DINDA
BAB 20. Dinda II
Solo, malam tahun baru.
.
.
.
Nggak butuh waktu lama untuk Noni memacu kendaraannya sampai ke Mangkunegaran. Cuma butuh seperempat jam saja dan motor Noni sudah masuk ke kawasan parkir motor. Dinda turun dari motor Noni dengan sedikit was-was. Tangannya gemetaran dan jantungnya berdetak sangat cepat. Dinda mengambil nafas dalam beberapa kali untuk menata perasaannya, agar sedikit lebih tenang.
Dinda berbaur menuju kerumunan manusia yang sudah menunggu dari tadi, menikmati alunan lagu dari band-band lokal. Beberapa band lokal membuka acara tutup tahun malam ini dengan semangat tinggi. Dinda sedikit kagum dengan banyaknya penggemar dari band kekasihnya itu.
"Kok wajahmu pucat, Din?" tanya Noni.
"Nggak pa-pa kok." Dinda menyembunyikan rasa tegangnya.
Dinda dan Noni menerobos kerumunan manusia, mencoba mencari tempat terdekat yang bisa mereka tuju. Supaya bisa melihat ABU perform lebih jelas. Banyak orang bersorak-sorai dan membawa spanduk band ABU. Mereka memakai kaos bergambar logo dan foto-foto band. Dinda hanya bisa tersenyum melihat antusiasme penggemar fanatik ABU.
"Din, aku nukerin tiket sm soft drink dulu ya, kamu ojo kemana-mana ya. Ntar ilang." Pamit Noni.
"Iya.. aku tunggu di sini." Jawab Dinda.
"Oke. Aku pergi bentar." Noni meninggalkan Dinda setelah mendapatkan anggukan setuju.
Dinda berdiri diam di tengah para penonton yang masih riuh bernyanyi menirukan suara band lokal. Dinda masih terus memainkan jemarinya, grogi menunggu Erza tampil. Walaupun grogi tapi sebenarnya Dinda begitu menantikan saat Erza bernyanyi dan naik ke panggung. Sudah lama sekali Dinda tak melihat sosok asli Erza, selama ini Dinda hanya melihatnya di TV.
Dinda ingin melihat sosok Erza, melihat wajahnya yang tampan, mendengar suaranya yang merdu, melihat tatapan matanya yang hangat. Melihat setiap tingkah laku Erza yang selama ini telah hilang dalam kehidupannya.
"Gue kangen, Za."Mata Dinda berkaca-kaca, namun senyuman terkembang di wajahnya.
Dari kejauhan Dinda masih bisa melihat anggota ABU Band naik satu per satu. Kedatangan mereka ke atas panggung di sahut histeris semua penonton. Baim yang naik pertama mulai mengecek sound bassnya, di lanjutkan dengan Uno lalu Andy. Dan yang terakhir Erza, kedatangan Erza mendapatkan sorakan yang paling riuh.
"Ah..untung aja belum mulai, antrinya banyak banget." Noni menyusul Dinda.
"Iya."
"ERZA!!!" teriak Noni memanggil idolanya.
Teriakan penonton semakin keras saat musik mulai di mainkan. Apalagi para cewek yang berteriak histeris saat Erza mulai mengambil mic dan tersenyum manis. Erza menggunakan kaos hitam dan celana jeans reaped warna senada, kompakan dengan anggota band ABU lainnya.
"Sebelum kami mulai menghibur semua yang ada di sini, gue mau ngomong sesuatu." ucap Erza sebagai pembuka.
"Lagu ini gue persembahin buat orang yang paling gue cintai dan yang paling berharga dalam hidup gue." Erza mendekati pinggir panggung.
Dinda mematung mendengar suara Erza.
"Dalam setiap liriknya, gue selalu berharap dia akan kembali lagi." mata Erza mulai berkaca-kaca.
Intro lagu mulai di mainkan...
"Dan Gue tahu DINDA, saat ini elo ada di Solo kan!! Seandainya saat ini elo dengerin gue, Din." Erza diam sebentar..
"Gue mau loe tahu, kalau sampai kapanpun, dan seberapapun jauhnya elo ninggalin gue, gue akan tetep selalu sayang sama loe..!" Erza mengakhiri opening spechnya dan mulai bernyayi.
Dinda hampir menangis.. hatinya sangat sakit..
Suara Erza langsung di sambut teriakan penggemar-pengemarnya.
Terlintas bayangmu dalam hatiku
Membuatku salalu menginginkanmu
Dirimu yang dulu pergi dariku
Membuatku ingin melupakanmu
Menanti angin membawa dirimu
Menyibak kelabu dalam hatiku
Berharap ku hanya kasih darimu
Sampai kapan aku harus menunggu?
Reff
Dan bila aku inginkan
Tuk tetap memilihmu
Tak mungkin ku meninggalkan cintamu
Dinda o... Dinda..
Kuingin selalu bersamamu
Walau hatiku terluka
Kembalilah kepadaku
Demi cinta kita yang hilang
Ku mohon kembalilah
Sampai kapanku..
Menunggu apa yang kau janjikan untukku
Haruskah aku menunggu sampai mati?
Back to Reff
(Title. Dinda, KABU BAND)
Butiran air mata tak mampu lagi di bendung oleh Dinda. Dalam riuhnya sorak sorai Dinda merasa sangat bersalah. Dinda berusaha memalingkan wajahnya dari Erza, namun sekeras apapun Dinda berusaha matanya tetep melekat melihat Erza. Erza masih bernyayi dengan sepenuh hati, sesekali melihat ke arah penonton.
Tatapan Erza dan Dinda akhirnya bertemu dalam satu garis. Mata bertemu mata, Erza dan Dinda. Keduanya tepaku, Erza menghentikan nyanyiannya. Kembali teringat sosok Dinda yang di tabraknya di belakang cafe 4 tahun yang lalu. Sosok yang sangat dirindukannya.
Tanpa pikir panjang Erza melompat dari atas panggung. Berlari masuk ke dalam kerumunan penonton. Mereka semua tersentak kaget dengan kelakuan Erza. Dinda yang menyadari Erza telah mengetahui keberadaannya langsung berpaling dan berlari. Menginggalkan Noni yang tercengan kaget.
"Ternyata bener, Din. Kamu Dinda.."Noni hanya bisa terpana dengan kenyataan yang ada.
Dinda berlari menembus kerumunan manusia yang berdesakan memenuhi area pelataran pura Mangkunegaran. Di belakangnya Erza masih terus berlari mengejar Dinda. Langkahnya yang lebar semakin mempersempit jarak mereka berdua.
"Sedikit lagi..sedikit lagi aku bisa memelukmu Dinda."
•••DINDA•••
Lagunya Erza bikin meleleh..
Terus dukung kisah cinta mereka ya gaes..
Klik like, comment, dan pencet fav❤️
Jangan lupa kasih dukungan buat author yang haus pujian ini..><
Wkwkwkwkwk
Selamat membaca ^^
❤️❤️❤️❤️
Bagi banyak cinta untuk banyak orang