"Clara?" tanya Keenan. Senyum masih terpahat di wajahnya.
"Emangnya, ada cewek laen di situ?" Kanaya bertanya balik dengan sewot.
"Ya, kali aja, mau nanyain mamanya, atau asisten rumah tangganya. Kan, tadi mereka ada di sana juga," jawab Keenan enteng.
"Untung ada April," ucap Keenan lagi, sambil menatap kaca spion di depannya. Melirik April di bangku penumpang belakang. Yang tampak tegang, dan tentu saja terkejut. Tiba-tiba namanya disebut.
Sungguh, April tidak ingin terlibat dalam permasalah percintaan antara kakaknya dan calon kakak iparnya itu. Terlalu rumit, untuk dirinya yang baru saja duduk di kelas satu sekolah menengah pertama.
Tidak mau menjadi saksi, atas bubarnya pasangan sejoli itu. Apalagi mereka akan menikah, tak lebih dari dua pekan lagi.
'Undangan baru disebar, masa mereka harus berpisah?' lantur April, di dalam hati. Berharap, hal itu tidak pernah terjadi, tentu saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com