"Lisya? " Suara pangeran memecah keheningan sore itu bersama sinar senja yang merona dari upik barat.
"Ada apa? ". jawab Lisya tanpa menoleh kepada Pangeran.
"Apakah kamu tidak merasa, kalau sekarang kita seperti keluarga kecil yang bahagia?". tanya Pangeran sambil tersenyum melirik Lisya yang berjalan di sampingnya.
"Tidak". Jawab Lisya tanpa emosi.
Seketika itu Pangeran terdiam karena Lisya tidak begitu merespon apa yang dia tanyakan, namun dia terus melirik wajah Lisya seolah dia takut Lisya tiba-tiba menghilang dari pandangannya.
'Seandainya aku bisa menghentikan waktu saat ini, aku akan melakukannya dan tetap berada di jarak sedekat ini dengan Lisya'. Batin pangeran Austin.
Setelah bergumam, sesekali pangeran Austin melirik ke arah Lisya, dia masih tak menyangka kalau di sampingnya adalah Lisya, tapi sikap Lisya terlalu dingin padanya sehingga ia bingung mau mulai pembicaraan darimana. Walaupun begitu ia tetap menikmati kesunyian itu dengan sorak gembira di hatinya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com