Peter menahan napasnya. Pria itu berdehem guna meredamkan rasa gugupnya.
Metha mengernyit, sepersekain detik kemudian ia terbelalak kaget. "Tuan?" panggilnya merasa tak percaya dengan kehadiran pria itu.
Sementara Philip, ia hanya bisa tersenyum canggung saja, entah kenapa ia justru merasa malu dengan tingkah tuannya itu.
"Kalian … kenapa ada di sini?" tanya Metha heran.
"Aku … aku hanya ingin bersilaturahmi saja," jawab Peter begitu terdengar ambigu. Dalam hati ia mengumpat akibat tak dapat mengendalikan jantungnya yang tampak begedor-gedor di dalam sana.
"Silaturahmi?" tanya Metha mengulang kata yang tampak antik masuk ke dalam relung telinganya. "Tumben?" lanjutnya berkata.
"Tidak usah banyak tanya, lebih baik persilahkan tamu untuk masuk ke dalam rumah," sindir Peter, namun nyatanya ia tengah menghindar dengan pertanyaan yang dilontarkan wanita itu.
Peter mendatarkan wajahnya dan menyatukan kedua tangannya di belakang pinggang agar terkesan berkharismatik.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com