Di tahun 2003 silam, wanita yang baru duduk di bangku kelas 3 yakni Febby bersekolah di SMA Negeri terfavorit di Kotanya.
Febby merupakan sosok siswi yang berprestasi di sekolah, bahkan ia juga termasuk orang yang suka bersosialisasi kepada teman dan guru-gurunya di sekolah.
Febby memiliki seorang sahabat bernama Laila, ia sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SMP.
Saking dekatnya, Febby dan Laila selalu memilih tempat duduk bersama dan saling curhat satu sama lain.
Febby dan Laila sering membantu dalam mengerjakan PR. Tapi juga saling bersaing di sekolah.
Meski di sekolah mereka saingan, tapi di luar mereka layaknya kakak beradik.
Singkat cerita, ada seorang pria yang menyatakan perasaan cintanya kepada Febby.
Namanya Riki, dia sudah dewasa dan berumur 25 tahun.
Meski terlihat dewasa, rupanya Febby tak menyukai Riki, pasalnya ia adalah pribadi yang tak memiliki pekerjaan.
Febby memutuskan untuk menolak perasaan Riki pada saat itu, apalagi ia disuruh untuk fokus ke pendidikan oleh orang tuanya.
Febby sangat didukung oleh kedua orang tuanya untuk bisa berkuliah di kedokteran.
Karena Febby sosok yang selalu mendapatkan juara 1 di kelasnya, jadi ia direncanakan untuk bisa ikut jalur PMDK agar bisa masuk ke fakultas kedokteran.
Kembali, Febby ternyata dikenalkan oleh Laila kepada Riki.
Riki adalah tetangga Laila. Saat Febby main ke rumah Laila, tidak sengaja melihat Riki dan Laila menyebutkan jika dia suka pada Febby dan minta untuk dikenalkan.
Febby yang mendengar ucapan Laila pun menuruti untuk dikenalkan Riki.
Riki sering sekali datang ke sekolah ketika bubaran sekolah, ia berdalih ingin bertemu Laila padahal ingin lebih dekat dengan Febby.
Setelah Febby menolak Riki, Ia jadi kepikiran terhadap perasaanya, takut dia merasa sakit hati.
Hati Febby seketika tidak tenang. Padahal tadi ia menolaknya dengan baik-baik saja tidak menggunakan tindakan dan kata-kata kasar.
Setelah kejadian penolakan itu, Febby sering mengalami mimpi buruk seperti dililit ular hitam, dikejar anjing hitam hingga selalu merasa gelisah.
Bahkan untuk mengerjakan sesuatu saja, Febby selalu tidak fokus dan lebih banyak melamun.
Febby juga pernah didatangi perempuan pucat berbaju putih dengan rambut panjang yang menawarinya minuman.
Warna minuman tersebut merah. Dia lalu menyuruhnya untuk meminumnya.
Karena Febby takut, ia pun langsung meminum air merah tersebut, dan seketika perempuan tersebut tertawa seperti kuntilanak.
Lebih lanjut, Ibu Febby selalu merasakan aroma bau tak sedap di tubuh Febby.
Padahal nyatanya ia selalu memakai parfum dan deodorant setiap hari.
Kata ibu Febby, mungkin Febby sedang puber jadi keringatnya jadi berlebih.
Anehnya, ketika Febby mencium bau badannya sendiri ia tak pernah merasakan bau busuk apapun di tubuhnya.
Ia pun bertanya kepada Laila apakah mencium bau yang tak sedap di tubuhnya, Laila selalu menjawab tidak.
Beberapa teman di sekolah yang sering berbincang dengan Febby pun kini sudah tak bisa lagi berlama-lama untuk duduk berdampingan dengannya.
Mungkin saja mereka memang merasakan bau tak sedap di tubuh Febby, namun sungkan untuk mengatakannya.
Setelah ditolak, Riki masih sering terlihat di sekolah ketika bubaran.
Yang tadinya Febby tak suka sama dia, kini Febby semakin senang padanya.
Febby selalu memikirkan hal bersama dengan Riki, rasanya selalu ingin bertemu Riki dan Riki setiap hari.
Karena pikirannya yang tiba-tiba menjadi sayang pada Riki, Febby akhirnya menerima perasaan Riki setelah ia mengungkapkan kedua kalinya.
Tanpa ragu, Febby dengan lantang mengucapkan 'Ya' pada saat itu.
Riki adalah sosok pribadi yang tampan, tapi dimata Febby, Riki jauh lebih tampan dari yang orang-orang bilang.
Riki sering mengajak jalan-jalan Febby setelah pulang sekolah, padahal Febby saat itu memiliki jadwal les dan juga ngaji.
