Aku menghela napas. Papa seolah sengaja memberiku ruang untuk bertanya suatu hal yabg bersarang di kepalaku. Tapi, biar pun aku penasaran, aku nggak memiliki kekuatan untuk bertanya padanya. Aku takut mendengar kabar buruk, mendengar yang nggak ingin aku dengar.
Melihat aku nggak merespons ucapannya, papa menarik napas panjang. Tatapannya lurus padaku. "Satria berhak bertemu dengan Nick," katanya.
Ya, tentu saja. Aku nggak akan menyembunyikan Nick dari lelaki itu. Tapi tentu saja bukan saat ini. Aku butuh kekuatan, seenggak tekad untuk menerima kenyataan pahit yang ada di depan mata.
***
Aku dan Nick kembali ke apartemen Axel setelah menginap di rumah orang tuaku dua malam. Axel ada di unit saat kami tiba.
"Lu udah ketemu Satria?" tanya Axel.
Aku nggak langsung menjawab pertanyaannya. "Nick, take a break in your bedroom," kataku pada Nick. Anak itu mengangguk dan berlarian ke arah kamar. Kelihatannya dia kelelahan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com