webnovel

Reinkarnasi

Editor: Wave Literature

Pada hari itu, tidak ada awan yang menutupi langit, hingga langit biru yang tidak berawan itu terlihat seperti batu safir yang tiada ujungnya.

Burung-burung berwarna hitam terbang di angkasa, di atas hutan yang luas dan hijau. Dalam hutan itu, terdapat banyak sekali jalan-jalan yang kecil dan berliku-liku, semuanya tersembunyi di antara pohon-pohon lebat. Sebuah kereta kuda yang membawa jerami berwarna keemasan bergerak maju perlahan-lahan, diiringi oleh suara perlahan dan beritme "tuk-tuk-tuk" dari sepatu kuda yang menepuk tanah di bawahnya.

Seorang lelaki yang berperawakan seperti seorang remaja berumur tiga belas atau empat belas tahun sedang tidur di atas jerami yang dibawa kereta kuda itu. Rambutnya pendek berwarna coklat, dan penampilannya terlihat biasa saja.

Mata remaja itu tertutup seakan dia benar-benar tertidur, sementara kusir yang duduk di depan mengendalikan kuda tuanya dengan hati-hati. Ia berusaha untuk tidak mengganggu tidur remaja itu.

BANG!!

Roda kereta kuda tersebut tersandung sebongkah batu tajam, hingga seluruh kereta kehilangan keseimbangan. Suara benturannya terdengar begitu keras. Kereta kuda itu langsung berhenti setelah tabrakan itu.

Ye Song terbangun mendengar suara keras itu, dan perlahan-lahan membuka matanya. Penglihatannya masih berkunang-kunang, dan wajahnya yang berwarna kuning madu mengernyit karena bingung.

"Di mana aku?" Tanya remaja itu. Suaranya terdengar lirih, hingga terdengar seperti bisikan.

Remaja itu menarik nafas dan mencium bau khas rumput hijau. Dengan bingung, dia melihat sekelilingnya yang terlihat asing.

"Maafkan saya karena telah mengganggu mimpi indah Anda, Tuan Muda Kedua Angele. Kereta kudanya menabrak batu." Kusir kereta itu melihatnya bangun, dan segera meminta maaf. Kemudian ia mengambil peralatannya dan memeriksa kerusakan di roda kereta kudanya.

Kusir itu sudah berumur senja, namun masih terlihat kuat dan penuh semangat di balik balutan baju linen abu-abunya.

"Tuan Muda Kedua Angele?" Tanya kusir itu. Ye Song menjadi bingung, dan melihat sekeliling. Ia berpikir bahwa kusir itu berbicara pada orang lain, namun dialah satu-satunya orang yang ada disana.

"Itu aku?" Tanyanya sambil menunjuk hidungnya.

'Iya, Tuan Muda Kedua." Kusir itu mengangguk sambil mengecek roda-roda keretanya.

"Tadi Anda terjatuh dari kuda dan terluka parah. Anda butuh banyak istirahat. Saya adalah satu-satunya yang ada di kota, tapi saya tidak bisa mendapatkan kereta kuda yang nyaman untuk Anda. Maafkan saya karena Anda harus tidur di atas jerami ini." Kusir paruh baya berkulit cokelat itu tersenyum kepada Ye Song.

Ye Song tiba-tiba tersadar, dan raut wajahnya berubah.

"Tidak mungkin…" Bisik Ye Song sembari melihat dirinya sendiri. Dia mengenakan pakaian berburu yang sangat pas untuknya, dengan seutas sabuk merah yang terlilit di pinggangnya. Sebilah cambuk kulit berwarna hitam tersemat di sabuk merahnya.

Tubuhnya lemah, dan telapak tangannya putih pucat. Dia juga bisa merasakan sakit di belakang kepala dan kedua lututnya.

Tiba-tiba, banyak memori masuk ke dalam pikiran Ye Song. Memori yang banyak itu membuat kepalanya sangat sakit, hingga membuatnya kehilangan kesadaran dan jatuh ke dalam jerami. Hal terakhir yang didengar Ye Song adalah teriakan panik dari kusirnya.

