webnovel

Chapter 89 Caged The Beast

Hari berikutnya, Neko berjalan terburu buru di jalanan. Dia menatap jam di ponselnya.

"(Payah, setidaknya jika aku tahu Kim tak bisa mengantar ku, aku seharusnya berjalan lebih cepat dari tadi....)" dia akan berjalan ke kafe yang di sana ada Matthew yang akan ia temui.

Sesampainya di kafe, Ia melihat Matthew yang duduk di salah satu meja. Neko masih ingat saat Matthew masih menjadi lelaki biasa.

"(Aku benar benar sangat buruk dalam pengingatan, aku sangat lupa akan hal yang begitu lalu, sangat sudah lama... Ini benar benar sangat menyakitkan jika aku harus kembali melihat wajah membosankan itu....)" Neko masih terdiam, ia bahkan sempat tak sadar namun kembali sadar dengan mengguncang guncang kepalanya lalu mendekat.

Matthew yang merasakan ada seseorang di samping, menjadi menoleh dan melihat Neko, ia yang awalnya berwajah tenang menjadi terkejut dengan mata lebarnya ketika Melihat orang itu dari bawah hingga atas, tepatnya hingga wajah Neko.

"Neko?!" Matthew bahkan langsung mengetahui itu membuat Neko terdiam.

". . . Maafkan aku, aku Luna," Neko harus mengatakan yang palsu.

Matthew terdiam sebentar. "(. . . Neko.... Kenapa dia berkata dia Luna dan rambut nya? Matanya? Warna nya berbeda.... Dia mirip sekali dengan Neko karena tubuh nya... Aku sangat ingat betul tubuh dan warna kulit nya... Mereka sama... Tapi kenapa dia mengatakan nama nya lain?)" Matthew terdiam.

"Maaf, aku buru buru," kata Neko.

". . . Maafkan aku, duduklah, kau yang akan membuat artikel ku bukan?" tatap Matthew.

"Ya..." Neko membalas sambil duduk didepanya.

"Apa kau tahu siapa yang mengirimkan artikel itu, semuanya banyak dikirim," tatap Matthew.

"(Memang yang mengirim aku, tapi untung nya, tak ada nama yang tercantum pengirim nya... Sekarang tugas ku hanya membuat artikel publik yang harus menimbun artikel non publik dalam sebuah kesalahan itu, aku salah membuat artikel yang buruk hanya karena ingin bertemu dengan Matthew... Aku ingin melihat nya untuk sekian lama dan sekarang, aku sedang duduk di hadapan nya, tatapan yang dia gunakan adalah tatapan yang begitu tenang.) Jadi, aku hanya harus membuat artikel yang lain? Tapi, aku sudah bersama dengan mu, jadi aku bisa membuat artikel yang lain lagi."

". . . (Pengethuan publik memang membuat seseorang bahkan pencipta nya untuk membuat konflik sendiri agar publik panas...) Aku pikir aku akan memberitahumu.... Aku minta maaf, Aku akan memberikan banyak hal. Artikelku hentikan sekarang juga, aku tahu kau yang membuat artikel itu, nama mu Luna kan?" kata Matthew.

Seketika Neko terpaku. "(Rupanya dia sudah tahu...) Siapa yang memberitahu mu?"

"Melewati ponsel, seseorang yang mengaku sebagai pembunuh wanita itu.... Jika kau tak memiliki cara untuk menghentikan artikel itu, kau harus keluar dari pekerjaan mu, bagaimana pun juga, hapus artikel itu, jangan hanya menimbun nya," kata Matthew.

". . . Kenapa?"

"Kenapa? Kau benar benar bertanya begitu, jika kau terus menulis artikel itu, siapa saja bisa memberimu uang. Kemudian, apakah kau berpura pura tidak tahu?"

". . . Ini bukan kesukaan, maka aku akan bertanya sebaliknya kenapa kau tidak mencoba mengubah pemikiranmu? Aku juga menulis karena kau baik," kata Neko dengan senyuman kecilnya.

"Siapa yang memintamu mengatakan hal itu?" Matthew meliriknya.

"Aku tidak diminta untuk mengatakan itu. Namun aku diminta tetap membuat artikel itu, setiap yang kukerjakan akan kurahasiakan karena memang diminta seperti itu. Kau kehilangan semua ingatanmu dan merubah hidupmu menjadi tukang arogan."

