webnovel

Funny Ghost

Mengisahkan tentang seorang pelajar SMA yang indigo bernama Gery, berawal ketika Gery dan teman - teman sekolahnya pergi study tour ke sebuah bangunan bekas keraton pada abad ke 17. Disana Gery bertemu dengan arwah Tjokro Adi Kusumo, seorang mahapati kerajaan yang tewas terbunuh saat perang melawan penjajah dari negri Belanda. Dengan dendam yang begitu besar, Mahapati Tjokro Adi Kusumo meminta bantuan Gery untuk hidup kembali demi membalaskan dendamnya pada keturunan Jendral Stephen Van De Rulls yang telah membunuhnya.. Apakah dendam Tjokro berhasil terbalaskan? trailer di youtube : https://youtu.be/-_rruLRCuqA

Sisca_sisi · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
19 Chs

Jati Diri Hantu Tabib

Tjokro baru tiba di rumah Gery, ia keluar dari mobilnya dan berjalan dengan lemah, dahinya terlihat sangat memar dan ia juga terlihat sangat berkeringat. Dengan pelan ia mengetuk pintu dan memanggil Mbo Sum. Ia sudah tidak punya tenaga untuk menembus pintu rumah.

Sementara itu Mbo Sum sedang asyik menonton TV, ia mendengar samar - samar suara dari pintu, tetapi ia malah ketakutan dan lari ke kamarnya. Di waktu yang bersamaan Mang Ujang mengintip jendela, ia melihat mobil Tjokro terparkir sembarangan. Kemudian ia berniat untuk keluar dan memeriksa. Ketika ia membuka pintu, tiba - tiba ia menemukan Tjokro terkapar dan sudah pingsan.

"Ya ampun, Tuan.. Bangun Tuan", Mang Ujang menepuk - nepuk pipi Tjokro. Namun Tjokro tidak juga sadarkan diri. Gery mendengar suara teriakan Mang Ujang, kemudian Gery keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Ya Tuhan, Ada apa ini? Mang ayo kita bawa om Tjokro ke kamarnya", Ajak Gery.

"Siap bos".

Malam itu Gery tidur bersama Tjokro. Mereka berdua terlihat sangat lelah. Ke esokan harinya Mbo Sum membangunkan Gery dan Tjokro. Tetapi mereka berdua sama - sama demam. Mbo Sum sedikit panik, lalu ia menelpon dokter untuk segera memeriksa keduanya.

"Masha Allah, ini kenapa tuan - tuan kok sakitnya kompakan bener, sumi kan jadi bingung", Mbo Sum terlihat sangat panik.

Tidak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Gery dan Tjokro. Dokter mengatakan bahwa Tjokro memar dan mengalami benturan karena kecelakaan ringan, sementara Gery hanya kelelahan saja. Lalu dokter memberikan obat kepada kedua nya. Setelah mendengar penjelasan dokter Mbo Sum menjadi tenang. Kemudian ia membiarkan Tjokro dan Gery beristirahat kembali.

Bel sekolah tanda dimulainya kegiatan belajar mengajar telah dibunyikan, namun Gery belum juga datang. Saskia dan Shelly sangat khawatir dengan keadaan Gery. Saat itu Miki juga belum datang, tetapi kalau Miki sudah terbiasa datang last minute Alias mepet, sehingga teman - temannya pun sudah tak heran lagi. 

Tidak lama kemudian Miki masuk ke kelas. Saskia dan Shelly menanyakan tentang Gery kepada Miki. Ternyata Mbo Sum telah mengabarkan Miki bahwa Gery sedang sakit. Kemudian Saskia mengajak Shelly dan Miki untuk menjenguk Gery sepulang sekolah. Tetapi Miki menyarankan untuk tidak menjenguknya terlebih dahulu, karena Gery perlu Istirahat.

Di tempat lain Michelle sedang pergi ke toko roti, kemudian ia bertemu dengan Alex. Alex menyapa Michelle dan Michelle terlihat sangat canggung.

"Kamu masih mau temenan sama aku kan?", tanya Alex kepada Michelle.

"Oh tentu saja, kamu tetap teman aku dan gak akan berubah", jawab Michelle.

Setelah selesai membeli roti, Alex mengajak Michelle untuk berbicara dengannya di taman. Awalnya Michelle menolak, namun Alex meyakinkan Michelle bahwa tidak akan terjadi apapun yang tidak di inginkan Michelle. Akhirnya Michelle sepakat untuk mengikuti permintaan Alex.

Sesampainya di taman mereka duduk di kursi. Hari itu rupanya agak sedikit dingin karena tadi pagi turun hujan. Michelle meminta Alex segera mengatakan apa yang ingin dia katakan. Lalu Alex bertanya apakah benar Michelle dan Tjokro telah resmi menjadi sepasang kekasih. Michelle pun menjawab bahwa ia memang telah menerima Tjokro sebagai kekasihnya.

