Kamu yang penakut dan sedang sendirian di rumah sebaiknya tidak melanjutkan untuk membaca cerita ini.
Langsung saja kita masuk ke cerita!
Kejadian bermula ketika, seorang pria bernama Ikhsan yang bekerja sebagai sales disebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia baru saja mendapatkan bonus dari kantornya.
Ia mendapatkan bonus karena berhasil mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.
Berhubung bonus itu terbilang lumayan, ia pun berencana untuk membeli sebuah mobil.
Ikhsan saat ini tengah memiliki seorang istri yang sedang hamil muda.
Karena ingin memanjakan istri yang memang hamil muda, ia pun membeli sebuah mobil dengan harga yang pas di kantong.
Dirinya berencana untuk membeli sebuah mobil dengan kondisi bekas, agar bisa lebih murah dan dapat dibayar dengan cash.
Singkat cerita, Ikhsan menemukan mobil yang pas di hati dan budget, yakni mobil grand Livina berwarna abu-abu.
Ikhsan membeli mobil tersebut dari seorang bapak-bapak yang sedang membutuhkan uang.
Karena dirasa cocok dan pas, akhirnya Ikhsan bersepakat dengan bapak tersebut.
Awal mobil tersebut datang ke rumah pasangan baru menikah tersebut, mereka berdua sangat senang sekali.
Mereka jadi bisa leluasa pergi ke mana saja dengan mobil sendiri tanpa memakai mobil kantor.
Namun, baru beberapa hari di rumah, mobil Si Abu Monyet (panggilan kedua pasangan itu) selalu tercium bau amis.
Iya, bau amis darah.
Mereka selalu mencoba mencari-cari di sela-sela mobil untuk mengetahui sumber dari bau amis tersebut.
Yang ditakutkan justru ada binatang yang mati dan mengeluarkan darah.
Tapi, semua itu tak membuahkan hasil, karena tak ada satu pun binatang mati di sela-sela mobil.
Bau amis darah itu semakin menyengat ketika sore menjelang malam hari.
Ikhsan pun sering membawa Si Abu Monyet ke tempat cuci mobil dan diminta untuk diberikan pewangi yang lebih banyak.
Namun tetap saja bau amis itu masih tercium ketika sudah sampai di rumah.
Selain itu, jika mereka sedang mengendarai mobil di malam hari selalu saja terdengar suara tangisan bayi, meski suaranya samar-samar.
Meski tak begitu jelas, suara tangisan bayi itu cukup mengganggu mereka.
Hingga akhirnya, Ikhsan berencana membawa mobil itu ke paranormal atau ke orang yang tau menyelesaikan permasalahan mobil itu.
Karena menurutnya ini bukanlah permasalahan yang biasa terjadi.
Tapi karena kesibukan pekerjaan, akhirnya rencana ke paranormal itu selalu di undur-undur.
Sampai pada kejadian suatu malam Ikhsan harus pulang larut malam karena lembur di kantor sekitar pukul satu dini hari.
Sepanjang jalan pulang, ia terus mencium bau amis darah.
Ketika jarak sampai ke rumah tinggal 3 km lagi, entah mengapa bulu kuduk Ikhsan terasa tegang.
Sambil menyetir, Ikhsan membaca doa terus-menerus. Namun, suara tangisan bayi itu muncul lagi.
Terdengar lebih jelas dan keras dari sebelumnya, dan akhirnya ia pun mulai curiga ada yang tak beres.
Karena merasa ada yang tak beres, ia terus mengecek kaca spion untuk memastikan keadaan.
Ketika ketiga kalinya Ikhsan melihat ke kaca spion, ada sosok wanita sedang menggendong bayi di jok belakang mobilnya.
Ia sempat bertatap-tatapan sesaat, hingga akhirnya Ikhsan harus menginjak rem mobilnya dengan mendadak.
Sontak, Ikhsan langsung keluar dari dalam mobil.
Tapi karena waktu masih tengah malam, di luar pun sangat sepi sekali hampir tak ada orang. Berkali-kali Ikhsan membaca doa dengan apa yang ia lihat.
Dan ketika ia lihat lagi dari luar, di jok belakang mobil kosong alias tak ada siapa-siapa.
Meski jarak rumah sudah semakin dekat, tetap saja ia bingung harus melanjutkan dengan mengenakan mobil tersebut atau tidak.
Setelah menenangkan diri sejenak, Ikhsan akhirnya memutuskan pulang dengan mengendarai mobil, sebelum masuk tak lupa ia membaca ayat kursi terlebih dahulu.
Ketika memasuki mobil, Ikhsan melirik sekitar dalam mobil untuk memastikan tak ada siapa-siapa di belakang jok mobil. Dan memang kosong.
