webnovel

Chapter 158 Trusted Guard

Satu jam kemudian Beum membuka sebuah pintu rias, ia melihat gaun putih cantik yang dipakai Neko yang duduk membelakanginya. Ia mendekat dan memegang kedua bahu Neko sembari mendekat membisikan sesuatu. "Kau sungguh cantik dengan gaun pengantin putih itu."

Neko hanya terdiam memandangi jendela. Namun tiba tiba Beum terdiam karena Neko menodongkan belati hitamnya padanya.

"Kau masih belum ingin menerima semuanya huh? Yang kulihat kau tidak mengharapkan orang lain menyelamatkanmu."

"(Aku tak bisa memutuskan sesuatu melalui sebuah takdir yang akan datang tiba tiba. Takdir yang datang tiba tiba pasti nya sudah mengatur dari awal dan di tunjukan padaku secara mendadak. Sekarang, acara yang sangat sakral benar benar akan terjadi, aku harus mengakui, bahwa aku butuh seorang pahlawan.... Aku ingin seseorang menyelamatkan ku sekarang,)" lalu Neko terdiam menurunkan belatinya. "(Semua orang memang berbeda...Tapi mereka semua sama.)"

"Dengar ini cantik," Beum memegang dagu Neko dan membuat Neko menengadah melihat wajahnya, sama sama melakukan kontak mata yang datar.

"Kau akan menjadi milik ku selama nya setelah kau dan aku dinyatakan bersatu. Dari awal, aku harus nya mencicipi mu agar kau langsung bilang padaku harus bertanggung jawab pada tubuh mu, tapi sayang nya, kau menghindari nya dengan cara tidak tahu. Tapi jangan khawatir, setelah acara ini selesai, aku bisa mengajak mu di ranjang, menikmati setiap tubuh mu dan tidak perlu ragu akan kenikmatan nya...." tatap Beum.

Hal itu membuat Neko kesal dan langsung menyingkirkan tangan nya yang memegang dagu nya itu lalu mengatakan sesuatu dengan kesal. "Kau menikahi ku hanya untuk sekedar merasakan tubuh ku, kau bajingan!!"

"Haha, sebut saja aku sesuka mu, karena kau sudah terlihat tertekan sekarang. Jangan khawatir, aku tak hanya akan menikmati ini, kita juga bisa membuat seorang bayi, bayi ku dan milik mu, mari kita lihat bagaimana keturunan baik di buat..."

"Cih, aku lebih suka jika aku menikahi pria yang lebih jahat dari mu!! Dari siapapun!!"

". . . Kenapa kau ingin menikahi seseorang yang lebih jahat dari kita yang sudah sangat kehilangan akal?"

"Sebab, kau akan tahu, bahwa kau tidak ada apa apa nya dalam masalah ini!!" teriak Neko. Hal itu membuat Beum kesal, tapi ia menahan amarah nya. Hingga ia harus menggunakan amarah dengan berteriak. "Kau pikir aku ini miskin!! Sudah jelas aku punya banyak uang sekarang, yang harus kau pikirkan itu adalah uang, semua wanita di dunia ini jelas menginginkan uang dari lelaki dan kau, malah memiliki tipe lelaki yang buruk!!"

"Lalu kau ini apa!! Kau sangat buruk!!" teriak kembali Neko membuat Beum kembali diam mengepal tangan.

"Lihat saja nanti, setelah ini selesai, aku bisa kembali menyiksa mu," kata Beum, lalu dia berjalan pergi.

Neko terdiam dan menghela napas panjang kecewa. "(Kenapa ini semua terjadi, kenapa ini semua terjadi, aku tak mau.... Takdir boleh terjadi, tapi.... Ini sudah kelewatan, tidak mungkin aku berakhir di tangan bajingan itu, aku ingin pergi.... Jika saja ada orang yang menyelamatkan ku...)" Neko terdiam sangat kecewa. Dia tak percaya dengan apa yang di alami takdir nya itu.

Mungkin pahlawan tidak akan muncul karena masalah ini dapat di selesaikan dengan mudah tanpa pahlawan yang datang secara repot, yang harus Neko lakukan hanyalah menunggu dengan menerima semuanya terlebih dahulu.

