webnovel

Bab 2

Sebelum berpacaran dengan Davin, Cass sempat berpacaran dengan Adrian. Hubungan Cassidy dan Adrian menjadi lebih dekat karena mereka sering bertemu di tempat kerja. Dari sekedar teman bicara atau curhat-curhatan, lama-kelamaan hubungan mereka berubah menjadi pasangan.

Sayangnya, hubungan mereka harus kandas di tengah jalan gara-gara Cass merasa hubungan mereka berdua lebih seperti sahabat baik daripada sepasang kekasih. Hal itu membuatnya memilih break up and be friend dengan Adrian.

Semula Adrian tidak menyetujui keputusannya untuk putus.  Tapi karena Adrian menghargai perasaan dan pendapat Cass, dia mau tak mau akhirnya menyetujuinya. Dan dari situlah dimulainya karir Adrian sebagai seorang casanova. Playboy.

Cassidy menatap Adrian serius. "Ada urusan apa kamu kesini, Ad?"

Cass tahu persis kalau seorang Adrian Prasetya yang sangat mencintai waktu luangnya, sangat tidak mungkin rela datang ke kantor sepagi ini jika tak ada maksud lain.

"Berhubung si Davon pacar kamu lagi nggak ada, kamu temanin aku dong besok ke acara sepupu aku. Please.." Adrian memohon.

"Namanya Davin. Acaranya di mana emang? Kok aku baru tau kamu punya sepupu, Ad?" Ejek Cass sedikit bercanda.

"Davin, Devon, sama aja. Aku lupa nama hotelnya. Pokoknya di hotel. Itu, sepupu aku yang aku ceritain dulu tinggal di Amrik. Sekarang udah balik lagi ke Jakarta, Cass." Jelas Adrian mengingatkan Cassidy. Yang samar-samar mulai mengingat percakapan mereka dulu tentang sepupu Adrian.

"Sori Ad, bukannya aku nggak mau, tapi aku udah janji sama Karin duluan mau nemanin tuh anak ke acara welcoming party rekan kerjanya besok." Jelas Cass menyesal pada Adrian.

"Kamu batalin aja dan temenin aku ya.. Yayaya? Plissss." Adrian memelas.

"Gak bisa. Aku udah duluan janji ke Karin. Gak mungkin aku batalin, Ad."

"Yaahh, akunya telat dong." Adrian memanyunkan bibirnya.

"Lain kali deh, Ad. Kamu juga kan punya banyak cadangan. Ngapain coba kamu ngajakin aku kalo yang ngantri buat nemanin kamu ke acara sepupu kamu itu, buanyaakk banget." Cassidy mendramatisir lantas menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Yah, kamu tau kan diacara sepepu aku itu pasti bonyok bakalan ada. Aku paling benci ngenalin pasangan aku ke nyokap dan aku juga gak mau ngenalin mereka sama keluarga aku. Mereka tuh cukup kenal aku aja. Pusing kepalaku kalo nyokap nanya-nanya mulu." Adrian cemberut.

"Hmmm, tapi kamu nya juga kan pernah ngenalin aku sama keluarga kamu. Apa bedanya coba?" Ujar Cass bingung dengan Adrian.

"That's tottaly different. Kalo kamu itu ada status resminya, Cass. Lah kalo mereka sih, nggak ada." Jelas Adrian tidak senang.

"Pardon me? Maksud kamu apaan sih? Kamu kok jadi kayak gini sih, Ad? Cari pacar yang bener, Ad. Ingat umur kamu udah berapa sekarang." Cassidy tidak suka dengan kelakuan Adrian. Perubahan sikap Adrian membuat Cassidy kecewa.

Cass tidak tahu kenapa Adrian bisa berubah seperti ini. Dulu ketika mereka masih pacaran, Adrian tidak pernah melirik perempuan lain. Sekedar menyebut nama perempuan lain saja tidak pernah. Pokoknya menurut Cass, semasa mereka pacaran, sikap Adrian itu gentleman banget. Sekarang, Adrian bahkan tidak memperdulikan pasangannya jika dia menggoda perempuan lain di depan pacarnya itu.

"Baru aja kepala tiga. Aku juga inget umur Cass. Pengen nikah juga. Cuma belum ada yang pas aja buat, kamu tenang aja. Aku nggak bakalan ninggalin kamu kok kalo aku udah punya pacar baru." Balas Adrian sambil memberikan signature smirknya itu.

"Ad, Ad. Aku nggak tau alasan kamu kenapa sampe berubah gini. Yang jelas, aku kangen sama Adrian yang dulu." Ucap Cass mendesah lemah.

Sesuatu terbesit di mata Adrian saat ia mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Cassidy.

"Aku masih sama Cass. Nggak ada yang berubah. Aku masih tampan, pintar dan sexy seperti yang kamu tahu dan ingat." Adrian menyeringai.

Cassidy memutar bola matanya. "Bukan itu maksud aku, Ad. Kamu tau maksud aku bukan itu. Aku sedih aja liat kamu kayak gini, Ad." Ujar Cass sedikit jengkel dengan Adrian.

"Kamu kok bisa jadi pengacara si Cass? Sama sesuatu yang kayak gini aja kamu nggak tau. You're so dense somentimes Cass." Adrian menggelengkan kepalanya kecewa.

Cassidy dibuat bingung dengan ucapan Adrian barusan. "Aku nggak peka? Maksud kamu apa, Ad?"

Adrian tersenyum simpul dan mendesah.

"Aku cabut dulu. Kamy terusin aja pekerjaan kamu, Cass." Adrian kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja Cass.

'Nih kutu kupret bukannya ngejelasin malah pergi lagi. Apa coba maksud si Adrian tadi?'

"Kerja sana, Ad. Jangan cuma keluyuran terus." Teriak Cass pada Adrian yang sudah keluar ruang kerjanya, tidak tahu apakah pria itu mendengarnya atau tidak.

Unconditional, unconditionally

I will love you unconditionally

There is no fear now

Let go and just be free

I will love you unconditionally.

Ringtone pesan masuk Unconditionally oleh Katy Pary, khusus buat Davin tiba-tiba berbunyi. Cassidy mengambil iphone-nya dia dalam tas dan membaca pesan tersebut.

Davin :

Babe, miss u so much. Hve good day. luv u. xxxx ;)

Senyum Cass mengembang saat membaca pesan dari pacaranya itu. Dia lantas mulai mengetikan pesan balasan buat Davin.

Cass :

Miss u too :(

Take care, luv u more xxxx :)

***

Semoga kalian suka