"Apa kau bisa datang lagi jika ingin pergi?" Matthew menatap dengan pandangan masih tertutup dasi itu.
"Apa yang kau pikirkan, aku tidak mau pergi," kata Neko, tapi ponselnya menjadi berbunyi lagi, ia terpaksa harus menerimanya.
"Bos.... Anda harus... --
"Ahh, sudah ku bilang aku tidak ingin datang! Katakan pada manajer Shang! Dia harus bilang pada Chairwoman aku harus melakukan sesuatu!" Neko langsung menyela. lalu menjatuhkan ponsel nya di samping nya lagi.
Ia menghela napas panjang sambil memegang kening nya. "Ha... Ini merepotkan...."
"Neko... Bisa aku tahu sesuatu..." Matthew mengatakan nya sambil memegang paha Neko yang kakinya masih menginjak paha Matthew itu.
"Sebenarnya... Apa pekerjaan mu? dan kenapa, kau suka menggigit leher ku hingga berdarah?"
". . . Oh, kau bertanya akan hal yang berbeda..." Neko menatap, dia lalu tersenyum kecil dan mengangkat kakinya, dia meletakan kakinya di dada Matthew itu membuat Matthew terkejut.
"(Dia tadi menyentuh bawah sekarang menyentuh atas....)" Matthew hanya gemetar dengan kaki Neko yang mendeorong dada nya.
"Kau hanya belum tahu saja, aku suka pada darah, tapi belum tentu darah yang aku makan itu enak, mau bagaimana lagi, aku hanya menikmatinya sebatas."
"Apakah itu termasuk dalam hal buruk atau sebuah kebiasaan?"
". . . (Meminum darah dan menjadikan nya sebagai makanan adalah hal yang tidak masuk akal, tapi di dunia ini banyak yang seperti itu.) Hei, cari tahu sendiri... Tapi mungkin itu tidak akan berhubungan dengan ku... Jangan basa basi, lanjutkan saja menikmati tubuh ku," Neko menatap dengan senyum kecil.
Matthew terdiam, ia lalu mendekat dan mencium leher Neko, dia memberikan banyak tanda cupang dan Neko hanya terdiam biasa, ia merasakan tangan Matthew meraba punggung atas hingga bawah nya.
Hampir semuanya kecuali bagian yang tertutup pakaian dalam itu.
Neko melihat leher Matthew, ia lalu mendorong nya untuk berhenti mencium tubuh nya membuat Matthew terdiam bingung, ia tak tahu apa yang terjadi karena matanya masih tertutup.
Tapi tiba tiba dia merasakan sedikit sakit di lehernya, apa lagi jika bukan Neko menggigit lehernya di tempat yang tadi.
Dia menghisap luka kecil itu hingga meminum darah sedikit demi sedikit membuat Matthew terdiam, dia memegang pinggang Neko.
Selagi menikmati darah, Neko tetap menancapkan giginya tapi ponsel nya kembali berdering membuat nya melepas bibirnya dan langsung mengambil ponsel nya.
"The Fuck yang kau lakukan! Aku sudah bilang berkali kali!"
"Jika kau tidak datang kesini dalam 30 menit, ketua akan menghukum mu..." kata orang itu yang menyela dan rupanya asisten sekaligus manajer ketua. Lalu menutup teleponnya.
"Huh, Hei tunggu sebentar aku sudah bilang tidak ingin datang, hei, tsk... Aku akan pergi..." Neko berdiri dan memakai bajunya sambil membelakangi Matthew.
Matthew melepas dasi yang menutupi matanya dan berkesempatan melihat tulisan dipunggung Neko. Ia juga melangkah mendekat dan memegang helaian rambut Neko yang panjang, ia mendekat dan menyentuh leher belakang Neko.
"Maafkan aku..."
". .. Untuk apa?" Neko melirik.
"Sepertinya kau tidak menikmatinya..."
"Hm? Sebenarnya tujuan apa aku menuruti mu tadi? Apakah aku membiarkan mu menyentuh tubuh ku hanya untuk menikmatinya, aku tidak bisa menikmati nya kecuali aku benar benar menyukai nya," Neko melirik.