Setelah beberapa saat, Ye Song perlahan-lahan terbangun. Pikirannya penuh dengan memori milik orang lain, yaitu memori milik pemuda bernama Angele Rio. Dia adalah anak kedua dari keluarga bangsawan yang tinggal di pedesaan. Pria itu hanyalah seorang bangsawan biasa dari keluarga itu.

Waktu itu, Angele sedang mengisi waktu luang dengan berkuda bersama dengan kelompoknya, namun dia mengalami kecelakaan karena jatuh dari tunggangannya. Ye Song mengambil alih tubuh Angele saat kecelakaan itu. Ye Song mendapatkan beberapa ingatan yang sebelumnya dimiliki Angele dan sedikit pengetahuan tentang keadaannya saat ini.

Dunia yang dia tinggali sekarang sangat mirip dengan Eropa pada zaman pertengahan. Saat ini, dia sedang ada di daerah Kerajaan Rudin. Kerajaan Rudin adalah sebuah kerajaan yang sangat besar, dan keluarga Rio adalah salah satu keluarga bangsawan yang cukup kaya di pedesaan, namun kekayaan mereka masih tidak sebanding dengan kekayaan orang-orang yang tinggal pusat kota di Kerajaan Rudin.

Daerah kekuasaan keluarga Rio ada di tepi hutan yang luas di Provinsi Yala. Menurut ingatan Angele, ayahnya, Baron Rio, memiliki teritori setara dengan tanah yang dimiliki 3 orang Ksatria (1 orang Ksatria memiliki tanah setara dengan 1000-5000 hektar) dan lima kota kecil. Tempat itu dihuni oleh kurang lebih lima ribu penduduk. Butuh waktu sekitar satu jam berkuda untuk berjalan dari ujung ke ujung daerah yang sangat besar itu.

Angele Rio sendiri adalah anak kedua dari Baron Rio, dan kedudukannya termasuk yang paling tinggi di antara anak-anak seumurannya di Keluarga Rio. Kakaknya meninggalkan keluarga Rio untuk mengabdi dalam militer, dan jika dia tidak kembali, kemungkinan besar Angele akan menjadi penerus kepala keluarga Rio.

"Anak dari keluarga bangsawan ya… Aku masih tidak percaya jika aku telah bereinkarnasi…" kata Ye Song sambil menggaruk kepalanya. Dia mendadak sadar bahwa dia sedang berbaring di atas kasur kecil. Bajunya telah diganti dengan jubah putih, dan tubuhnya ditutup oleh selembar selimut putih yang tipis.

Kamar tidur itu terang dan luas. Ada dua kursi, satu tempat tidur, dan sebuah meja kerja berwarna putih di ruangan itu. Jendela yang mengarah di hadapan tempat tidurnya dalam keadaan terbuka, dan Ye Song dapat mendengar keramaian dari jalan.

Hembusan angin membawa bau sedap kue panekuk ke ruangan itu. Ye Song menjadi lapar karena mencium bau enak itu

"Apakah ada orang disini?" Tanya Ye Song. Menurut ingatan Angele, tempat ini adalah satu-satunya rumah keluarga Rio di kota ini.

Terdengar suara "kriet" saat pintunya terbuka. Seorang pemuda paruh baya berbaju merah khas bangsawan dan berekspresi serius masuk ke dalam kamarnya. Pria itu membawa sebuah mangkuk kecil berwarna perak, dan bau sedap daging tercium dari mangkuk itu.

"Angele, apa kamu sudah merasa lebih baik?" Tanya lelaki itu sembari mengernyitkan alisnya. Dia meletakkan mangkuk kecil itu diatas meja di samping tempat tidur, dan menyentuh dahi Ye Song dengan telapak tangannya yang besar.

"Sudah tidak panas. Makanlah sup daging ini, sekarang kamu masih terlalu lemah." Kata pria itu.