"(. . . Kenapa dia mengatakan hal itu, kenapa dia mengatakan hal itu seolah olah kita sudah bertemu di masa lalu, tapi... Ketika dia mengatakan itu, mulai dari nada bicaranya dan yang lain nya, dia membuat ku semakin menilai bahwa dia Neko.) Kau gadis yang menarik, kau juga membuat artikel itu dengan sangat detail, padahal kita tak pernah bertemu, kenapa aku dari tadi merasa kita pernah bertemu?" kata Matthew, sepertinya dia mencoba mengatakan bahwa Luna mirip dengan Neko.

Seketika Neko terdiam dan berdiri. "(Tak pernah bertemu katanya, mentang mentang kau lupa begitu saja padaku,)" ia mengepal tangan.

"Ada apa?"

"Aku akan pergi," kata Neko yang berjalan meninggalkanya namun Matthew menahan tangan nya membuat Neko berhenti sambil melirik.

"Kau memutuskan untuk melarikan diri dari ini semua, begini saja, aku akan memaafkan kesalahan mu itu karena telah membuat artikel yang sangat buruk, sebagai gantinya, ikutlah denganku sekarang... Kau hanya perlu bilang baiklah atau iya," kata Matthew. Neko menjadi terdiam mendengarnya.

-

Terlihat Matthew berjalan masuk bersama Neko di bar besar. Siapa sangka, ketika berjalan masuk, Neko terdiam melihat sekitar dan rupanya, bar itu adalah bar Neko.

"(Ini bar ku...?)" ia melihat sekitar dengan panik.

Dan di saat itu juga dia melihat Jun dan Hyun yang bermain kartu sendirian di sana, mereka tertawa di salah satu meja bar di banyak nya pelanggan yang menikmati wanita wanita di bar itu.

"(Aku memiliki bar, dan yang menunggunya adalah mereka berdua, mereka bilang mereka memiliki tugas pengawasan bar ku juga, kenapa ketika di sini, mereka malah bermain sendirian, sialan... Kalian!!)" Neko menatap tajam pada mereka yang asik sendiri.

Lalu Matthew menoleh ke arahnya, Neko terdiam ketika Matthew berhenti berjalan. "Tunggulah disini, ada beberapa yang harus aku urus, aku akan kembali tak lama," kata Matthew sambil menunjukan tempat duduk untuk Neko. Lalu ia berjalan pergi ke sebuah lorong hotel meninggalkan Neko di sana.

Neko masih terdiam belum duduk. Hingga ia kembali menoleh ke tempat Hyun dan Jun.

"Lihat, aku menang!!" teriak Hyun yang senang menatap kartunya.

"Kau nge cit..." Jun menatap tak terima, tapi ia terkejut ketika tak sengaja menoleh ke seorang gadis yang meliriknya dengan mata yang begitu tajam dan membara.

Seketika ia gemetar menjatuhkan semua kartu yang ia pegang. "B.... B... B..."

"Apa yang kau lihat?" Hyun bingung lalu ia menoleh ke tempat Jun menatap, seketika matanya juga terpaku. "B... B... B..." dia sama gagap nya.

Neko hanya menatap tajam dengan aura yang mengatakan. "(Lebih baik aku mengembalikan kalian ke penjara dari pada tak becus begini.)"

Jun gemetar mengetik di ponselnya lalu dia menunjukan nya pada Neko. -Bos, maafkan kami, kami mengisi waktu luang bermain, dan anda kebetulan kemari saat kita baru saja memulai nya-

"Alasan..." Neko langsung membalas begitu dari jauh sambil menyilang tangan.

"Lebih baik kita keluar saja berjaga," kata Hyun dengan pelan lalu Jun mengangguk dan berdiri, mereka berjalan keluar dengan pelan pelan karena melewati Neko.

Tapi Neko memukul meja membuat mereka langsung berlari buru buru keluar.

Lalu Neko menghela napas panjang. "(Ha.... Payah....)" dia memegang kening nya dan kembali memikirkan artikel Matthew.

