webnovel

Sangat Cerdas Tidak Seperti Anak Kecil

นักแปล: Wave Literature บรรณาธิการ: Wave Literature

Xia Changyue menggigit bibirnya. Dia merasa gelisah selama beberapa detik, lalu berkata, "Aku harap kamu mau membantuku merawatnya selama beberapa hari ke depan."

"Memintaku untuk merawatnya?" kata An Chenxu yang tertegun karena perkataan Xia Changyue yang benar-benar tidak terduga. Melihat wajah gadis itu yang tampak malu, dia tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk lalu berkata, "Oke, jika kamu percaya padaku dan kamu tidak merasa keberatan memberikannya padaku, aku akan merawatnya dengan baik."

"Terima kasih, Kak Chenxu," ujar Xia Changyue sambil menatap An Chenxu dengan tatapan penuh terima kasih.

"Tidak usah berterima kasih padaku. Minum kopinya." An Chenxu tidak bertanya apa-apa lagi kepada Xia Changyue. Perlahan-lahan dia mengangkat cangkir kopi dan matanya tertuju pada bocah lelaki di lengannya.

Tekstur wajah Xia Shuhan sangat halus. An Chenxu belum pernah bertemu Yan Chengchi, jadi mungkin dia tidak bisa menyadarinya. Akan tetapi, jika suatu saat dia bertemu dengan pria itu, dia akan menemukan fakta bahwa ayah dan anak terlihat sama, seperti jamur.

An Chenxu memegang pegangan cangkir kopi, dia sedikit mengencangkan pandangannya. Tatapan matanya berubah menjadi sangat dalam dan tersirat kecemburuan di sana. Dia melihat Xia Shuhan membuka matanya dan segera berkedip mengumpulkan cahaya dari bagian bawah matanya.

"Changyue, Tuan Muda Hanhan tertidur," tutur Xia Shuhan sambil menggosok-gosok matanya. Mata hitam besarnya langsung memandang ke arah An Chenxu yang duduk di seberangnya dan berkata, "Pria simpanan?"

"Hanhan, jaga bicaramu. Panggil dia paman," kata Xia Changyue yang sedikit malu. Dia pun buru-buru menjelaskan, "Maaf, Hanhan masih belum sadar. Jangan khawatir tentang apa yang dia katakan."

"Tidak masalah." An Chenxu membuka mulutnya dengan tenang dan menarik senyum hangat di bibirnya. "Namamu Xia Shuhan?"

"Kamu harus memanggilku Tuan Muda Hanhan atau Kak Han." Dalam sekejap terpantul cahaya licik di mata Xia Shuhan. Dia merangkak keluar dari gendongan Xia Changyue, duduk di kursinya sendiri, meluruskan punggung dan menatap ke arah An Chenxu. Dia masih kecil, jadi sangat nakal.

"Hanhan, jangan bersikap buruk…" kata Xia Changyue.

"Hanhan… Eh. maksudku Kak Han." An Chenxu menyela kata-kata Xia Changyue dan menuruti perintah Xia Shuhan sebagai pembukaan yang baik. Dia langsung menatap bocah kecil yang berada di depannya dan berkata, "Kamu datang untuk mencari ibumu mengendarai bus sendirian? Bagaimana kamu tahu bus mana yang harus kamu naiki? Agar kamu patuh, aku akan mengajarimu beberapa hal."

Xia Shuhan menyipitkan matanya dan menatap An Chenxu, dia sangat senang dengan suara pria itu. Dia membungkuk dan membawa koper kecilnya ke meja, lalu membukanya. Ada lima benda yang terdapat di dalam koper kecilnya, seperti pakaian, sepatu, bahkan peralatan mandi. Benda-benda itu tertumpuk rapi, tidak seperti koper anak berusia tiga tahun.

An Chenxu memperhatikan Xia Shuhan yang mengeluarkan peta rute bus dan celengan, kemudian meletakkannya di atas meja. Dia mengangkat wajah mungilnya, kemudian tersenyum dengan lembut. "Peta itu memberitahuku bus mana yang harus aku naiki. Aku juga punya uang. Tentu saja aku bisa datang mencari Changyue."

"Tapi, bukankah kamu masih terlalu kecil? Bagaimana mungkin sopir bus membiarkanmu masuk?" Tatapan terkejut terukir jelas di mata An Chenxu.

Xia Shuhan mengerutkan kening dan menatap An Chenxu dengan mata besarnya. Dia berkata dengan sedikit membentak, "Aku memiliki wajah yang tampan. Seorang bibi yang cantik menggendongku di dalam bis."

An Chenxu terdiam, dia tidak bisa tertawa ataupun menangis saat mendengarnya. Dia akhirnya mengerti mengapa Xia Changyue mengatakan bocah lelaki yang ada di depannya itu sangat aneh. Kecerdasan yang seperti itu sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil, namun sayangnya anak yang cerdik itu bukanlah anaknya.

"Kalau kamu sudah selesai, sekarang giliran aku bertanya." Wajah mungil nan halus Xia Shuhan tampak seperti orang dewasa yang kerdil. Mata hitam besarnya bergantian memandang An Chenxu dan Xia Changyue, lalu bertanya, "Apa hubunganmu dengan Changyue? Apakah kamu suka Xia Changyue?"