Keenan dan Kanaya memasuki rumah baru mereka sambil tertawa. Mengingat tingkah laku mereka yang absurd.
Keadaan di dalam rumah itu, masih gelap gulita. Masih dengan menggendong Kanaya, Keenan mencari-cari saklar lampu, kemudian meminta Kanaya menyalakan lampunya.
Tampaklah oleh mereka, dalam rumah itu, meski terlihat kecil dari luar, namun bagian dalamnya terlihat besar dan luas.
Terdapat sofa berwarna hitam dari bahan kulit di ruang depan. Keenan menyusuri ruangan lainnya. Ternyata terdapat tangga menuju lantai dua rumah itu.
Di ruangan lain, terdapat ruang untuk bersantai dan dapur yang bersih. Sudah terdapat kompor gas, kitchen island, lemari pendingin, dan meja makan, serta peralatan yang lainnya yang mereka butuhkan.
Keenan menaiki tangga menuju lantai dua dengan masih menggendong Kanaya. Bersikeras menggendongnya hingga kamar mereka.
"Keenan, kamu gak pegel gendong aku?" tanya Kanaya sebelum Keenan melangkah menaiki anak tangga pertama.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com