"(Ini mulai membingungkan, suatu artikel saja bisa membuatku terbawa olehnya,)" Neko terdiam namun ketika melihat Matthew tampak berjalan masuk ke lorong, Neko terdiam dan menjadi memiliki keinginan yakni ingin mengikuti Matthew, alhasil ia pergi dari kursinya dan melihat ada pintu terbuka di lorong penginapan. Ia berjalan mendekat dan melihat didalam ada Matthew dan putri dari Direktur Geun, Suzune.

"Apa yang kau pikirkan, kau mencoba memutuskan kontrak ayahku?!" Suzune menatap kesal.

"Bukan aku, tapi Beum yang melakukanya, karena kerja sama itu sudah selesai," Matthew hanya membalas dengan tatapan seriusnya.

"Hizzz.... Ini cukup," Suzune langsung mencium bibir Matthew, hal itu membuat Neko terkejut kaku. Ia tak percaya apa yang dia lihat sendiri, namun ia menjadi tersenyum kecil dan mengambil hp di sakunya. "(Hubungan yang belum pas ya... Aku akan membuat ini di artikel, bahwa dia dan seorang putri Direktur, sedang menikmati bercinta di sebuah bar yang cukup terkenal ilegal di distrik,)" Neko mengeluarkan ponselnya tapi tak disangka ponselnya itu jatuh dan ia menjadi terkejut, alhasil jatuhnya ponsel miliknya membuat Suzune dan Matthew berhenti.

"Siapa?" kata Suzune. "Siapa itu, keluarlah!" tambah nya.

Neko masih terkaku di balik tembok, namun ia memberanikan diri menunjukan dirinya, Matthew yang melihat itu menjadi menatap terpaku. Tiba tiba Suzune menampar tangan Matthew. "Siapa dia?"

"Dia hanya orang asing," Matthew membalas dengan wajah serius.

"Ah... Begitu, orang asing, terus katakan saja bahwa semua wanita yang mengejar mu itu adalah orang asing agar aku memiliki kecemburuan tinggi!! Sudahlah, aku pergi saja, tapi kau harus selalu menghubungi ku, jika tidak, lihat saja nanti," Suzune mendekat dan berjalan keluar, namun ia berdiri menatap Neko dan mengingat sesuatu. "(. . . Dia... Seperti... Gadis itu.. Tidak Gadis itu memiliki mata merah. Tidak mungkin hanya perasaanku,)" Suzune sempat mengingat Neko namun ia kembali berjalan keluar. Neko hanya dari tadi memasang wajah yang biasa.

"Apa kau mencoba memotret soal yang tadi? Kami selalu bertengkar hanya karena ada keraguan dalam hati kami," kata Matthew, Neko hanya terdiam mendengarkan.

"Aku pernah melihatnya berjalan dengan orang lain dan ketika aku mengaku padanya bahwa aku melihat nya, dia malah menyerang balik dengan mengatakan aku juga pernah berjalan dengan orang lain, apakah itu harus patut di salahkan, aku sama sekali tak mengatakan maupun melakukan itu," tambah Matthew.

". . . Jika kau mengatakan hal itu dan takut akan di curigai kekasih mu itu, kau seharusnya tidak datang di tempat yang mencurigakan sama seperti ini," kata Neko membuat Matthew terdiam.

". . . Dia yang mengajak ku kemari, aku hanya menurut saja, dan juga, dia bukan kekasih ku, aku sama sekali tak mengharapkan wanita yang seperti itu, dia selalu memaksa ku dan di sini, ayah nya maupun kakak ku selalu memaksa ku, karena sebuah kontrak dia dan Direktur Geun, kontrak itu bisa dilaksakan asalkan putri nya menjalin hubungan dengan ku, tapi aku benar benar tidak tahu harus apa karena aku masih punya orang lain," kata Matthew dengan wajah yang menghindari tatapan Neko.

"(Aku tahu itu, dia memang dipaksa....)" pikir Neko.

"Kembalilah pergi, lupakan saja artikel tentangku, aku tak pernah mau kau yang menjadi pengacaraku, kau bahkan tidak tahu cara menjadi pengacaraku, gantikan dirimu dan pulanglah," Matthew menatap dingin sambil mengambil ponsel yang ada di lantai, lalu Ia menjatuhkan nya dengan keras membuat ponsel itu hancur. Lalu Matthew meninggalkanya pergi, Neko masih terdiam lalu mengepal tangan.

"Cih, kau berani melawan hewan buas sepertiku...." ia menggigit bibirnya sendiri dengan kesal.