webnovel

RYANDI, SOSOK ABANG YANG SUKSES

Hari Minggu pagi dirumah orang tua Hasann, terlihat ramai karena Ryandi abangnya kembali datang mengunjungi. Kali ini dia datang dengan mengendarai mobil sedan Mitsubishi merah

"Gilaaa...udah ganti mobil lagi nih ?" Hasann keluar pagar memandang mobil itu, didampingi Ryandi.

"Iyaa udah 2 bulan ini San" jawab Ryandi.

"Bagus banget yang ini mah yaa, kelihatan mewah , lebih pantas kayaknya pake mobil ini bang."

"Iya lebih muda sih tahunnya, tapi lebih hemat bensinnya San" kata Ryandi.

"Ooh yaa," cuma segitu Hasann bisa jawab.

"Eluu mau beli mobil ? tuh Corola hijau gua elu beli...!"kata Ryandi.

"Haah duit dari mana ?...lagian nyetir juga blom lancar."

"Gampanglah soal duit maah, gua mah engga hitungan kalau sama saudara,"jelasnya lagi.

"Aku juga lagi mau belajar nyetir nih sekalian nanti dapat SIM nya, tapi yaa kudu nanti kalo udah lulus kuliahnya nih, sebentar lagi ."

"Yaaa tenang aja, elu fokus aja di kuliah dulu, mobil mah engga akan gua jual ke orang lain," katanya.

"Ooh emang bisa parkir dua mobil disana?" tanya Hasann.

"Diluar aja yang hijau mah, aman kok !"

"Ya ya...nanti dikabarin lagi dah soal itu mah yaa...tapi gua trimakasih nih kalau sampe bisa pake mobil yang hijau itu," kata Hasann dengan muka sumringah.

Hasann pun makin semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

Waktu di sekola Hasann berpapasan dengan Ririe di koridor kelas,

"Haaai...,"seru Hasann sambil menatap matanya dengan senyum.

"Haai lagi...,"kata Ririe juga dengan senyum manis lesung pipitnya.

"Aku mampir kekosan nanti malam sehabis kuliah yaa, bisa ? kangen nih aku sama bakmie Gajah Madanya, "tanyanya sambil canda'in.

Ririe termenung sejenak sambil mengedip-kedipkan matanya, kedua bibirnya masih tertutup tapi tersenyum tipis. Bagaimana aku harus menjawab pikirnya... ? sudah lama ia ingin dikunjungi. Tapi jawaban yang keluar malah sebaliknya.

"Aduuh aku ada janji kayaknya nanti malam San, mau ke toko buku Gramedia sama teman."

"Oooh ...Hasann agak terkejut mendengar jawaban yang diluar dugaannya, tapi cepat dia bilang...ada yang penting banget aku mau ngobrolin sama kamu sebenarnya, tapi ya sudahlah nanti lain waktu aja yaa?" pintanya.

"Ngobrolin tentang apa sih ?" tanya Ririe jadi penasaran.

"Hahaaha...engga laah aku cuma bercanda aja kok, kamu kok jadi serius gitu siih ? hahaha, ya sudah lain waktu aja yaa...aku juga masih sibuk sih sebenarnya."

Merekapun berpisah , Ririe agak menyesal dengan penolakannya. Ia menggerak-gerakan bola matanya , melepaskan hembusan nafasnya agak kasar. Huh... .

Malamnya kembali Ririe menumpahkan isi hatinya.

Dear diary,

Rasanya aku mau nangis deh, aku kesal sama diriku sendiri. Aku kangen sama Hasann. Dia mau datang mengunjungi . Tapi malah aku tolak . aduuuh kapan lagi bisa ketemu yaa ? toloong dong sampaikan rasa penyesalan aku ya dear diary ?

Katanya dia mau ngomongin yang serius ke aku, apa ya ? hiks..hiks

Ririe pun menutup buku diary nya dengan mengusap air matanya antara senang dan sedih.

Besok paginya disekolah.

"Saaan...," panggil Ririe yang sedang berdiri disamping mobilnya, iapun segera menempatkan tas selempangnya di bahu ,dan menaruh map dan bukunya di dadanya. Segera ia berjalan kearah Hasann yang baru saja memarkir motornya.

