"Hei, si tampan, belum punya nama. Kamu mau kasih nama apa?" tanya Keenan mencoba mengalihkan pembicaraan. Berharap usahanya berhasil.
Kanaya menatap Keenan, kemudian menggeleng. "Aku belum punya ide. Nama-nama yang kemarin rasanya belum ada yang cocok."
"Kita cari bareng-bareng. Kamu udah makan?" Keenan melepaskan pelukannya, kemudian membuka kantung yang tadi ia bawa. Sarapannya pagi ini.
Kanaya menggeleng. "Dari pantry belum dateng."
"Ya, udah makan bareng aku aja, ya. Aku suapin." Keenan sudah bersiap-siap menyendok sarapannya. Nasi uduk dengan lauk telor balado, tempe kering balado, bihun goreng, dan sambal kacang. "Aa ...."
Satu suapan masuk ke mulut Kanaya. Mengunyahnya perlahan. "Enak," ujarnya.
Terdengar dering ponsel Keenan. Keenan langsung mengalihkan perhatiannya sebentar. Tertera dalam layar, Mama Ami.
Keenan segera menggulirkan ke tombol penerima. Dan mengeraskan suaranya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com