Ye Song seketika menyadari siapakah pria yang ada di depannya tersebut melalui ingatan Angele.

Dia adalah Karl Rio, kepala keluarga Rio sekaligus baron di daerah ini. Dalam ingatan Angele, ia adalah seorang ayah yang hebat.

"Ayah sudah bilang," Baron Karl memelankan suaranya. "Jangan dekat-dekat dengan berandalan-berandalan dari kota itu. Walaupun kalian teman bermain di kelas ksatria, jangan bermain bersama mereka."

"Ini semua salahku, Ayah." Kata Ye Song dengan suara pelan dan kepala tertunduk. Sebenrnya Ye Song tidak ingin menunduk, tetapi refleks dari tubuh Angele membuatnya menunduk juga.

"Kamu beruntung tulangmu tidak ada yang patah setelah jatuh dari kuda yang menggila itu." Sang baron menjadi lebih tenang setelah melihat anaknya menundukkan kepalanya. Ia bisa merasakan kesedihan anaknya.

"Kakakmu meninggalkan keluarga ini untuk bergabung dalam militer, dan ayah pun tidak yakin apakah dia akan kembali. Kamu satu-satunya harapan keluarga Rio. Ayah tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau kamu terluka lagi…" Kata sang Baron, sambil menghela nafas.

Menurut ingatan Angele, ayahnya adalah baron yang kuat saat menghadapi orang lain. Ia terkenal berdarah dingin dan disiplin, ia bahkan sanggup menghukum mati anggota keluarganya sendiri karena telah melakukan kesalahan kecil. Ayahnya juga memiliki banyak sekali wanita cantik yang diambil dari daerahnya, sehingga ia memiliki banyak anak.

Selain itu, ayahnya sudah membuat berbagai macam rencana tahun lalu, dan rencananya berhasil membawa prajuritnya untuk mendapatkan sebuah tanah yang besar, hingga sekarang daerah kekuasaannya menjadi dua kali lebih besar dari sebelumnya.

Banyak orang luar yang menyebar gosip tentang kekejaman, kekuatan, dan dinginnya hati sang baron. Namun, sang baron merawat Angele dengan sangat baik karena ia sangat mencintai ibu Angele yang sekarang sudah meninggal. Ia mempunai perasaan yang spesial pada ibu Angele. Karena itulah, Angele mempunyai posisi yang tertinggi di antara saudara-saudaranya yang lain. Sang baron akan berusaha memberi apapun yang Angele inginkan.

"Ingat, Angele. Kau akan menjadi kepala keluarga Rio di masa depan. Kau harus berpikir dua kali sebelum melakukan apapun." Kata Baron Karl.

"Baik, Ayah." Ye Song mengangguk dan menjawab dengan serius.

"Ayah tidak bisa mendapatkan Catherine, tetapi Ayah sudah kirim wanita lain yang kau inginkan ke ruanganmu. Kau bisa bermain dengannya, tetapi kau masih sangat muda, jadi kalau ayah dengar kamu menjadi ketagihan melakukan ini…" Baron Karl berhenti berbicara sejenak, dan tatapannya menjadi dingin. "Kau tahu apa yang akan terjadi."

"Aku mengerti." Ye Song menjawab sambil mengangguk cepat. Sesaat, ia merasa takut. Kali ini dia telah melakukan kesalahan fatal, hingga membuat Baron Karl yang menyayanginya menjadi khawatir.

"Habiskan sup daging itu dulu, lalu istirahatlah sebentar. Masih ada pekerjaan yang harus Ayah selesaikan, jadi Old Wade akan mengirim seorang pendamping untuk mengantarmu kembali ke istana. Ayah harus pergi sekarang." Kata Baron Karl sebelum meninggalkan ruangan.

Sebelum pintu kamar benar-benar tertutup, Ye Song melihat seorang ksatria berbaju zirah lengkap yang berdiri di luar. Dia mengenal ksatria ini, namanya Audis, ksatria terbaik milik sang baron. Ksatria Audis suka menginjak kepala musuh hingga hancur seperti semangka. Orang-orang menyebutnya "Ksatria iblis".

