webnovel

Udin Mendapatkan Kesempatan Lagi

Sesudah semuanya pergi dari situ, pak Mandor segera menoleh ke Udin sambil berkata, "Kamu baik-baik saja, Din?"

Udin yang terlihat sedikit melamun di tegur lagi oleh pak mandor dengan suara yang agak lebih keras. Sehingga Udin terkejut dan menoleh ke pak mandor sambil berkata, "Siap pak mandor. Udin akan segera mengerjakannya!" kata Udin seperti seorang perwira memberi hormat kepada atasannya lalu bergegas membalikkan tubuhnya untuk pergi dari hadapan si pak mandor. Tetapi si pak mandor itu segera menarik baju Udin.

"Eh, pak mandor!" seru Udin yang tidak dapat bergerak.

"Mau kemana, Din! Ini masih pagi loh baru jam lima lewat." Kata pak mandor mengingatkan Udin.

"Tapi! Tadi pak mandor sendiri yang menyuruh saya pergi dari sini untuk segera bekerja." Ucap udin lagi sambil tidak menoleh ke pak mandor. Tetapi pak mandor segera menarik tubuh Udin hingga berbalik menghadap dan bertatap muka satu sama lain.

"Din, kamu kenapa sih. Seolah-olah seperti baru saja melihat setan." Tegur pak mandor sambil memperhatikan wajah Udin dengan seksama.

Di tegur seperti itu Udin kembali diam saja. Dia tidak dapat berkata-kata lagi, karena rencannya sudah gagal total.

Melihat Udin yang diam saja, pak mandor bertanya lagi, "Kamu kenal dengan orang-orang tadi?"

Udin hanya menjawab dengan cara menggelengkan kepala. Lalu katanya kepada pak mandor, "Pak mandor sendiri kenal dengan mereka?"

Sambil tertawa si pak mandor berkata, "Din, din! Kamu di tanya malah bertanya balik. Jelas-jelas salah satu dari mereka mengenalmu dan menyebutkan namamu. Masa kamu tidak mengenal dia sama sekali."

Udin terdiam sesaat seperti sedang berpikir.

Melihat gayanya si pak mandor berkata lagi, "Din, din! Gayamu itu seperti orang dewasa saja. Sudahlah jangan pakai seperti itu, kalau tidak mau cerita juga tidak apa-apa. Oh iya kalau belum sarapan, ada makanan tuh di sana. Ada daging bakar sisa semalam." Selesai berkata demikian Pak mandor bergegas pergi meninggalkan Udin dengan jalan yang terlihat terburu-buru.

Melihat si pak mandor yang jalan terburu-buru seperti itu, Udin berteriak, "Pak mandor mau kemana?"

"Sakit perut, Din!" teriak pak mandor dengan jalan yang semakin terlihat tergesa-gesa.

Mendengar teriakan si pak mandor, membuat Udin segera beraksi. Ia bergegas ke tempat di mana ia menemukan sesajen yang ia minta dan ia ambil semalam yang ternyata hanya mimpi.

Begitu ia tiba di tempat semuanya masih berada seperti ia lihat di dalam mimpinya. Lalu Udin segera mengambil karung semen bekas, lalu di masukkannya semua barang-barang yang ia minta ke dalam karung itu dan setelah itu ia seret karung bersebut ke belakang pos tempat ia bersembunyi tadi.

Selesai menyimpan semuanya dan merasa aman ia pun bergegas keluar lagi bersamaan dengan kembalinya pak mandor.

"Din itu ada daging bakar. Di makan saja din!" seru pak mandor sambil memegang perutnya sendiri yang masih terasa sakit.

"Daging buat sesajen pak mandor?" tanya Udin penasaran.

Mendengar pertanyaan Udin, si pak mandor segera tertawa keras. Kembali si pak mandor berkata, "Udin, Udin. Kamu pintar sedikit kenapa. Mana ada daging bakar untuk sesajen."

Udin sambil garuk-garuk kepalanya, bertanya dengan wajah heran, "Tadi saya lihat di sana ada daging sesajen dan lain-lainnya."

