webnovel

Pesta (4)

Editor: Atlas Studios

Saat itu ketika Mo Qian Yuan terjatuh, ia dapat mengenali aroma tipis bunga-bungaan, yang akrab di hidungnya. Di dunia sebelumnya, ada satu jenis bunga dan ekstrak bunga itu dapat dibuat menjadi semacam obat. Jika orang memakan obat itu, pakaian mereka akan menyimpan aroma bunga ini.

Setelah meminum obat ini, seseorang akan menjadi senang dan melayang-layang, membuang semua masalah mereka. Jika diminum dalam jangka panjang, obat ini dapat mengubah keadaan mental seseorang. Dalam waktu yang lebih lama lagi, ia akan berubah menjadi orang tak berguna dan obat ini tak hanya merusak sistem syaraf seseorang, melainkan juga akan mengikis organ mereka. Terlebih lagi, obat ini menyebabkan kecanduan dan jika tidak diminum tepat pada waktunya, akan terasa seolah ada ratusan semut di tubuh mereka dan ketidaknyamanan ini bahkan dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.

Jun Wu Xie tak menyangka bahwa obat yang begitu buruk juga ada di dunia ini dan apa yang bahkan membuat lebih terkejut adalah aroma ini datang dari Putra Mahkota!

Melihat keadaannya yang meracau, kelihatannya itu bukan sekedar terlalu banyak minum anggur namun lebih kepada aroma bunga yang dipancarkan dari tubuhnya.

"Periode dirinya mengkonsumsi obat ini sepertinya sudah agak lama." Wu Xie menyentuh dagunya seraya menilai keadaan itu berdasarkan pengalamannya. Kelihatannya ia telah meminum obat ini beberapa tahun, ia tak dapat terus-menerus seperti ini. Jika dilanjutkan ia diperkirakan hanya memiliki waktu dua tahun.

Tak ada bedanya untuk Wu Xie jika pria ini hidup atau meninggal.

Tetapi, Kaisar dapat memberikan alasan untuk kematiannya dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengangkat Pangeran Kedua, Mo Xuan Fei.

Ini adalah sesuatu yang tak diinginkannya.

"Pria ini tak boleh mati." Ia langsung memutuskan sambil mengecilkan matanya penuh tekad. Ini mungkin juga menjadi kesempatan baik untuk menolong pangeran yang tersisih dan mungkin ia dapat berguna untuk mengubah keadaan Kerajaan Qi saat ini.

Yah, apa pun yang membuat musuhnya senang, ia akan sangat gembira untuk membantu.

"Kakek, ayah pernah menyelamatkan nyawa pangeran ini?" Ia bertanya pelan.

"Itu sudah lama, ayahmu baru saja mengambil alih komando Prajurit Rui Lin. Tahun itu, putra mahkota baru saja dilahirkan dan Sang Ratu dalam perjalanan untuk membawanya mengunjungi keluarga. Mereka bertemu dengan sekelompok bandit di tengah jalan, untung saja ayahmu kebetulan ada di sekitar situ dan menyelamatkan mereka." Jun Xian menjawab dengan santai.

"Kinerja Mo Qian Yuan selama ini bagus, tetapi, beberapa tahun terakhir ini ia terlihat mengalami perubahan kepribadian. Jika ia benar-benar menjadi Raja Qi, mungkin Istana Lin kita tak akan mengalami masa sulit seperti ini." Jun Xian melenguh, satu-satunya putra mahkota yang menjanjikan kini juga dipertaruhkan situasinya.

Jun Xian dan putra-putranya telah menyelamatkan terlalu banyak orang sebelumnya, maka ia tak banyak berkata-kata lagi.

Jun Wu Xie memicingkan matanya seraya melihat ke putra mahkota.

Dari ingatan Wu Xie yang sebelumnya, ia hanya dapat menemukan sedikit rumor mengenai pangeran ini. Mo Qian Yuan dilahirkan enam bulan lebih awal daripada Mo Xuan Fei, sebagai putra tertua Kaisar, begitu ia lahir, ia langsung diberikan pangkat Putra Mahkota. Ketika ia masih muda, rakyat semua mengatakan bahwa ia berbakat, sederhana, bijaksana dan sopan, banyak yang memujinya. Waktu itu, Kaisar juga menyayangi dirinya dan semua orang memuja-muja sang pangeran pertama.

Semua ini tentu saja terjadi ketika Sang Ratu masih hidup dan keluarganya adalah golongan orang-orang berkuasa. Ia masih menjadi kepala harem1 waktu itu.

Ketika Sang Ratu meninggal, seluruh negeri berduka dan Mo Qian Yuan jatuh sakit sangat parah selama tiga bulan penuh dan setelah sembuh, sifatnya mengalami perubahan besar.