Sejujurnya hantaman yang keras dari pintu di punggungnya meninggalkan rasa sakit yang kuat.
"Lawan gue dulu kalau berani!"
Layaknya segumpal tissue yang disiram bensin lalu disulut api, Raka adalah angin yang membuat Tara semakin semangat untuk membara. Tidak butuh waktu lama untuk Tara kembali berdiri. Sama seperti Raka, kedua matanya melayangkan kebencian yang kentara. Seandainya tatapan Tara dan Raka adalah pucuk belati yang beracun, mungkin keduanya sudah tewas sejak bermenit - menit yang lalu.
"Kalau lo kalah, cewek lo gue nikahin. Gimana?"
Kalau Kiya berhasil dibuat tak percaya dengan penawaran Tara, Raka hanya menggertakkan giginya tanpa suara. Sekarang Kiya sudah berada di sebelahnya, dan Laki - laki itu berusaha melepaskan tangan Kiya yang semakin kuat di lengannya.
"Udah, cukup. Lo nggak perlu ngeladenin dia."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com