"Masa din?" tanya si pak mandor yang kini terlihat sedikit bimbang.

Udin yang perasa penasaran pun segera menarik tangan pak mandor yang masih merasakan sakit pada perutnya. Kemudian Udin membawa ke tempat yang baru saja ia lihat dan ambil barang-barangnya.

Semsampainya di tempat Udin pun dengan tangannya sendiri menunjuk ke tempat itu sambil berkata, "Nah itu dia!" tetapi wajahnya sedikit berubah.

Berubah karena ia lihat kembali jelas-jelas semua barang telah ia ambil dan di simpan di belakang pos dan hanya menyisahkan daging bakarnya saja. Tapi kini yang terlihat semua benda yang telah ia simpan kembali ke tempatnya semula.

Pak mandor yang melihat ada semua barang di situ, berkata kepada Udin,"Din. Din! Jangan-jangan tempat ini memang ada penunggunya Din."

Udin yang mendengar pengakuan pak mandor segera berkata lagi, "Pak mandor! Jangan takut-takuti gitu dong."

Baru selesai berkata demikian, tampak pak mandor lari terbirit-birit. Udin pun ikut menyusul pak mandor hingga sampai keluar pintu gerbang.

"Din! Kita tunggu di sini saja sampai benar-benar pagi dan beberapa orang lainnya datang." Kata si pak mandor sambil mengatur nafas yang terengah-engah.

Tak berapa lama kemudian satu per satu pekerja lainnya tampak datang juga.

Mereka semua tampak bingung ketika melihat Udin dan pak mandor tidak masuk ke dalam untuk kerja. Malah terlihat duduk-duduk santai.

Salah seorang dari pekerja itu berkata dengan nada menggoda, "Hayo. Saya kasih tahu bos jika bos datang. Biar kalian di potong gaji."

Teman-teman yang lain yang mendengar candaan itu malah ikut tertawa semuanya. Tetapi pak mandor pun berkata kepada mereka dengan suara tegas dan wajah yang terlihat serius.

"Sudah jangan bercanda. Ini lagi sungguhan. Beneran!" seru pak mandor sambil menatap mereka satu per satu.

Maksud pak mandor apa sih. Kami tidak mengerti sama sekali." Kata salah seorang dari pekerja itu dengan nada santai.

"Tanya Udin saja kalau kalian semua tidak percaya dengan apa yang saya katakan." Kata pak mandor sambil menunjuk ke Udin.

Udin pun menoleh ke mereka semua sambil mengangkat kedua bahunya. Tanda ia tidak tahu ada apa-apa.

"Bos! Sudahlah. Ini sudah pagi. Nanti kita tidak kerja-kerja." Kata salah satu pekerja yang datang belakangan dari mereka semua.

"Pergi saja kerja sendiri." Kata Udin kepada orang yang baru saja berkata demikian.

Orang itu pun berjalan masuk ke proyek sendirian, sedangkan yang lain tampak tidak berani. Mereka terlihat berdiam diri saja tidak berani masuk sama sekali.

Hingga ia tiba di tempat biasa ia bekerja. Orang itu melihat ke kanan dan ke kiri. Kemudian ia pun berteriak, "Tidak ada apa-apa di sini. Sepertinya penunggu tempat ini sudah pergi!"

Sesudah berteriak demikian teman-teman yang lain pun bergegas menyusul masuk. Termasuk si pak mandor dan Udin bersamaan.

Begitu semuanya sudah berada di dalam proyek tersebut si pak mandor berkata, "Mungkin karena sudah ada matahari, jadi mereka takut terkena sinarnya."

"Memangnya penunggu di sini vampir!" celetuk pekerja yang lain.

Semua orang tertawa mendengar perkataan itu.

"Sudah! Jangan bicara yang aneh-aneh lagi. Cepat bekerja. Hari ini tidak boleh ada yang lembur ya!" kata si pak mandor dengan suara tegas. Karena ia tidak mau ada kejadian yang meninpa pekerjanya. Seperti yang sudah pernah ia alami di tempat kerja sebelum di situ.

Semua pekerja berteriak, "Baik!" ketika mendengar perintah dari pak mandor.