"Kamu jahat iiih !" langsung Ririe melancarkan serangan sambil mencubit lengan Hasann.

"Ada apa sih...? kok tiba-tiba jadi begini?" Hasann mengernyitkan dahinya kurang paham.

"Pokoknya kalau kamu engga datang nanti malam kekosan ku...kita putus aja !" ancam Ririe terdengar serius.

"Haaah putus apanyaa ? hahahha. "

Ririe yang kelihatan semakin kesal dibuatnya, cuma cemberut aja. Hasann jadi engga enak hati membiarkan teman dekatnya ini dalam kondisi bad-mood.

"Yaa sudah nanti malam aku sempatkan ke kosan kamu yaa, tapi aku mungkin engga bisa lama-lama Rie, aku ada kerjaan dari kampusku, besok tugasnya sudah harus diserahkan ke dosen pembimbing aku. Kamu ngerti kan ?" kata Hasann halus sambil diam menunggu reaksi dari Ririe.

Ririe pun terhibur dengan jawaban Hasann,

"Aku tunggu yaa ?"ucapnya dengan senyum lesung pipitnya.

"Sip," kata Hasann sambil mengedipkan mata kanannya.

Di kamar kosannya Ririe kembali membuka buku diary nya.

Dear diary,

Aku senang sekali hari ini, dia mau datang nanti malam. Aku harus bagaimana ini ?

Aku siapin bakmie Gajah Mada lagi atau apa ya dear diary... ? tolooong dong dear diary kasih aku masukan.

Ririe masih bingung aja, menghadapi malam nanti. Kayak mau dilamar saja ...hm.

Sampai waktunya tiba pun Ririe engga menyiapkan apa-apa .

"Masuk San...,"sapa Ririe ramah menyambut kedatangannya. Hasann berjalan dibelakang mengikutinya menuju ruang tamu dibalik pintu gerbang besi.

Suasana agak kaku. Ririe engga seperti biasanya. Hasann pun cepat menangkap gelagatnya. Seperti ada sesuatu yang mengganggunya.

"Ada apa sih, kok kamu jadi diem begini?" tanyanya.

"Mmmm...engga ada apa-apa sih San biasa aja, katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.

"Aaaah aku tahu...deh kayaknya, kamu cerita aja ada apa," kata Hasann sedikit mendesak.

"Apa siih ? engga ada apa-apa kok?" Ririe berusaha membantah.

"Aaah aku tuh meski baru kenal kamu sebentar, aku sudah tau pembawaan kamu seperti apa...hm...,"katanya yakin.

Akhirnya Ririe pun membuka diri.

"Aku...akuuu aku tuh bingung katanya sambil terlihat berfikir gitu...sebentar-sebentar berhenti ngomongnya...aku tuh bingung , kamu mau engga kalo aku pesenin lagi bakmie Gajah Mada sekarang ?" tanyanya lepas, sambil senyum lebaar...aaah akhirnya bisa juga aku menguasai perasaan ini, dalam hati Ririe. Padahal sih dia lagi sedikit salah tingkah.

"Oooh itu toooh...hahahha...ya mau laaah !" jawab Hasann sambil tetap menatap wajah Ririe. Sekilas rasanya Hasann tahu juga ada yang disembunyikan.

Sambil menunggu pesanannya datang, mereka mengisi waktu dengan ngobrol seputar keluarga .

"Aku 3 bersaudara, punya kakak perempuan satu dan adik lelaki satu," kata Ririe, "kalo kamu San?"

"Aku anak ke 5 dari 7 saudara, katanya sambil senyum...banyak anggota keluarga aku hehe, yaa maklum aja. Kata bapakku sih zaman dulu itu KB mahal, semua kakakku udah merit, tinggal aku dan 2 adikku dirumah," cerita Hasann.

Ririe mendengarkan sambil menganguk perlahan.

"Orang tuaku jualan sate Rie di sekitar Alun-Alun Bandung sana, dulu dipegang sama bapakku , tapi sekarang ibuku yang jalanin usahanya. Aku sih dibesarkan dari keluarga sederhana Rie," sambung Hasann.

