webnovel

Eighty Days With You

Kim Ga Young— Atau lebih dikenal dengan Gayoung, merupakan seorang wanita berusia 25 tahun. Lahir dan menetap di kota Changwon yang letaknya 40 km dari Barat Busan, Korea Selatan. Ibunya seorang single parent sebab Ayahnya telah lama meninggal karena kecelakaan, Gayoung juga memiliki seorang adik laki-laki, namanya Kim Soo Bin. Sejak kecil, Gayoung terbiasa hidup mandiri. Dan setelah lulus sekolah, Ia langsung mencari pekerjaan ke berbagai tempat, salah satunya di sebuah Kedai yang baru saja buka di pinggiran kota Changwon. Namanya Kedai Kaebsong. Pertemuan hingga perjalanan kisah cintanya bersama putra sang pemilik Kedai— Tom Boselli, menjadi titik awal dari kisah cintanya yang baru namun juga singkat. Sosok Tom Boselli, pria 27 tahun berkebangsaan Italia-Korea Selatan itu mampu meluluhkan hatinya yang beku dan mati— mungkin. Gayoung tak pernah tahu jika delapanpuluh hari bersamanya akan begitu sulit dan rumit untuk Ia jalani.

lnoona614 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
6 Chs

4| Whats Wrong

27 Maret 2019 ...

Hari ini Gayoung resmi menjadi seorang Bartender wanita pertama yang akan menggantikan tugas John. Ia akan melewati masa pelatihan untuk beberapa waktu ke depan sebelum akhirnya menjadi Captain Bartender.

Dengan senang hati Gayoung menerimanya karna sejak awal, posisi inilah yang Ia harapkan.

"Hey Eonnie!" Sapa Hana.

"Kau tidak ada pekerjaan?"

Hana mengedikkan bahunya, "Kepala Koki Han sedang tidak ada. Jadi Kupikir ini kesempatanku untuk melarikan diri."

"Kembali ke tempatmu sebelum Tuan Han memarahi Kita."

Hana menggeleng cepat. Kemudian terlintas sebuah ide untuk menjahili sahabatnya itu.

"Ahh!! Apa Kau berharap Dia yang datang menemuimu 'hm?" Godanya.

"Maksudmu?"

Hana mengedikkan bahunya lagi, berjalan melewati Gayoung begitu saja.

Kemudian menyeringai nakal, "Mr. Tom"

"Mr. Tom? Siapa Dia?" Alis si cantik terangkat sebelah. Ia sungguhan tidak tahu.

Mulut Hana menganga lebar, tak habis pikir dengan pertanyaan aneh dari Gayoung.

"Kau tidak tahu siapa Mr. Tom itu?"

Gayoung mencebik, "Memangnya siapa Dia hingga Aku harus tahu?"

"Dia itu—" Kalimat Hana menggantung saat matanya tak sengaja menangkap siluet seseorang yang sejak tadi Mereka bicarakan.

"Dia siapa, Han?"

Hana tersenyum canggung saat seseorang itu berjalan mendekat ke arah Mereka.

"Dia itu pria yang sedang berada dibelakangmu Eonnie." Bisiknya pelan. Kemudian pergi meninggalkan Gayoung sendirian.

Gayoung yang masih tidak sadar akan kehadiran seseorang itu, kemudian membalikkan tubuh mungilnya dengan cepat saat hidungnya tak sengaja mencium aroma maskulin yang begitu Ia hafal.

Benar saja, pria itu— oh astaga! Gayoung berjingkat kaget saat jarak Mereka sedekat ini. Hatinya berdebar kencang. Mata amber dan mata biru sapphire itu beradu pandang. Menimbulkan sebuah debaran aneh untuk Tom.

Dengan cepat Gayoung berjalan menuju westafel, berpura-pura untuk mencuci gelas kotor disana dan sialnya, tak ada gelas kotor sejauh matanya memandang, semua tempat sudah Ia bersihkan ngomong-ngomong.

