"Begini Tuan Jonathan, sementara aku menitipkan kalungku pada Pemilik tempat penyewaan alat pancing. Dan pemilik toko itu sangat baik. Selain menyewakan alat pancing ini, aku juga di pinjami uang agar kita bisa pulang. Dan kalau aku sudah punya uang, aku bisa mengambil kalungku itu lagi." ucap Nadia dengan perasaan sedikit takut.
Perasaan Jonathan semakin tersentuh, hatinya sangat bersyukur bisa mengenal Nadia sebelum hidupnya benar-benar berakhir dengan suntikan mati.
Pihak lembaga masih memberi waktu padanya untuk berpikir kembali tentang keputusannya. Dan Jonathan sampai saat sekarang masih berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya.
"Anda melamun Tuan Jonathan? apa kita tidak jadi memancing?" tanya Nadia membuyarkan lamunan Jonathan.
Jonathan mengedipkan matanya saat wajah Nadia sangat dekat di wajahnya.
"Jauhkan wajahmu dari wajahku Nadia." ucap Jonathan sambil mendorong pelan wajah Nadia dengan tangannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com