webnovel

02 ( Kedua)

Jeno berjalan di sebuah festival lenera hariini sangat cantik butuh waktu 3bulan untuk kembali ke negeri ini lagi, jika itu orang biasa mungkin perjalanan sampai 1tahun

Jeno memandang danau itu.. kemudian seorang wajah yang familiar terlihat dari matanya dia sangat yakin jika orang ituadalah na jaemin sangat cantik dia menjadi seorang seperti itu banyak juga orang2yang melihatnya dengan kagum jeno pergi dari sana kemudian

Dia melemparkan sebuah pisau langsung yang mengenai sebuah lentera yang di pegang jaemin, it melukai tangannya kemudan semua orang heboh dan mengejarnya dengan cepat jeno menghindar, dia dengan cepat melepaskan pakaiannya di balik tembok itu dia memakai tudung dan pakaian yang hitam namun tidak terlalu menarik, sekarang dia memakai baju berwarna biru muda dengan celana dan rambut yang pendek putih hitam bak seperti seorang duke yang baru saja keluar dari istananya

Dia membakar pakaiannya dengan cepat hanya butuh waktu satu sekian detik menganti itu karna dia sudah bersiap penuh

Jeno sudah berada di belakang kerumunan orang2itu tanpa ada yang menyadarinya

"yaampun lukanya sangat dalam"

"siapa yang terluka?"

"tuann muda na jaemin-, OMG " orang itu kaget karna ada seorang seganteng jeno yang ada di belakangnya, jeno melihat jaemin tangannya tengah di perban di tempat, posisi para pelayanya melingkar menghalangi pembunuh lain menyerang jaemin lagi,kesatrianya tidak percaya padahal mereka sudah melindungi jaemin dari segala arah bahkan ada yang mengawasi dari jauh tapi tidak ada yang menyadari ada orang yang mengincar jaemin

"anda siapa?"

"aku teman tuan muda"

Jaemin melihat jeno yang tengah ditahan pangawalnya untuk tidak mendekat ke zona aman jaemin

Dia mengisaratkan kesatria itu untuk melepaskannya

"kau tidak apa2?"

"tidak, ini sakit tapi aku masih hidup, ku pikir orang itu tidak berniat membunuhku sejak awal jika dia melakukannya aku akan mati saat ini juga, jaemin melihat lenteraya yang sobek pas di kertas harapanya menembus nya itu adalah sebuah pisau dapur biasa tapi ini seperti senjata paling mematikan di tangan pembunuh itu sehingga dia tidak bisa menghindar

"dan siapa kamu?" jaemin melihatnya dari atas hingga bawah

Jeno tersenyum kaliini rambutnya putih alami mata hitam yang dalam kulit yang sedingin es itu sangat mendominasi jaemin yang tanpannya tiada tarapun terkagum melihatnya

"akuu lee jeno" senyumnya, jaemin memikirkannya sebentar kemudian-, ah maaf aku lupa

"tidak apa2 kau bisa mengenalku lagi pelan pelan yangmulia" jeno membungkukan tubuhnya, kemudian sedikit tersenyum disana terkesan memaksa karna dia tidak pernah tersenyum selamaini

Kemudian ntah apa yang terjadi sekarang jeno sudah di massion jaemin

"tidak apa2 menginaplah disini, kau pasti dari negeri yang jauh"senyum jaemin, dia dejavu melihat jeno yang seperti seseorang dari kutub utara, dia teringat beruang, jaemin kemudian mengingatnya "woahh aku mengingatmu, sudah berapa tahun itu kau jadi setampan ini"jaemin tersenyum dengan mata yang berbinar pipinya juga memerah dia sangat antusias sekarang "iya itu saya yang mulia" jeno tersenyum lagi, "adaurusan apa lagi kamu di negaraku" "tidak ada aku hanya tidak punya tujuan lagi" ucapnya "begitu, bagaimana jika kau menjadi kesatriaku meskipun ini tiba2" jaemin

Kesatrianya yang lain melihat jeno, orang yang sama beberapatahun lalu namun kenapa rasanya ada sesuatu yang mencurigakan tentangnya, terlebih dengan insiden tadi, dukenya tidak mungkin sebodoh itu untuk mempercayainya, sejak kejadian ayahnya yang dibunuh tiba2 5tahun lalu jaemin menjadi sangat berhati2 terhadap orang lain

Sudah 1bulan tidak ada yang mencurigakan mengenai jeno dia menjalankan tugasnya seperti biasa, dia memang ahli pedang akan tetapi untuk memanah dia selalu tidak bisa hanya untuk memanah burung, tapi dia tidak bisa mempercayainya seperti ini ini trlalu dini untuk percaya tapi jika dia sebenarnya mendekati tuannya bukan untuk membunuhnya lalu apa tujuannya

yang sebenarnya, dia mungkin tidak menyadarinya namun setiap dia berjalan dia tidak mengeluarkan suara apapun selamaini mungkin dia sudah terbiasa

