Sanusi dan mbah Agung hanya diam dan menatap kepergian dokter yang merawat Bram, dan memang keputusan itu lah yang terbaik buat Bram, entah dia sembuh atau tidak paling penting sudah meminta maaf.
"Ayo mbah, kita lihat bos Bram, kita jaga dulu bos Bram besok baru kita pergi ke rumah Narsih." Sanusi mengajak mbah Agung untuk pergi melihat Bram di ruangan yang tidak boleh ada yang masuk.
Bram di rawat di ruang ICU, dia di pantau intensif karena sakitnya yang makin parah dan terlihat jelas di wajahnya Bram ada luka yang baru. Suster yang berjaga terus memeriksa Bram dan tidak sedikitpun terlihat mereka meninggalkan Bram, luka yang muncul diberi kan obat dan di tutup kembali.
"Lihat lah, lukanya muncul lagi dan kali ini terlihat sangat mengerikan dan tidak terlihat sedikitpun luka itu hilang, padahal sudah di obati," jawab mbah Agung yang sudah sampai di ruangan Bram tapi mereka hanya melihat dari kaca luar.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com