webnovel

Friend With(Out) Benefits

Wendy, terjebak dalam hubungan yang sedang digandrungi banyak remaja kekinian. Dengan peraturan di mana keduanya tidak diperbolehkan menaruh hati. Suatu kebodohan membuat dirinya terjerumus dan semakin terperosot. Kesalahan yang sudah pasti berisiko tinggi tetap ia lanjutkan hingga hatinya siap tak siap harus menghadapi kehancuran.

HuskyUsagi · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
11 Chs

#11 ENDING

Kejadian itu telah membuka mata Wendy dan Petra. Serta oknum yang terlibat seperti Roni telah memaafkan kelalaian Surya. Bukan sepenuhnya kesalahan Surya, hanya dirinya terbuai godaan succubus. Kehidupan kembali sedikit normal. Dengan perubahan yang cukup signifikan. Jari manis berhias cincin, Wendy menarik perhatian Chindy yang sudah lama tak terlihat karena memilih resign setelah menikah dengan Roni.

Kini adik angkat kesayangannya akan segera menyusul jejaknya bersama Petra. Untuk Surya sendiri, dirinya resign dan membuka bisnis Wedding Organizer dan siap untuk mengambil posisi di pernikahan Wendy. Dengan segala desain yang spesial, sekaligus tanda terima kasih terhadap Petra karena menepati janjinya.

Sandi, telah menjadi supervisor divisi desain kedua. Desain pertama dipegang oleh Petra dengan Wendy di bawah naungannya. Untuk Roni sendiri kini menjabat sebagai HRD. Tentu saja kebijakannya lebih bijak dari sebelumnya.

Julian telah ditangkap dan dikeluarkan dari perusahaan karena terbukti dalang di balik kasus kebocoran data ke kompetitor lain. Sikap arogannya selama ini hanyalah kedok untuk menutupi diri dari apa yang diperbuat. Dirinya tentu memiliki akses luas dibandingkan anak buahnya. Beberapa orang telah menyelidiki dan mengamati Julian selama ini, termasuk Roni semenjak dirinya dihukum dalam ruangan HRD.

Lantas, apa kabar Irine?

Irine telah resign tak lama setelah perseteruannya dengan Petra di ruangan desain. Ia positif hamil karena malam harinya Irine pergi ke klub dan tidur dengan pria random yang ditemuinya. Sebulan kemudian dirinya hamil. Pertama, kelicikannya untuk menjebak Surya agar bertanggung jawab karena pernah tidur dengannya, namun jarak dirinya hamil dan tidurnya dengan Surya sangatlah jauh. Tak mampu menahan malu, Irine melepas jabatan tingginya dan keluar dari perusahaan.

Hingga waktu terus berjalan. Tak terasa tiga minggu lagi pernikahan Wendy dan Petra digelar. Kini Surya lebih sibuk dari biasanya. Ia lebih sering mendatangi toko bunga untuk konsultasi macam bunga dan desain. Untuk beberapa urusan pernikahan lain, Surya juga meminta saran ke toko favoritnya ini.

Pria itu menatap plang nama toko bunga langganannya. Lantas dirinya melihat ke pinggir trotoar. Senyumnya terulas, teringat akan kenangannya ketika Wendy dan Roni berada.

Tangannya mendorong pintu masuk toko, menimbulkan bunyi lonceng, tanda seseorang masuk.

Seorang perempuan menyambutnya dengan semangat. Surya menyapanya dengan lembut. Keduanya saling berbincang, sampai akhirnya menemukan titik temu untuk acara pernikahan Wendy dan Petra.

"Udah itu aja ya, kak?" tanya perempuan berambut pirang dengan model rambut ponytail tersebut sembari menyatat keperluan Surya selanjutnya.

"Mmm, iya," jawab Surya lalu berjalan ke arah jejeran bunga yang tertata manis dan rapi. Ia memandangi bunga-bunga yang segar dan harum itu. Lalu memetik satu tangkai bunga anyelir merah dan membawanya ke meja kasir.

"Ini bunga anyelir, kan?" tanya Surya memastikan. Gadis di depannya mengangguk tegas dengan senyum merekah di bibir.

"Bunga tanda kasih sayang. Rasa kagum, bahkan cinta juga, loh, kak. Cocok buat yang lagi suka sama orang atau pengen bilang tapi malu, haha," jelasnya kemudian siap mencatat bunga anyelir di nota.

"Iya," balas Surya singkat.

Perlahan, Surya menyerahkan bunganya ke gadis penjaga toko. Gadis itu terkejut, kemudian tertawa kecil. "Udah aku tulis di nota, kak."

"Ngga. Ini buat Diana," tegas Surya seraya menatap gadis di depannya lembut. Diana, si blasteran polos itu diam memandangnya, bergantian dengan bunga anyelir di tangan Surya.

"Suka sama aku, nih?" tanya Diana memastikan sembari menerima bunganya dengan malu-malu, sesekali menarik helaian rambut tipis ke belakang telinga. Surya menganggukkan kepalanya pelan.

Keduanya diam sejenak, sebelum akhirnya tertawa renyah bersama.

== END ==