Lama aku berdiri, dia gak nongol-nongol. Ah, buang-buang waktu. Mending aku sepedaan lagi. Aku mengambil sepeda yang kurebahkan di tengah jalan. Saat hendak mengayuh, mendadak kakiku seperti ada yang menahan. Berat banget. Sepedaku juga jadi macet, rantainya ogah memutar. Ini kenapa?
Jenisa ....
WHAT'S! ADA SUARA MEMANGGILKU PADAHAL GAK ADA ORANG DISITU!
Jenisa ....
Tubuhku kaku. Hari sudah menjelang maghrib, tapi aku tak bisa kemana-mana. Tubuhku tak bisa bergerak, hanya kepala yang bisa digerakkan. Lidahku kelu, mau teriak minta tolong gak bisa. Aku menengok ke arah rumah itu, dan di tirainya, wanita itu melongokkan kepala. Wajahnya putih keabu-abuan. Dua matanya yang mengerikan menatapku. Senyumnya mengembang memperlihatkan gigi yang berlumuran darah. Jenisa ....
TERNYATA DIA YANG MEMANGGILKU! TAU DARI MANA NAMAKU? SIALAN!
Sekitar satu menit aku memberanikan diri menatapnya. Aku berusaha tak berkedip. Tantangin sekalian. Apa maunya dia?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com