Kanaya mendengar suara napas Keenan yang teratur. Artinya, suaminya telah tertidur lelap. Pelan-pelan ia menggerakkan tubuhnya, agak menjauh dari Keenan.
Menatap wajah suaminya. Menelisik dahi, kedua matanya yang terpejam, jejeran bulu matanya yang lentik dan lebat, hidung mancung, rahang yang kokoh, bibir yang penuh. Ya, sungguh rupawan. Pesonanya bakal membuat wanita manapun ingin memilikinya. Perubahan yang drastis bisa Kanaya lihat pada tubuh Keenan.
Dahulu, tubuhnya tidak berotot seperti ini, layaknya remaja penyuka olahraga. Hanya terlihat berisi saja. Namun, kini Kanaya melihat, tubuh atletis itu berkembang dan terbentuk menjadi siluet tubuh yang menggoda. Otot tangan dan dada yang mengeras, dada bidang. Jangan lupakan bentuk perut Keenan sekarang, jika para wanita itu tahu, mereka bakal iri padanya. Dan tergila-gila. Seperti dirinya.
Ah, membayangkan perut sixpack Keenan membuat wajah Kanaya merona. Pelan-pelan ia mendekati wajah Keenan, dan mendaratkan ciuman di bibirnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com