••••••

Situasi canggung masih berlangsung, Gayoung mengumpat  dalam hati sebab Tom masih betah berdiam diri di depannya. Pria itu sedang sibuk melihat-lihat stok minuman yang ada. Mengabaikan eksistensi Gayoung dibelakang sana.

'Sebenarnya apa yang Dia lakukan disini? Apa kakinya tidak pegal berdiri terus? Pria ini benar-benar.' Gerutunya dalam hatinya.

"Awal bulan depan Aku akan disini." Itu suara Tom.

Gayoung masih terdiam, entah pikirannya melamun kemana.

"Kita akan jadi patner, Nona Young." Lanjutnya.

Seketika mata Gayoung berkedip cepat. Apa telinganya tak salah dengar? Menjadi patner?

Seperti mimpi, Ia bahkan mencubit kecil pipi gembilnya sendiri.

"Aww sakit." Adunya sendiri.

Oh ini bukan mimpi.

Tom memperhatikan tingkah si cantik yang terlihat menggemaskan. Dan tanpa Ia sadari, segaris tipis pada wajah tampannya mulai tercetak— Tom tersenyum.

Menyadari sikap anehnya sendiri, Gayoung berdehem, "Ehem.. Apa maksudmu, Sunbae?"

"Dengar! Aku akan disini, menggantikan John sebagai Captain Bartender dan sekaligus menjadi patner barumu, Nona Young. Jika Kau merasa kesulitan, Kau bisa menemuiku dan bertanya, Kau mengerti?" Ucapnya dalam satu tarikan nafas.

Berharap wanita didepannya paham. Dan tidak mengulang kalimat apapun. Ia benci pengulangan, omong-omong.

"Ya, Aku paham Sunbae. Jadi Kau bisa pergi sekarang? Maksudku— Kau akan disini setelah John Sunbae pergi' kan? Jadi, sebaiknya Kau kembali saja ke kasir karna Ara lebih membutuhkan bantuanmu dibanding Aku." Ucap Gayoung.

Tom diam, mata ambernya tak pernah lepas dari sosok cantik didepannya. Jika boleh jujur, dalam jarak sedekat ini, wanita itu terlihat sangat cantik. Dan Ia menyadari jika Gayoung memiliki warna mata yang sangat indah, berbeda dari kebanyakan orang Asia pada umumnya.

Pantas saja jika Max sangat menyukainya. Selain cantik, Gayoung juga berbeda dengan pegawai wanita lainnya. Wanita cantik itu lebih pendiam dan suka menyendiri. Meski yang Ia tahu jika Gayoung bersahabat dengan Hana dan Micha, tapi sejak ketiganya berbeda shift maupun tugas, Mereka jadi jarang terlihat mengobrol bersama. Hanya Hana yang terlihat beberapa kali datang menemui Gayoung jika di Dapur sedang tidak sibuk.

Merasa diusir secara halus, tatapan ramah Tom berubah menjadi tajam. Tiba-tiba rasa kesal datang begitu saja.

"Baiklah. Sampai besok lusa, Nona Young"

Setelah kepergian Tom, helaan nafas lega terdengar dari bibir si cantik.

"Astaga, jantungku berdebar!"

••••••

Musim dingin telah berlalu, sisa-sisa dari butiran salju masih menempel di sisi jalanan kota Changwon. Kota yang tak padat penduduk ini terlihat sangat cantik dengan bunga-bunga musim semi yang mulai bermekaran. Semerbak aroma wangi yang menguar disepanjang jalan membuat siapapun akan merasa mabuk  dibuatnya.

"Selamat bulan April pertama, Gayoung." Sapa Max dengan memberikan setangkai mawar putih favorit Gayoung.

Gayoung tersenyum kelewat manis, memancing Max untuk ikut tersenyum juga.

"Terimakasih, Sunbae." Ia mencium berkali-kali bunga itu. Baunya harum dan Gayoung menyukainya.