"I don't know how to accept that you aren't mine, but I don't want to loose your happiness. I happy for you", ucap Alex sambil memegang tangan Michelle.

"Thank you Alex, so sorry"

Kemudian Alex berpamitan. Ia meninggalkan Michelle yang masih duduk di taman. Michelle mengeluarkan air matanya saat ia melihat Alex yang sedang berjalan meninggalkannya. Ia merasakan kesedihan dari sahabatnya itu. Ia pun tidak ingin kehilangan Alex tetapi ia tidak bisa mencintai Alex.

Secara tiba - tiba, terdengar suara petir menyambar. Alex menoleh ke arah Michelle, kemudian ia menawarkan diri untuk mengantar Michelle pulang ke rumahnya mengingat petir barusan menandakan akan hujan lebat. Michelle pun menerima tawaran Alex untuk diantar ke rumahnya.

Tidak lama kemudian hujan turun sangat deras. Deras sekali hingga terjadi banjir di beberapa titik di Kota Jakarta. Namun ternyata hujan itu bukan berasal dari siklus alam biasanya. Hujan itu berasal dari air mata sang Mahapatih Tjokro Adi Kusumo.  Ia sedang duduk bermeditasi di taman belakang rumah untuk memulihkan tenaganya. Karena rasanya sangat sakit, ia pun meneteskan airmatanya.

Hujan masih turun sangat lebat. Gery menghampiri Tjokro sambil membawa payung. Kemudian ia memayungi Tjokro. Tjokro tersadar lalu ia membuka kedua matanya. Hujan pun mulai reda, Gery mengajak Tjokro untuk masuk ke dalam rumah untuk mengganti bajunya yang basah itu.

Setelah Tjokro mengganti pakaiannya, Gery membawakan teh hangat. Lalu Gery menanyakan pada Tjokro apa yang sebenarnya terjadi tadi malam, mengapa Tjokro pulang dalam keadaan memar seperti habis bertarung. Tjokro pun menjelaskan dengan detail mengenai pertarungan dia dengan arwah Jendral Stephen. Dia juga mengatakan bahwa arwah itu sangat sakti sehingga ia serasa hampir mati untuk kedua kalinya. Namun ia diselamatkan oleh pasukan kerajaannya yang dipimpin oleh hantu tabib yang selama ini sering muncul dihadapannya.

"Lalu siapa hantu tabib itu? Apa dia seorang tabib di kerajaan Kasaktian?", tanya Gery.

"Justru itu, sepanjang aku berada di keraton aku tidak pernah melihatnya", jawab Tjokro.

"Mbah sama sekali gak ingat?", tanya Gery lagi.

"Eh pelanggaran yo sampeyan, kan udah janji panggil aku om".

"Eh iya om,, om patih, maaf"

"Aku tidak pernah melihat tampang seperti itu", jawab Tjokro sambil meminum teh hangat yang diberikan Gery.

Setelah melakukan perbincangan yang cukup lama, Gery meminta Tjokro untuk beristirahat. Gery pun kembali ke kamarnya. Di dalam kamar ia duduk di meja belajarnya sambil merenung, bagaimana caranya ia mengatakan pada Tjokro bahwa ia juga telah didatangi arwah Jendral Stephen. Bahkan Gery telah mengetahui siapa keturunan Jendral Stephen yang selama ini di cari oleh Tjokro. Gery terlihat sangat depresi. Ia mengambil vitamin dalam botol dihadapannya kemudian ia langsung meminumnya. Rasa bingung itu tak juga sirna, kemudian ia menangis dan merobek - robek kertas yang ada di meja nya.

"Bagaimana aku bisa mengatakannya, kasihan sekali Om Patih Tjokro ku".

Waktu terus berlalu dan nampak semakin gelap. Tjokro dan Gery sedang duduk di meja makan sambil menunggu makan malam disiapkan oleh Mbo Sum.

"Nah ini nih, ayam bakar endess kesukaan tuan Ganteng, dan yang ini salmon steak favoritnya Mas Gery", Mbo Sum sambil meletakan masakannya di atas meja.

"Terima kasih mbo", Gery langsung mengambil salmon itu.

"Matur suwun mbo ku sing paling ayu", Tjokro pun langsung menyantap dengan lahap ayam bakar itu.

Saat sedang asyik makan malam, tiba - tiba Tjokro menghentikan makan nya. Tatapannya terlihat kosong. Ia merasa dipanggil oleh arwah Jendral Stephen. Ia berdiri dan hendak meninggalkan meja makan itu. Melihat Tjokro yang sedikit aneh, Gery menghentikan langkah Tjokro dengan memeluknya.

"Eh, mau kemana om?", Gery memeluk dengan erat.

"Steph memanggilku", jawab Tjokro.

"Aku ikut ya?", pinta Gery.

