Dirasa lidahnya sudah cukup membasahi seluruh bagian penis tersebut, lalu Amel menaruh ujung lidahnya tepat di ujung penis itu, tepatnya di lubang saluran kemih penis tersebut.
Amel memainkan lidahnya menyapu lubang saluran kemih tersebut, dan sesesekali menghisapnya secara perlahan yang semakin lama hisapan tersebut semakin kuat, sehingga hisapan yang di lakukan Amel telsebut hingga menghasilkan suara.
"Hel ... Lup!. " suara saat Amel menghisapnya yang hingga suara tersebut memantul di telinganya.
Setelah menghisapnya, lalu Amel kemudian menggerakkan lidahnya turun menuju ke dua biji telur penis tersebut atau biasa disebut "testis".
Setelah lidahnya berada di bagian testis, dengan perlahan lidah Amel memainkan kedua biji testis tersebut secara bergantian, bahkan sesekali Amel mengemut dan menghisap kedua biji telur tersebut secara bergantian pula sembari tangannya terus mengocok pelan penis tersebut.
Semakin lama Amel bercumbu dan bermain dengan si "imut" testis tersebut, Amel merasa bahwa kemaluannya juga sudah terasa gatal dan sudah tidak tahan lagi, hingga dia ingin sekali, segera memasukkan penis tersebut ke dalam lubang kemaluannya yang sudah becek dan terasa gatal tersebut.
Karena sudah tidak tahan, Amel segera duduk mengangkangi Bayu, dan lalu memainkan kepala penis tersebut dengan menggesek-gesekan nya di antara kedua bibir kemaluan nya. Tepatnya di gesek kan di lubang kemaluan nya dengan cara maju mundur cantik.
Setelah dirasa cukup adegan esek-esek, hokya-hokya tersebut, Amel perlahan memasuk kan penis tersebut ke lubang kemaluan nya yang seketika itu penis tersebut langsung amblas kedalam lubang kemaluannya dalam sekejap.
Setelah dirasa penis tersebut telah amblas dilubang kemaluan nya tanpa ada yang tersisa, Amel berniat ingin mengangkat pantatnya untuk melakukan genjotan yang pertama. Namun pada saat Amel mulai lekas mengangkat pantatnya, seketika itu pula terdengar suara teriakan yang sangat keras.
"Amel!!!." teriak Risma yang sedang berjalan menuruni tangga yang terhubung dengan ruangan tersebut dan segera berlari kearahnya.
Saat mendengar teriakan tersebut, Amel tersenyum malu sembari terus memandang Risma yang berlari kearahnya, dengan terpaksa Amel mengurungkan niatnya untuk melakukan genjotan tersebut dan duduk kembali dengan tidak bergeser dari tempatnya dan tetap menancapkan penis tersebut di dalam lubang kemaluan nya.
"Risma ..., ngapin pakai nongol sih!. " gumam Amel dalam hati.
Tanpa basa-basi ketika sudah berada disampingnya Amel, Risma langsung menjambak rambut Amel dan menarik tubuhnya, menyingkirkan nya dari tempat duduknya tersebut yang sedang menindih dan mengangkangi Bayu.
Setelah menarik dan menyingkirkan Amel dari Bayu, lalu dengan sekuat tenaga pula Risma langsung mendongrong Amel hingga dia terjatuh.
Usai Amel terjatuh, Risma tidak berhenti disitu saja, Risma kembali meraih tubuh Amel dan langsung menampar mukanya dengan keras.
"Plak!. " suara tamparan Risma dimuka Amel terdengar cukup keras.
"Aoh ...." rintih Amel seketika Risma menamparnya sembari memegang bagian pipinya yang ditampar.
"Amel!, apa yang sudah kamu lakukan terhadap Bayu?!." tanya Risma dengan nada yang keras sembari memelototi Amel yang sedang merintih kesakitan.
"Tenang dulu Bos ..., jangan marah-marah. " kata Amel sembari kembali berdiri dari posisi jatuhnya.
Setelah berdiri, sembari berjalan kembali mendekati Bayu, Amel mengatakan sesuatu.
"Begini Bos_" ucap Amel terputus, karena saat itu pula Risma menyergah ucapannya sembari meraih tangannya dan menggentikan langkahnya untuk tidak kembali mendekati Bayu.
"Stop!, jangan lagi panggil saya Bos!, dan jangan berani-berani lagi kamu mendekati Bayu!." kata Risma dengan nada keras memperingatkan dan menghentikan Amel.
"Oke ..., oke ..., biar adil ..., seperti biasanya saja, kita bagi dua, tapi ..., kali ini giliranmu setelah aku ya." kata Amel sembari menepuk pundak Risma.
Memang terkadang Amel dan Risma saling berbagi dalam berhubungan sex, satu pria terkadang digilir secara bergantian oleh mereka, namun Risma selalu mendapat giliran pertama dan Amel selalu setelahnya.