--

Lalu ada yang mengetuk pintu dan membuka. "Nona Neko, pengantin pria sudah menunggu anda," kata orang itu.

Neko terdiam dan berdiri, dia lalu berjalan pergi melewati lorong. Tapi di lorong, tak di sangka sangka, dia bertemu dengan Matthew yang menggunakan tuksedo hitam berjalan akan berpapasan, tapi mereka sama sama berhenti dan menatap.

"Neko, sekali lagi, maafkan aku," tatap Matthew.

Neko tampak kecewa sambil menundukan badan. Matthew menatap ke pakaian Neko, di bagian punggung Neko yang terbuka, tak ada bekas luka sama sekali membuat dia terkejut. ". . . Kemana bekas luka di punggung mu, seharusnya itu terlihat karena kau memakai gaun ini."

". . . Riasan telah menutupi nya, dan... Terima kasih sudah mau menjadi lelaki baik yang meminta maaf," kata Neko, dia lalu akan berjalan melewati nya.

Matthew menjadi terdiam. "(Dia sangat cantik menggunakan gaun itu. Gaun pengantin putih yang cocok untuk nya, bahu dan leher terbuka dan rambut yang terikat memakai penutup kepala putih yang begitu panjang itu.... Begitu menawan dan sangat cantik... Kulit putih yang hampir sama dengan warna gaun, kenapa tidak kau bersama ku saja... Tapi aku sadar, banyak juga orang yang akan kecewa melihat mu menderita begini....) Neko!!" Matthew tiba tiba memanggil membuat Neko berhenti berjalan dan menoleh.

"Neko, aku suka padamu... Tapi, maafkan aku, aku bukan pahlawan mu sekarang," kata Matthew.

Neko masih terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Ini baik baik saja, selagi kau benar benar menyesal atas semua ini, maka tak apa...." balas Neko.

Tapi ada yang datang dari belakang Neko membuat mereka menoleh. Rupanya Beum. "Maaf sayang, pendeta nya belum datang jadi, ayo keluar dulu sapa tamu di luar," dia mendekat ke Neko yang terdiam dan kesal pada kata tadi. "(Sayang kata mu!! Awas saja!!)"

Lalu Beum menoleh ke Matthew. "Matthew, kenapa kau ada di sini, kenapa tidak menunggu di luar?" tatapnya.

Tapi seperti nya Matthew hanya terdiam, dia membuang wajah dengan kecewa lalu Neko menatap Beum. Neko menggeleng, membuat Beum terdiam bingung hingga ia mengerti situasi nya.

"Oh, aku mengerti sekarang, jadi kau tidak rela jika aku menikahi gadis ini, gadis yang dulunya pernah memiliki suatu hubungan padamu... Sekarang ada di tangan ku, sadar diri Matthew, dari awal kau juga menolak semua pemberian dari keluarga hingga sekarang, kau harus tunduk padaku karena aku satu satunya yang tertua, aku yang mengatur mu dan yang lain nya, pastinya," kata Beum.

Matthew hanya terdiam dan terus saja terdiam.

"(Jika ini bukan karena aku tak suka di lahirkan di keluarga yang seperti itu, bahkan dia sudah mencerminkan sifat dari keluarga ku sendiri, tidak heran jika aku harus kabur selama nya hingga dia benar benar memaksa untuk menemukan ku, dan sekarang, aku menghancurkan suatu hubungan ku sendiri.)"

Lalu Beum mengulur tangan pada Neko. "Ayo, kita harus menikah sekarang," tatap Beum.

Neko terdiam, karena Neko tak menerima uluran tangan nya, Beum memegang tangan Neko dan menarik nya pelan dengan berjalan.

---

Pasangan pengantin itu terlihat dan mereka berdua berjalan keluar dengan Beum yang menganggandeng tangan Neko. Di jalan ke panggung pernikahan sesosok yang dikenal muncul berjalan tampan dengan pakaian jasnya mendekat ke mereka dan dia adalah manajer Shank.