"Jangan, dia sangat kuat. Biar aku saja yang menuntaskan dendam masa lalu ini".

Akhirnya Gery melepas pelukannya itu dan membiarkan Tjokro pergi, meski hatinya sangat khawatir. Ia sangat takut kehilangan Tjokro, karena ia sangat menyayanginya. Gery telah menganggap Tjokro seperti om nya yang sungguhan. Ia bergumam dalam hati andai saja hantu tabib yang sakti itu punya nomor telpon, ia pasti sudah menelpon nya dan meminta bantuan hantu itu untuk menyelamatkan Tjokro.

Tjokro melaju mobilnya dengan sangat kencang. Lalu ia menghentikan laju mobilnya di sebuah jalanan yang sangat sepi. Arwah Jendral Stephen menampakan dirinya. Tjokro bergegas keluar dari mobilnya lalu ia kembali berubah menjadi dirinya di abad ke 17. Iya menyeret pedangnya dengan penuh nafsu untuk membunuh. Hingga ia sampai tepat di depan arwah Jendral Stephen.

"Kau tidak akan bisa memusnahkanku Patih", Kata arwah itu sambil tertawa.

"Jangan banyak bicara!", Tjokro mengarahkan pedangnya ke arwah Jendral Stephen.

Pertarungan sengit itu pun kembali terjadi. Tjokro terus beraksi dengan pedangnya namun arwah Jendral Stephen tidak terluka sedikitpun. Saat Tjokro menghentikan gerakan pedang nya, Arwah Jendral Stephen mulai memainkan tangan nya lalu ia mencekik leher Tjokro. Tjokro tidak mampu berkutat, ia hanya dapat berbicara dalam hati :"Maafkan aku kanda Prabu, aku tak mampu membalaskan dendam kita". Tiba - tiba hantu tabib yang sakti itu muncul di hadapan Tjokro, ia mengeluarkan tenaga dalam dan menyerang tubuh bagian belakang Arwah Jendral Stephen.

"Siapa kau? Berani - beraninya kau menyerangku. Godverdome!", teriak Jendral Stephen.

Hantu tabib tidak mengatakan sepatah katapun, ia langsung menghajar Arwah Jendral Stephen. Hantu tabib itu sangat sakti hingga Arwah Jendral Stephen nyaris ia kalahkan. Namun sayangnya Arwah itu kembali melarikan diri. Melihat kesaktian sang hantu tabib, Tjokro ingat dengan jurus yang dulu digunakan oleh rajanya. Raja telah mengajarkan jurus itu padanya namun ia tidak pernah menggunakannya hingga ia mati.

"Siapa kisanak sebenarnya?", tanya Tjokro kepada hantu itu.

Tiba - tiba muncul cahaya yang berasal dari tubuh hantu tabib. Ia berubah menjadi Prabu Jayasakti, Raja kerajaan kasaktian di abad 17. Melihat rajanya ada dihadapannya, Tjokro langsung memberi hormat.

"Berdirilah dinda patih, lama tidak bertemu", ucap sang raja.

"Kanda Prabu, saya pikir anda telah pergi ke nirwana".

Lalu Sang Raja bercerita kepada Tjokro mengapa akhirnya ia menjadi hantu penasaran. Pada waktu itu ketika koloni belanda menyerang keraton, sebenarnya ia belum mati terbunuh. Ia pergi melarikan diri ke sebuah desa. Namun ada seorang prajurit yang tidak setia padanya. Prajurit itu terbuai oleh harta yang ditawarkan Ratu Belanda jika ia berhasil menyerahkan Prabu Jayasakti. Prajurit itu pun melaporkan tempat persembunyian sang Raja kepada Ratu Belanda.  Akhirnya persembunyiannya ditemukan oleh Jendral Stephen. Gua yang ia tempati kemudian di tembaki dengan meriam oleh pasukan Jendral Stephen hingga sang Prabu terbunuh.

Mendengar cerita itu Tjokro sangat geram dan ingin segera mengirim Arwah Jendral Stephen ke Neraka.

"Sabar Dinda, dia kini berubah menjadi iblis yang sangat sakti. Kita harus melawannya pelan - pelan", tegas sang Raja.

"Baik kanda prabu", jawab Tjokro.

Setelah itu Tjokro mengajak sang Prabu untuk ikut tinggal bersamanya di rumah Gery untuk menyusun rencana melawan arwah Jendral Stephen. Sesampainya di Rumah, Mbo Sum terkejut dengan penampilan Tjokro dan Raja nya yang masih mengenakan pakaian abad ke 17.

"Waduh iki sopo tuan?", tanya Mbo Sum.

"Ini kaka senior ku di teater, kami abis latihan akting jadi Raja dan Patih", jawab Tjokro yang sedikit menipu.

Kemudian Mbo Sum mempersilahkan kedua nya untuk masuk ke dalam rumah.