Malam jam 2pagi

Clatsss sttt

Suara pedang jeno langung berpaling karna refleknya sangat baik,

Dia mengambil pedang yang dibawah bantalnya dengan cepat, tanpa ada keraguan di matanya dia mengarahkan pedang itu tepat di leher orang itu, orang itu menahanya dengan sekuat tenaga

"a-aku- aaku jaemin" jeno melepaskan pedangnya darisana "kenapa?" jeno menatap jaemin,

"tidak ada akuu hanya mencurigaimu saja"

"curiga?"

"1bulan lalu aku hampir dibunuh oleh seseorang kemudian kau muncul"

"kau benar aku yang melakukannya" jeno menatap jaemin

"ap-a alasanya?, siapa yang menyuruhmu"

"tidak ada, itu adalah salam ku padamu karna bertemu lagi, dan singkirkan 5 orang yang ada di balik setiap tiraiku, jika kau tidak ingin melihatt darah disini" jeno menatap jaemin, jaemin terteguh sejak kapan dia sadar jika semua orang mencurigainya

Salah satu kesatria itu langsg terbang darimana menyerang jeno, jeno menghindarinya kemudian lgsg membekukannya dengan sekali tebas dan membuhnya ditempat tanpa ragu, yang lain menyerangnya, jaemin melihat dari rauy wajah jeno rahangnya menegas percikan darah itu mengenai wajahnya dia sangat mengerikan dan membunuh para kesatrianya dengan begitu mudahnya

Jeno mendekat ke jaemin kemudian salah satu kesatria itu bangun dengan sekuat tenaga hendak membuhnya namun jeno lgsg menebas lehernya hingga putus

Jaemin bergetar hebat,

"tidak apa2 aku disini bukan untuk membunuhmu" senyum jeno ingin menenangkan jaemin namun faktanya senyum itu terlihat begitu mengerikan

"jan-gan-mendekat!", jaemin menutup matanya hingga tangan jeno menyentuh kepalanya tangan yang dengan mudahnya membunuh seseorang, jaemin sudah menangis disana, jeno memeluk jaemin

"ku bilang aku tidak akan membunuhmu, kecuali jika kau ingin membunuhku sekali lagi, aku akan membuat istanamu tidak akan berdiri lagi" jeno menatap jaemin

2tahun sejak kejadian itu, tidak ada yang terjadi sampai saat ini, jeno malah menjadi perisainya dia bahkan sangat melindungi jaemin berkali2 dari mulai ada yang ingin merampoknya hingga ada seseorang yang berniat mencelakai jaemin semuanya di tebas habis oleh jeno, tidak ada yang tau tentang kejadian malam itu

Hariini saatnya jeno mengantar jaeminuntuk penobatannya secara resmi menjadi pedana menteri negara ini, di kerajaan kesempatan yang sangat dia tunggu2 selamaini acaranya berjalan lancar

Jeno menatap pangeran mahkota lee jaehyun, rambut pirang dengan bolamata yang hitam dalam, ini adalah kesempatan terakhir jeno untuk membunuh pangeran mahkota, namun

"jeno kau dipanggil jaemin sekarang" jeno mengangguk, kemudian ikut acara minum2 disana,

"dia adalah kesatria ku yang baru,"

"aku lee jeno" jaehyun mengangguk kemudian menyuruhnya untuk duduk, ratu dan raja tidak hadir karna sedang perjalanan, jadi jaehyun adalah penganti raja sekarang sampai raja pensiun kemudian di gantikan olehnya

"jeno kau dari negra mana"

"saya dari negara yang jauh pengeran mahkota"

"yah baiklah nikmati pesta ini, aku akan kembali lagi nanti"

"panjang umur untukmu yang mulia mahkota"

Jeno diam saja sedari tadi, meskipun jeno sering diam kaliini dia sangat pendiam, malam hari jam10 malam jeno?"

Jaemin melihat jaemin

"adaapa?

Jeeno mengelengkan wajahnya, "aku tidak tau apa yang kau pikirkan, tapi jgn berikir yang aneh2 ini perintahku"

Seminggu berlalu dan tidak ada yang terjadi hingga saat ini, sejujurnya jaemin sangat waspada terhadap jeno, dia tidak tau jeno akan mengincar siapa meskipun ini bukan urusannya tetapi dia adalah orang yang berbahaya dia bahkan tidak tau jeno mengincar siapa "seorang pembunuh profesional huh" gumam jaemin