sekarang, Qiao Jin memiliki alasan yang kuat untuk membunuh Tan Xuejia.

Dengan pemikiran yang seperti ini, Gao Shengke langsung mencari Qiao Jin.

Gao Shengke mempunyai perkiraan bahwa Qiao Jin memang bukan pelaku dalam pembunuhan ini, namun gadis ini bisa saja menyuruh orang untuk membunuh Tan Xuejia.

Qiao Jin pun memperhatikan Gao Shengke dari atas sampai bawah, "Mengapa bertanya seperti itu? Kelihatannya kamu lebih mencurigakan daripada aku."

Qiao Jin memang pernah dibawa oleh Tan Xuejia untuk bertemu dengan Gao Shengke beberapa kali. Jadi, mereka berdua pun sudah seharusnya saling saling mengenal satu sama lain.

Gao Shengke dari awal tidak menyukai Qiao Jin yang seorang nona dari keluarga kaya. Baginya, gadis ini malah kelihatan manja dan bukan tipe kesukaannya. 

Walau demikian, Gao Shengke agak ketakutan karena suasana agak sedikit berubah, "Kamu sangat cepat keluar dari rumah sakit. Namun anehnya, Xuejia malah mati dan ditusuk 52 tusukan. Sungguh, kamu sangat sadis, ya!"

Qiao Jin mengangkat jarinya dan menggoyangkannya, "Sekarang adalah zaman dimana hukum sangat penting. Jadi, kamu memerlukan bukti untuk mengatakan hal seperti itu."

"Hey, aku menyarankanmu untuk tidak dengan mudah menyalahkan semua orang yang terpikirkan dalam benakmu. Kalau tidak, kamu bisa mendapat karma yang kejam dari sana." Tambah Qiao Jin.

"Karma? Xuejia sangat baik kepadamu. Namun saat dirinya mati, kamu bahkan tidak menjenguknya sekalipun!"

Gao Shengke sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya. Namun Qiao Jin tetap tenang dan menghela napas secara teratur. Gadis ini pun seketika berkata, "Mereka mengatakan otakku tidak baik, tapi aku lihat, orang sepertimu ini yang seharusnya pergi ke rumah sakit untuk diperiksa…" 

Kau juga tahu bahwa Tan Xuejia membuatku kecanduan narkoba. Aku masih belum sempat mencarinya untuk menanyakan masalah ini. Sayangnya, ia malah sudah mati duluan.

Oh iya, apa yang kamu katakan tadi? Apakah kamu masih mengatakan bahwa dia adalah teman yang baik bagiku? Wah, itu sangat keterlaluan."

Semua itu diucapkan Qiao Jin kepada Gao Shengke tanpa adanya nada yang menyenangkan.

Akan tetapi, Gao Shengke sama sekali tidak memperdulikan perkataan Qiao Jin. Ia malah semakin marah dan mengulurkan tangan untuk meraih kepala Qiao Jin. Untungnya, Qiao Jin dapat dengan tepat menghindari serangan tersebut dan pergi membuat jarak yang cukup dengannya.

Tindakan Gao Shengke ini memang sudah keterlaluan. Oleh sebab itu, Qiao Jin juga tidak akan segan-segan lagi untuk membalasnya segera.

Dalam sekilas, pergelangan tangan Qiao Jin mencengkram pundak Gao Shengke dan langsung melemparnya sampai terjatuh ke lantai.