Saat beberapa meter melaju, sosok perempuan pucat yang menggendong bayi itu muncul lagi di belakang Ikhsan.
Bau amis bahkan semakin menyengat dari yang biasanya.
Sontak, ia langsung membaca ayat kursi dengan diteriakan.
Karena Ikhsan baru pertama kali melihat makhluk tak kasat mata, ia menyetir sambil gemetar dan hampir menangis. Keringat panas dingin keluar di sekujur tubuhnya.
Dengan kekuatan gas yang luar biasa, ia langsung memarkirkan mobil tersebut di depan rumahnya tanpa di masukan ke garasi.
Sesampai di dalam rumah, keringat dingin terus mengucur di tubuhnya.
Ia mencoba langsung tidur tapi tak bisa karena terus dibayangi hantu gentayangan itu.
Keesokan harinya, Ikhsan langsung demam tinggi sehingga istrinya pun bingung ketika suaminya harus pulang dengan buru-buru dan memarkirkan mobil dengan sembarangan.
Ikhsan tak berani cerita karena istrinya yang sedang hamil muda. Ia takut jika istrinya nanti kepikiran sehingga Ikhsan beralasan ingin tidur lebih cepat karena ngantuk semalam itu.
Setelah sembuh beberapa hari sakit, Ikhsan masih trauma untuk menaiki Si Abu Monyet.
Karena bau amis masih terasa ia memutuskan untuk membawanya ke kiai yang bisa mencari solusi permasalahan itu.
Ikhsan ditemani temannya untuk pergi ke kediaman pak kiai pada sore hari.
Tapi sosok hantu gentayangan itu muncul dengan tiba-tiba di belakang jok.
Karena kaget, Ikhsan akhirnya tak bisa mengendalikan mobil tersebut dan akhirnya kecelakaan masuk ke dalam jurang.
Meski begitu, keduanya masih bisa selamat dan hanya mengalami luka lecet di tangan.
Ikhsan segera meminta bantuan saudaranya untuk menginformasikan kondisinya itu.
Tak begitu lama banyak warga yang melintas menolong Ikhsan dan temannya untuk ditenangkan.
Menurut warga sekitar tempat itu memang sering terjadi kecelakaan tunggal dan Ikhsan adalah salah satunya.
Entah karena apa. Tapi Ikhsan tidak cerita bahwa ia kecelakaan karena melihat penampakaan di jok belakang mobilnya.
Kemudian mobil derek datang dan membawa mobilnya.
Ikhsan pun dijemput oleh saudaranya. Dan selama di mobil saudara membahas kenapa ia bisa kecelakaan disana.
Dirinya juga tanya temannya, apa dia melihat sosok penampakan di jok belakang mobil.
Tapi katanya dia tidak melihatnya. Malah dia heran kenapa Ikhsan tiba-tiba kaget dan banting stir.
Ikhsan pun jadi heran, mengapa hanya dirinya saja yang bisa melihat penampakkan wanita itu?
Setelah ia dan temannya diobati di RS, mereka pun langsung pulang.
Ikhsan benar-benar kepikiran dengan mobil itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk secepatnya bertemu dengan kiai Muhi.
Dengan menggunakan mobilnya, ia akhirnya sampai di tempat kiai Muhi.
Beliau langsung mempersilahkan masuk. Dan tanpa basa-basi Ikhsan pun langsung menceritakan kejadian demi kejadian yang dialami Ikhsan.
Kiai Muhi sebetulnya ingin mengecek langsung ke mobilnya, tapi berhubung mobilnya masih di bengkel jadi diurungkan.
Kiai Muhi bilang, bahwa jika ada suatu benda yang dihuni makhluk halus, maka bisa jadi sebelumnya ada kejadian yang behubungan dengan makhluk halus tersebut.
Jadi, ia disarankan untuk menemui pemilik mobil ini sebelumnya.
Sebelum pulang, mereka pun diberi beberapa botol air doa agar lebih tenang.
Esok harinya sepulang Ikhsan dari kerja, ia pun langsung menemui pemilik mobil ini sebelumnya. Sebut saja namanya pak Dirga.
Dirinya mengutarakan maksud kedatangan dan menceritakan beberapa kejadian yang menimpa Ikhsan terkait mobil itu dan pak Dirga kaget.
Selama beliau memakai mobil itu, beliau tidak pernah merasakan atau menemui keanehan, apalagi sampai melihat penampakan.
Beliau juga tidak pernah berlaku dan berbuat suatu hal yang janggal terhadap mobilnya sampai mobilnya dihuni makhluk halus tersebut.
Bersambung~