Tapi karena ia tak pernah ingin lepas dari Riki, akhirnya ia memutuskan untuk dimarahi ibu daripada harus berpisah dengan Riki.
Ibu Febby sangat tidak setuju jika anaknya berhubungan dengan Riki.
Menurut ibu Febby, Riki adalah orang yang sangat tidak jelas dengan latar belakangnya.
"Engga jelas gimana?? Udah jelas Riki itu anak baik dan dia juga baik sama Febby, Pokoknya Febby engga bisa dipisahin sama Riki," ucapnya.
Selama pacaran dengan Riki, badan Febby masih tetap saja dianggap bau oleh keluarganya.
Ada segelintir orang yang berani menegurnya adapula yang cuek tapi menghindar.
Saat Febby tanya pada Riki apakah badannya bau? Kata Riki si tidak.
Katanya Riki, badan Febby justru sangat wangi.
Sejak bersama Riki, Febby semakin jarang bermain bersama Laila.
Paling hanya bertemu ketika disekolah saja, tidak pernah janjian makan atau jalan bareng lagi.
Nilai Febby di sekolah pun sangat anjlok.
Febby yang berencana untuk berkuliah kedokteran pun sampai lupa dengan cita-citanya itu.
Pokoknya yang ada dipikirannya saat itu hanyalah Riki dan Riki, tak peduli dengan yang lain.
Saat nilai Febby turun, Laila selalu menjadi yang terdepan di kelas. Ia selalu jadi juara satu, padahal biasanya Febby yang juara.
Meski begitu, Febby tak merasa iri sedikit pun, ia sudah cukup bahagia bersama dengan Riki.
Saat awal pacaran, Febby selalu mencurahkan perasannya kepada Laila.
Laila pun mensupport hubungan mereka berdua, dan Febby merasa bahagia ketika Laila mengatakan itu.
Selain itu, saat berpacaran dengan Riki, Febby jadi lebih sering berantem dengan orang tuanya.
Kedua orang tua Febby selalu menasehatinya untuk bisa putus sesegera mungkin dengan Riki.
Tapi karena sudah cinta mati, Febby pun meminta untuk bisa dinikahkan dengan Riki.
Febby dan Riki sudah menjalin hubungan hingga lima bulan lamanya.
Ia merasa bahagia karena sikap Riki yang terlalu baik padanya.
Febby selalu diajak ke tempat-tempat yang tak pernah Febby kunjungi seperti gunung, pantai dan perkebunan.
Untuk mendatangi tempat itu, Febby bahkan rela untuk bolos sekolah demi bersama Riki.
Saat Febby dan Riki ke pantai, Riki memberikan ciumannya kepada Febby.
Ciuman tersebut rupanya ciuman pertama bagi Febby, karena Febby sangat amat mencintainya, ia pun rela menerima ciuman dari Riki.
Saat itu, ayah dan ibu Febby tahu jika ia sering membolos di sekolah.
Alhasil, Febby selalu di antar jemput ke sekolah oleh ibunya.
Ibunya selalu melarang Febby untuk bertemu dengan Riki, padahal ia sudah benar-benar kangen pada Riki.
Karena kondisi Febby yang sudah tak wajar, hingga rela menjerit dan menangis karena tak berjumpa Riki.
Sang ibu akhirnya membawa Febby untuk di rukyah oleh ustad yang dibawa ayahnya.
Febby merasa jika dirinya baik-baik saja. Febby dipukul dengan sapu ijuk yang dibawanya tapi Febby tak sedikitpun merasakan kesakitan.
Hanya saja pada saat itu, Febby mengalami muntah yang luar biasa.
Muntah tersebut berwarna merah pekat.
Pak ustad pun mengatakan jika Febby telah dikirimi ilmu hitam oleh seseorang atau kena guna-guna.
Febby tetap berpendirian teguh jika ia baik-baik saja dan tak merasa diguna-guna.
Ibu dan ayah Febby pun langsung curiga kepada Riki. Sehingga ia meminta untuk segera putus dengan Riki.
Karena sudah ingin bebas, Febby pun akhirnya berbohong kepada orang tuanya untuk segera menyatakan putus pada Riki.
Nyatanya ia kembali merajut hubungannya dengan Riki.
Perlu diketahui, badan Febby kini sudah tak bau lagi, Ibu dan Ayah nya percaya jika itu terjadi karena rukyah yang telah dilakukan.
Sekarang, Febby dan Riki jadi bisa bertemu meski hanya sebentar saja.
Hingga akhirnya Febby melakukan kesalahan yang akan disesalinya seumur.
