Perlahan-lahan, sang mentari mulai menampakkan diri di ufuk langit, menyinari cakrawala, serta menghangatkan alam semesta. Menerangi setiap kegelapan yang baru saja menghilang usai menyelimuti bumi. Langit bersinar sangat cerah. Cahaya matahari yang terik, terasa hangat menembus kaca jendela di kamar Dinda, sehingga membuat gadis itu harus menyipitkan kedua matanya, karena ia belum sepenuhnya mendapatkan kesadarannya kembali, yang baru saja datang dari alam mimpi.
Dinda menggeliat pelan, kemudian menyibak selimut tebal yang sedari tadi ia pergunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gadis cantik itu beranjak bangun, dan terduduk sebentar sambil menoleh pada jam dinding yang tergantung tepat di atas pintu kamarnya.
Ia melirik pada sosok seorang pria yang sedang berbaring dengan begitu nyenyak di sampingnya, tengah berbalut dalam sehelai selimut yang sama dengannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com