webnovel

BAB 92

Raut wajah Nuh melunak saat dia menggerakkan tangannya ke bahuku, meremasnya. "Dia marah karena kamu terluka."

Mataku tertuju pada Nuh. "Tidak terasa. Aku mendengar nada jijik dalam suaranya."

"Karena apa yang terjadi," bantah Nuh. "Kao menyalahkan dirinya sendiri."

"Apakah dia memberitahumu itu?" Aku bertanya, berharap itu benar-benar menjadi alasannya.

Mungkin bukan karena dia jijik padaku?

Nuh meremas bahuku lagi. "Dia tidak perlu memberitahuku. Aku mengenalnya lebih baik dari siapa pun. Aku yakin itu alasannya. Begitu shocknya hilang dan dia mendapatkan transplantasi, dia akan kembali normal."

Mataku melebar saat lebih banyak harapan mengalir ke dalam diriku. "Apakah dia setuju dengan operasi itu?"

Frustrasi melintas di wajah Nuh, memberiku jawaban sebelum dia bergumam, "Belum. Aku sedang berusaha mengubah pikirannya."

Aku menggelengkan kepalaku, ketidakberdayaan meredupkan sedikit harapan yang kumiliki. "Aku tidak mengerti mengapa dia tidak melakukan transplantasi."

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com