Namun dengan Bayu, sepertinya Risma tidak pernah rela untuk berbagi dengan Amel, sama Amel saja nggak mau berbagi, apalagi sama yang lain?!.
Entah kenapa hati Risma terasa sakit saat melihat Bayu disentuh oleh orang lain, walaupun seseorang itu adalah Amel. Hati nya seakan-akan tidak terima dan ingin menelan hidup-hidup seseorang yang berani menyentuhnya.
Perasaan di hati Risma tersebut muncul dengan tiba-tiba, bahkan hingga membuat dia tidak menyadari kalau air mata nya menetes disaat Amel mengatakan ingin menggilir Bayu bergantian dengan nya.
"Amel ..., kamu boleh ambil apapun yang aku punya, segalanya yang aku miliki, namun tidak dengan Bayu!." kata Risma tegas sembari meneteskan airmata dan melangkah menghampiri Bayu, lalu kemudian Risma segera membenahi pakaian Bayu, dan memakaikan pakaian itu kembali.
Melihat Risma justru memakaikan pakain itu kembali menutupi tubuh Bayu, pada saat itu pula Amel langsung menampar Risma, karena Amel merasa kesal dengan Risma.
"Plak!."
"Apa yang kamu lakukan Ris ..., bukan kah ini sudah sering kita lakukan ketika kita ingin mencicipi laki-laki yang sama?!." tanya Amel sembari melihat Risma yang terus memakaikan kembali pakaian Bayu.
Risma tidak menjawabnya, dia hanya meneteskan air mata sembari bergegas membenahi seluruh pakaian Bayu yang sudah di lepas oleh Amel.
Lalu Amel melanjutkan kembali ucapan nya.
"Risma!, hentikan!, aku sudah bersusah payah melakukan ini semua, kenapa kamu justru malah ingin menggagalkan nya, aku ingin mencicipi tubuh Bayu, dan aku tau otakmu!, pasti juga sama!." kata Amel sembari mendorong tubuh Risma dengan keras, hingga Risma terjatuh di samping Bayu yang sedang tergelerak tersebut.
Risma meneteskan air mata saat itu, saat ia terjatuh. Sembari meneteskan air mata, Risma berusaha untuk bangun, bangun dengan berusaha pula tangan nya meraih tangan Bayu.
Usai meraih tangan tersebut, Risma menggenggam erat telapak tangan tersebut sembari kembali terduduk jongkok di samping Bayu yang sudah tidak berdaya tersebut, dan berkata.
"Aku telah mencintainya, dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya, termasuk kamu!. " kata Risma sembari memegang erat tangan Bayu dan menatap tajam mata Amel sembari menetesekan air mata.
"Hah!, sudah gila kamu Ris!." ucap Amel terkejut mendengar pengakuan Risma.
"Cepat pergilah dari sini Amel, sebelum aku benar-benar mengusirmu." kata Risma dengan sedang menatap Bayu yang tergelerak tidak berdaya sembari meneteskan airmata dan menggenggam erat tangan nya.
"Hah!, dasar pelacur bodoh!." ucap Amel sedikit keras sembari mengambil tas cantiknya.
"Cepat pergilah!!!." sahut Risma dengan keras dan tegas pula, dan bahkan sangat marah ketika mendengar ucapan Amel. Sehingga dia menyahut ucapan tersebut sembari tangan nya menunjuk kearah pintu keluar dengan tanpa melihat dan memandang kearah pintu tersebut.
Mendengar hal tersebut Amel segera beranjak meninggalkan rumah itu, namun sebelum pergi, Amel mendekati Risma yang sedang memegang erat tangan Bayu sembari meneteskan air mata tersebut. Lalu ....
"Oh ..., wanita malang ..., kasian ...." ucap Amel sembari meraba pipi Risma yang berlumuran air mata, dan lalu Amel berjalan beranjak meninggalkan tempat tersebut.
Risma hanya diam saat Amel beranjak pergi dan merabanya, lalu perlahan Risma menyandarkan kepalanya diatas tubuh Bayu yang terbaring lemas tak berdaya tersebut, dan lalu dia menangis tersedu-sedu dengan kepala yang tersandar di atas tubuh yang tak berdaya tersebut.
Pada saat itu pula, Amel yang sedang berjalan meninggalkan rumah tersebut mengatakan sesuatu sebelum dia benar-benar pergi dari rumah itu.
"Semoga kekasihmu selamat ya ..., karena aku sudah memberinya obat perangsang dan obat kuat yang sekaligus dicampur dengan obat tidur dengan dosis yang lumayan tinggi." kata Amel yang terdengar dari kejauhan sebelum ia benar-benar pergi yang di lanjutkan dengan tertawa saat menjelang kepargian nya.
"Ha ha ha ha. " tawa Amel yang terdengar semakin lama semakin lirih dan hilang.
"Bajingan kamu Amel ...!!!." sahut Risma berteriak dan memaki Amel yang sudah meninggalkan rumah tersebut, sembari bergegas membopong Bayu menuju ke arah kamar mandi.