Asisten tetap dari ketua sindikat, hal itu membuat Neko terkejut membuka mata lebar, dia melihat asisten ketua sindikat yang bahkan sudah mati, seharusnya jika ketua sindikat mati. Shank tidak di seharusnya di sini.

"Apa aku terlambat?" tatap Shank dengan wajah datar nya. Dia termasuk orang yang memihak pada Neko tapi sekarang malah terlihat bicara pada Beum tanpa ekspresi apapun.

"Haha kau tidak terlambat, aku berterima kasih karena mantan asisten ketua sindikat yang dulu datang, mau bagaimana lagi, kau juga adalah orang yang membantu ku dalam semua ini hingga berhasil mendapatkan keinginan terakhir ku yang berhubungan dengan gadis manis ini," Beum menatap.

Neko terkejut mendengar kalimat itu dan segera menangada dengan kesal. "Kau sialan... Kau menghina ketua sindikat..." ia menatap kesal.

Shank terdiam, dia benar benar memasang wajah antara kecewa dan membuang wajah tidak mau melihat Neko.

"K-kau... (Menghianatiku, kau juga menghianati sindikat, jika di paksa oleh Beum, kau seharusnya memilih untuk bunuh diri demi janji mati mu pada sindikat, kau memilih merangkak di bawah Beum, sialan....)" Neko terdiam lalu muncul air mata.

"Kau sudah mengurus 2 anjing milik gadisku?" Beum menatap.

"Ya, mereka tak berdaya dan akan segera mati," Shank membalas.

Seketika itu membuat Neko tambah terpukul. Ia menjadi tak percaya dengan perkataan nya, tidak mungkin Shank yang melumpuhkan para penjaga Neko.

"Lihat kau mulai membuat riasanmu hampir luntur," Shank mengeluarkan sapu tangan mengusap air mata Neko.

Beum yang melihat itu segera menahan tangan Shank. "Kau tak perlu sampai menyentuhnya," ia menatap dingin.

"Ah... Aku mengerti, benar benar pasangan bahagia," Yohan membalas sambil menyimpan kembali sapu tangan nya.

"Baiklah, semua sudah menunggu," kata Beum.

Lalu mereka berdua pergi hanya Shank seorang disana. Ia terdiam menatap Neko dari belakang.

"(Kau gadis hebat Luna... Aku tak bisa janji namun aku bisa mengatakanya dengan berjanji akan menjaga kehormatanmu, hanya harus menunggu untukku,)" ia tersenyum dingin.

Sebenarnya, apa yang terjadi sebelumnya adalah ketika Shank di tugaskan oleh Beum membunuh pengawal Neko yang ada di distrik barat, dia ke sana, melacak tempat mereka hingga menemukan ruangan itu.

Lalu membuka pintu, siapa sangka, dia terkejut melihat Kim yang tak sadarkan diri di bawahnya dengan kepala berdarah terus menerus. Ia berwajah terkejut melihat itu lalu melihat Hyun dan Jun yang mencoba melepaskan diri dari kursi menatap nya dengan mulut yang tertutup isolasi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" ia menatap tak percaya.

Tapi ia merasakan sesuatu di belakang nya membuat nya menoleh dan rupanya itu Yohan sudah mengangkat sebuah tongkat pemukul akan memukulnya.

Tapi siapa sangka, ada yang mengatakan sesuatu di tempat lain. "Sebaiknya, hentikan itu."

Membuat Yohan menoleh dan terpaku, dia langsung menjatuhkan tongkat nya dan menundukan badan membuat Shank bingung lalu melihat ke siapa yang mengatakan itu tadi.

Seketika wajah nya ikut terkejut melihat pria besar di sana menatap mereka di bagian lorong gelap tidak memperlihatkan wajahnya, dia lalu mengatakan dengan nada yang sangat berat. "Katakan saja pada atasan mu bahwa kau sudah mengurus mereka, kau pasti sudah tahu aku siapa," kata orang itu. Lalu Shank mengangguk dan langsung berlari pergi. "(Itu.... Itu adalah Park Choisung, Serigala Gunung Berbulu Pirang...)"