Lalu Matthew terdiam menatap bawah. "(Aku tahu... Dari awal kau mengatakan kau bosan dengan hal ini dan rangsangan seksualitas mu pastinya berkurang karena kebosanan dalam hidup yang tak pernah berakhir... Aku ingin membuat nya merasakan nya, meskipun dia tak pernah mengalaminya sampai saat ini...) Aku ingin tahu, apa kau bisa datang lagi?" Matthew menatap sambil mengulurkan dasinya. Karena itu tadi dasi milik Neko.
"Haha, aku punya banyak dasi, jumat malam aku ada libur malam, selanjutnya kau bisa menyentuhku lagi, dan mempelajari bentuk tubuh ku," Neko mengeluarkan permen yang masih ia mut- tadi, lalu mengulurkan nya ke atas untuk Matthew. Lalu dia membuka mulutnya dan memasukan nya kedalam mulut Matthew. "Habiskan itu untukku..." Neko menambah lalu menutup pintu.
Matthew melihat dasi berwarna gelap yang ia bawa lalu melihat permen tadi berwarna merah. "Sama seperti matanya yang merah..." ia kembali memakannya.
Neko berjalan ke sebuah gedung tinggi di sana dan ketika masuk ke pintu kaca lantai bawah, dua penjaganya sudah ada di sana.
"Mereka ada di lantai 50 Boss..." kata dua penjaganya sambil menundukan badan, mereka ada di sebuah gedung besar milik salah satu organisasi paling berpengaruh di distrik itu.
"Ka... Kami hanya akan menunggu disini saja..." mereka memakaikan mantel hitam yang dipakaikan di pundak Neko.
"Dimana permenku?"
"E... Bos anda tidak bisa makan permen disini."
"Hm... Baiklah sebaiknya kalian pulang, aku akan memanggil saat aku selesai, mungkin kalian bisa pergi ke kafe itu," kata Neko lalu berjalan meninggalkan mereka.
"Hati hati Boss..." mereka menundukan badan.
Lalu mereka saling menatap. "Apa kau yakin boss tidak akan sama seperti kita?" Hyun menatap, dan rupanya mereka benar benar babak belur.
Wajah mereka terluka begitu banyak.
"Aku tidak yakin... Tapi bagaimana lagi, Boss selalu maju ketika kita terendahkan, dia bisa melawan orang gila sekalipun dengan tubuh kecilnya," balas Jun sambil memegang perut nya yang terdenyut denyut belur.
"Sebaiknya kita menunggu di Sweety Coffe itu," tambah Hyun.
--
Neko menekan tombol lift. Lalu lift terbuka dan rupanya ada banyak sekali pria penjaga yang ada di sana. Lalu muncul Bos mereka tepat didepan Neko. Seorang pria yang tidak ada bedanya dengan yang lain nya.
"Wah, bukankah ini kucingku, kau datang kemari untuk menemui Kakak ku bukan?"
"Kenapa dia memanggilmu kemari? Kin..." Neko menatap dingin.
"Dia hanya memberi tahuku tentang ketidak becusanmu, dia pasti sangat marah padamu, kau memberikan uang pada orang yang akan menjadi tikus... Oh, dan para penjagamu itu sangat payah, mereka kalah jumlah dengan para orangku, kau harus menambah jumlah penjaga lagi..." Direktur Kin mengelus pipinya, ibu jarinya mengelus dengan kulit Neko yang lembut, di antara itu, dia menjilat bibirnya sendiri seperti tertarik pada tubuh Neko.
Tapi mendadak Neko menarik tangan Direktur Kin dan kerah baju Direktur Kin seketika membantingnya ke bawah. Sebegitu kuatnya gadis ini.
"Ugh..." Kin terkejut.
"Ingatlah posisimu disini Kin, aku memang tidak tahu tugas yang diberikan oleh wanita itu, tapi aku hanya menjalani keturutannya saja, jangan pikir aku tidak berani membunuhmu disini, dan satu lagi jangan coba coba menghina 2 anjingku!" Neko menatap dengan tatapan yang sangat tajam.
"Beraninya kau!" salah satu penjaga Kin maju akan memukul Neko tapi tak disangka-sangka Neko mampu menahan pukulan itu hanya dengan tangan kanannya saja.
Dia benar benar menahan pukulan kuat itu dari tangan besar penjaga itu.