Pintu kamar ditutup dengan keras, namun Ye Song masih bisa mendengar sang baron dan ksatria itu saling berbisik satu sama lain, hingga suara mereka hilang saat mereka berjalan semakin jauh dari ruangan itu. Ye Song menoleh ke arah meja di samping tempat tidurnya. Dia tahu bahwa itu adalah sup daging spesial, karena jika itu adalah sup daging biasa, sang baron akan menyuruh orang lain untuk membawanya masuk.

Sup itu dibuat dengan daging ikan bernama Kakap Bulat. Menurut legenda, seorang penyihir mengubah anak-anak yang tersesat menjadi ikan ini. Angele pernah memakan ikan ini, bahkan sebelum ia terluka. Ye Song mengambil mangkuk berwarna perak itu dan melihat isinya. Benar saja, seekor ikan berwarna perak sepanjang jari telunjuk mengambang di kuah sup yang berwarna putih susu, dan kepala ikan itu terlihat persis sama dengan kepala manusia.

'Ikan dengan wajah anak kecil…" gumam Ye Song sambil melihat wajah ikan yang terlihat seperti manusia yang kesakitan. Wajah yang mengerikan itu membuat Ye Song merasa ingin muntah.

"Ini bukan lagi dunia yang kukenal sebelumnya…" pikir Ye Song.

Ye Song duduk di tempat tidurnya, dan dia berpikir lama sebelum memutuskan untuk meminum sup itu. Dia menahan nafasnya dan meminum semua sup itu dalam sekali teguk, kecuali kepala ikannya. Kepala ikannya dikupas, dibongkar, dan ditinggalkan di dalam mangkuk. Wajah ikan itu terlihat terlalu mengerikan untuk dimakan.

Ye Song kembali berbaring di tempat tidur setelah selesai menyantap sup itu. Ia berusaha mengatur ingatan yang diperolehnya. Anak yang bernama Angele ini sangat dicintai ayahnya. Walaupun dia sulit membuat keputusan dan sifatnya sangat penurut, dia sangat pintar mencari cara untuk menghibur dirinya. Dia adalah yang terpintar dalam hal-hal bermain.

Sang baron akan memberikan apapun yang dia inginkan, mulai dari perlengkapan ksatria, hewan peliharaan, uang, dan bahkan wanita. Perlakuan ini membuat Angele tak takut apapun dan mengambil segalanya yang menarik baginya. Dengan kata lain, dia hanyalah seorang 'playboy' yang kaya.

Daerah kekuasaan keluarganya kira-kira sebesar sebuah provinsi di tempat Ye Song tinggal, tetapi populasi penghuninya jauh lebih kecil. Walaupun begitu, sang baron memiliki kekuasaan mutlak di daerahnya, dan dia bisa melakukan apapun yang ia mau. Sebagai anak baron, Angele juga memiliki hak yang sama.

Saat ini, kerajaan Rudin sangatlah tidak stabil. Para bangsawan adalah simbol kekuatan dan kekayaan, namun tidak peduli seberapa kuat Baron Karl saat ini, Angele sudah melakukan kesalahan besar. Angele bertemu seorang gadis bangsawan cantik bernama Catherine Candia di kelas ksatria. Catherine adalah anak kesayangan Viscount Candia, yang memiliki status yang lebih tinggi dari Baron Karl.

Angele menerima tantangan teman sekelasnya untuk memamerkan kemampuannya berkuda. Tetapi, Angele tidak menyadari bahwa sadel kudanya telah dimodifikasi oleh lawannya sebelum balapan. Akhirnya, Angele menghilang selamanya dari dunia ini saat ia jatuh dari kudanya.

"Hanya karena seorang wanita…" pikir Ye Song. Ia tidak bisa berkata-kata. "Dunia ini membuatku bingung… seorang anak remaja berumur empat belas tahun mau berkelahi hanya untuk seorang wanita?"