Waktu itu Riki ngajak ketemuan di hari Minggu. Mereka janjian di deket halte.
Febby bilang ke ibu dan ayahnya kalau ia ingin kerja kelompok bersama temen. Dan mereka sih percaya dan ngasih izin.
Ketika bertemu Riki, ternyata Febby diajak ke rumah Riki.
Kata Riki Febby mau dikenalin ke ibunya. Soalnya dia bilang udah serius banget pada Febby.
Febby sangat bahagia akan dikenalkan pada calon mertua. Riki bilang ibunya baik dan ramah.
Sesampainya di rumah Riki, Febby lihat suasana rumahnya kok sepi.
Riki masuk duluan kerumahnya dan menunggu di teras.
Begitu Riki keluar dari dalam rumah, dia mengatakan jika ternyata ibunya baru aja berangkat ke pengajian.
Dia lupa kalau ternyata hari itu jadwal pengajian ibu-ibu di wilayahnya.
Riki lalu mengajak Febby masuk rumahnya.
Febby masuk dan Riki menjelaskan jika dirumahnya itu hanya tinggal dia dan ibunya saja.
Jadi suasana rumahnya benar-benar sepi. Saat itu ia ditawari oleh Riki untuk makan mi instan bersama.
Setelah makan mi bersama, mereka ngobrol asik di ruang tamu.
Dengan tiba-tiba saja Riki menciumnya.
Saat itu pula, Riki juga melakukan aksi yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Karena rasa cinta, Febby pun tak menolak aksi Riki tersebut.
Setelah pulang dari rumah Riki, Febby merasa bingung dan senang.
Senang karena sudah ketemu Riki, dan bingung karena Febby baru saja mengalami kejadian yang seharusnya tidak ia lakukan.
Waktu itu Febby masih kelas 3 SMA. Jadi sudah bisa berfikir takut hamil.
Singkat cerita, pada bulan berikutnya ternyata Febby tak mengalami menstruasi.
Febby sudah harap-harap cemas takut hamil. Tapi ia yakin Riki akan tanggungjawab kalaupun Febby hamil.
Saat itu, Febby sudah tak lagi memikirkan sekolah, kuliah dan cita-citanya.
Pokoknya, benar-benar bucin (budak cinta) Riki.
Seiring waktu, Febby menyadari jika ia ternyata benar-benar hamil.
Sontak, Febby langsung menemui Riki saat pulang sekolah.
Riki terlihat sangat senang ketika tahu Febby hamil.
Dia bilang akan segera menikahkan Febby secepatnya.
Tapi Febby merasa takut dimarahi oleh ibu dan ayahnya.
Gimana nanti reaksi mereka ketika tahu Febby hamil di luar nikah.
Jujur saja, waktu itu Febby sangat takut, tapi lebih takut ditinggalkan Riki.
Akhirnya Riki memberi tahu ke ibu dan ayah Febby kalau anaknya sedang hamil mengandung anak Riki.
Waktu itu Riki sengaja datang ke rumah untuk bertemu ibu dan ayah.
Ibu dan ayah sebetulnya kurang respek pada Riki, tapi mereka menerima Riki dengan baik.
Saat itu, Riki tak ada basa basi sedikitpun dan langsung meminta izin untuk menikahi Febby.
Sontak, ucapan Riki tersebut membuat ayahnya Febby kaget dan jelas tak merestui pernikahan mereka berdua.
Selain karena usia Febby yang masih sangat muda, ia juga belum menyelesaikan pendidikan.
Pada saat itu juga, Riki langsung membeberkan jika Febby telah mengandung darah dagingnya.
Seketika, ibu dan ayah Febby langsung shock berat mendengar hal itu.
Suasana pun berubah menjadi tak karuan, Febby menangis pada saat itu.
Merasa bersalah pada orang tuanya tapi juga lebih takut lagi jika harus ditinggalkan oleh Riki.
Yang paling membekas di ingatan Febby hingga sekarang adalah tangisan ayah dan ibunya ketika itu.
Berhari-hari Febby didiamkan oleh ayah dan ibunya.
Febby tidak pernah masuk sekolah dengan alasan sakit. Padahal menuju UN tinggal beberapa minggu lagi.
Akhirnya, ayah mengambil keputusan untuk menikahkan Febby dan Riki. Tidak ada pilihan lain menurut ayah.
Singkat cerita, setelah Febby menyelesaikan UN, ia langsung dinikahkan dengan Riki.
Acara pernikahan mereka digelar biasa-biasa saja.
Saat itu teman-teman Febby sedang bersiap untuk tes masuk ke perguruan tinggi, tapi Febby sedang menikmati masa kehamilan.
Bersambung~