"Kau harus kendalikan anjingmu ini, untuk melakukan perbuatan sesudah kau memerintah..."
Neko menarik pria itu membuat tubuh nya tertarik maju akan menjatuhi Neko, tapi Neko menendang pipi pria itu hingga terpetal. Semua penjaga terkejut melihatnya.
--
Saat ini 2 pengawal Neko ada di kafe.
"Ya ampun, kalian terlihat..." Manajer Jin terkejut melihat mereka babak belur.
"Yah, kami dikeroyok banyak orang dari sindikat," kata Hyun. Rupanya mereka tadi dikeroyok banyak penjaga Kin dan sekarang mereka menyerahkan nya pada Neko.
"Boss menyelamatkan kami dengan datang kesana, dia benar benar gadis yang keren," Jun menambah.
"Jadi maksud kalian, kalian meninggalkannya di sana untuk dia bertarung sendirian?" Matthew menatap sambil membawakan teh hangat.
"E... Mana ada, Boss tidak mungkin dikeroyok disana, lagipula kami tadi melihat tidak ada siapa siapa di sana."
"Haizz, luka kalian harus dirawat..." Manajer Jin mengobati luka mereka.
"Sebenarnya apa yang sedang dilakukan Neko?" tanya Matthew.
"Kenapa kau tanya begitu?" Jun dan Hyun langsung melirik nya. Tentu saja hal seperti ini memanglah hal yang tabu untuk di bicarakan.
"Aku hanya ingin tahu soal dia," kata Matthew.
". . . Boss memiliki tugas yang sangat penting yakni menjalankan semua perintah ketua, tidak heran jika kami harus bolak balik mengantarnya untuk melakukan investigasi, dia sampai tidak pernah tidur karena mengerjakan tugas darinya sehingga kurang menjaga kesehatan. Caranya pun juga tak bisa dibilang tenang karena hukum yang berlaku adalah siapa yang kuat dia yang paling atas."
"(Pantas saja, dia tidak bergairah saat itu, apakah dia terlalu lelah dan tidak peduli pada sekitar?) Apa yang dimaksud tetesan darinya?"
"...!!" Seketika Jun dan Hyun menjadi terkejut mendengarnya.
"Hoi, kau dapat dari mana!?"
"Aku melihatnya di punggungnya, karena dia menjadi modelku."
". . . Model!?" mereka bertiga termasuk manajer terbingung.
"Ya, model..."
"Ehem, kau berani sekali menjadikannya model, jadi berapa bagian yang telah kau lihat..." Hyun mendekat dengan tatapan serius. Namun Matthew hanya diam tak menjawab.
"(Di... Dia diam saja, jangan-jangan dia melihat semuanya, itu sudah termasuk mengerikan!!)" Hyun dan Jun menjadi histeris dalam hati.
"Hoi, kau tidak bercanda kan? Tidak mungkin Boss mau menunjukan semuanya..."
"Apa ada sesuatu?"
"Aneh sekali, biasanya lelaki yang langsung berada di dekatnya langsung dia banting begitu saja," gumam Hyun.
Matthew yang mendengar itu menjadi terdiam.
"(Mambanting? Dia sama sekali tidak bersikap kasar, memberontak juga tidak, apa yang terjadi...)" Matthew tak tahu apa yang terjadi karena perlakuan yang di berikan Neko berbeda dari mereka yang berkata lain.
"Apa kau ingin tahu sekali?" tatap Jun pada Matthew.
Lalu Hyun menatap ke manajer. "Manajer, bisa kau pergi sebentar, ini hanya pembicaraan pribadi, karyawan mu ini telah masuk dalam urusan Boss kami, kami pantas memberitahunya semuanya," tatap nya.
"Ah aku mengerti, kalau begitu aku pergi saja," Manajer Jin berdiri, ia lalu berjalan pergi membuat mereka bertiga berbicara di sana.
"Ehem, baiklah, tulisan luka di punggung Boss itu adalah sebuah ukiran pisau dan aku yang mengukir nya saat dipenjara," kata Jun.
"Penjara? Apakah dia pernah di penjara?" tatap Matthew.
". . . Kami yang di penjara dan entah kenapa saat itu, gadis dengan tatapan mengerikan itu datang di antara lorong penjara narapidana yang juga sama sama mematikan."