"Goshh! Sudah Kukatakan panggil Aku 'Oppa'  jika Kita berdua, Youngie."

"Kita masih bekerja."

"Lalu kenapa? Sesulit itu kah bagimu?" Tatapan Max berubah sendu. Berulang kali Ia sudah menyatakan perasaannya pada Gayoung sejak minggu pertama Mereka bertemu namun sampai sekarang, wanita itu belum memberikan jawaban yang pasti. Hingga besok Dirinya akan kembali ke Italia pun— Gayoung tetap diam.

"Sudahlah, jadi bagaimana?"

Gayoung tahu kemana arah pembicaraan Mereka. Pria itu meminta sebuah kepastian hubungan Mereka. Ia salah paham dengan semua sikap Gayoung padanya.

Max hanya tidak tahu saja jika Gayoung menyukai sahabatnya sendiri— Tom.

Kasihan Max.

Tanpa Mereka sadari bahwa sejak tadi, ada seseorang di ujung meja sana sedang menatap ke arah keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

••••••

"Hey, Dude! Ada apa dengan wajahmu itu?" Kepulan asap nikotin membumbung tinggi ke udara dibalik meja panjang bertuliskan 'Bar Area' itu.

Disana, Max dan John sedang mengobrol.

"I'm sorry tapi wajahmu terlihat mengerikan." Dan segelas beerenauslese Ia sodorkan pada Max, "Minumlah!"

Hati Max yang sedang kalut pun menerimanya. Dengan sekali teguk, Ia habiskan minuman itu.

"Once again, John!" Tenggorokannya terasa kering, Max menginginkan cairan itu kembali membasahi kerongkongannya. Jadi Ia meminta lagi.

Dan sialnya John menolak untuk memberikan itu.

"Enough, brother! Kita masih bekerja jika Kau lupa." Smirk andalan John terlihat jelas di wajah animenya.

Max menggeram tak suka. Masa bodoh jika ini masih jam kerja. Toh, besok Dia tak akan disini lagi. Jadi anggap saja malam ini sebagai dispensasi untuknya.

"Aku tidak peduli. Berikan lagi John." Bentaknya.

"Oppa..."

Suara lembut di belakangnya membuat kedua pria itu menoleh.

Kilatan marah Max berubah sendu, mendapati tubuh mungil Gayoung berdiri disana. Di depannya.

"Ada apa? Kau mau pulang?" Max melirik sekilas jam ditangannya. "Tapi maaf, Aku tidak bisa mengantarmu pulang, Youngie." Bohongnya.

Gayoung menggeleng, lantas jemari lentiknya meraih lengan Max hingga pria itu berdiri dari tempatnya.

Menuruti keinginan si cantik yang entah akan membawanya pergi kemana.

Dan disinilah Mereka.

Di taman dekat persimpangan kota Changwon. Letaknya tak jauh dari Kedai. Hanya sepuluh menit waktu yang Mereka butuhkan untuk sampai kesini.

Angin malam menerpa wajah serta rambut wanita bermata biru itu, Gayoung memejamkan matanya. Merasakan sejuknya alam sekitar ciptaan Tuhan.

Selagi mata Gayoung terpejam, diam-diam Max menikmati betapa luar biasa cantiknya wajah wanita yang disampingnya ini.

Hidung mungil nan mancung dengan warna mata sebiru sapphire serta bibir merah merekah bagai buah cherry— cantik.

Max bersumpah dalam hati jika Gayoung adalah wanita tercantik yang pernah Ia temui sepanjang hidupnya.

"Oppa ayo Kita menjadi dekat sebagai kakak-adik"

Deg!

Ucapan Gayoung membuat hatinya bagai diremas oleh sesuatu yang tak kasat mata. Penantiannya selama ini berbuah pahit sebab jawaban dari wanita yang Ia cintai melukai hatinya. Tak pernah menyangka bahwa pernyataan cintanya dibalas dengan jawaban seperti itu.

••••••

L Noona❤