"Sampai sekarang masih jualan?" tanyanya.

"Iya sampai sekarang, malah usahanya lebih maju dipegang ibuku...hebat dia !"

Usai menyantap mienya , seperti kemarin Hasann berinisiatif membereskan semua sampahnya . Ririe berdiri di ruang tamu itu, menunggu kembalinya Hasann dari luar.

"San , kamu bawa ini yaa...?" kata Ririe sambil menyerahkan sebungkus roti beserta keju slice didalam kantong plastik putih.

"Aaa...apa sih?" Hasann heran sambil membuka kantong plastiknya.

"Aaah buat kamu aja !" jawabnya agak keberatan.

"Sudah kamu bawa ajaa buat sarapan pagi atau malam hari kalau kamu lapar, aku sudah ada !" bujuk Ririe.

Sejenak Hasann terdiam sambil memegang kantong plastiknya, merasa engga enak hatinya menerima terus makanan dari Ririe. Tapi ia mengalah, meski berat didalam hatinya.

"Ya sudah aku terima yaa... ." Hasann merentangkan kedua tangannya sambil menatap Ririe yang terlihat gembira , ia melangkahkan kakinya mendekati Ririe dan mendekapnya. "Trimakasih ya Rie," katanya halus sambil mengusap kepalanya, sedikit haru akan kebaikan temannya ini yang dibalas anggukan Ririe.

"Aku pamit pulang yaa ?"

"Iya San hati-hati yaa...trimakasih juga aku, kamu sudah datang," katanya senyum bahagia sambil melambaikan tangannya.

Hasann menolehkan kepalanya dan memberikan senyumnya sebelum berlalu.

Ririe pun kembali mencurahkan isi hatinya

Dear diary,

Duuuh senangnya aku dipeluk Hasann....trimakasih dear diary !

He is my man , my hero !

Hari- hari berikutnya berlalu dengan ringan tanpa beban dihati Ririe, karena ia sedikit yakin akan kehadiran Hasann dihidupnya. Sewaktu jalan-jalan di mall beserta teman kosnya , Ririe melihat-lihat kaos T-shirt dan memilih satu ukuran xl warna hitam.

"Looh kok besar amat Rie?, tanya temannya , lagian warna hitam?" temannya heran tapi langsung nyambung dia,

"Oooh aku tahu deh , buat dia kan ? si Hasann itu yaa ... ? "baik itu orang. Sekali saja aku lihat, aku bisa nilai itu orang ! kata Shinta temannya itu meyakinkan Ririe.

"Kok bisaa ?"tanyanya seakan tak acuh sambil menolehkan kepalanya kembali ke kaos T-shirt hitam yang sedang dia pegang.

"Yaa tahu dong, aku mah sudah bisa menilai, mana cowok yang benar dan yang brengsek !" sambungnya disertai tawa.

Ririe terbelalak matanya mendengarnya "Hahaha...sudah expert yaa eluu!" Merekapun tertawa bersama.

Besok paginya Ririe memberikan kaos yang dibelinya itu ke Hasann.

"San ini buat kamu." Ia menaruh bungkusan kaos itu di mejanya sambil lewat didepannya.

"Aduuh apalagi siiiiih ?" katanya sepertinya keberatan sambil memegang bungkusan plastik itu. Dia pun membukanya dan mendapati sepotong T-shirt warna hitam. Hasann berfikir sebentar sambil melihat-lihat kaosnya.

Lalu ia mendekati Ririe dan sedikit berbisik.

"Aku engga terlalu suka dengan warna hitam, ini buat bapakku aja yaa... ? katanya.

"Aduuuh ...," jawab Ririe... . Ia kaget, tapi langsung ia nyambung lagi..." iya tapi jangan bilang dari aku yaa San...engga enak nanti, dikirain mau nyogok dia buat dapetin anaknya hahahaha."

Hasann pun jadi ikut tertawa, sambil geleng-geleng kepalanya...hm kocak juga nih pikirnya.

Beberapa hari kemudian,

"Bapakku suka dengan kaos hitamnya..."kata Hasann .

"Oh yaa," kata Ririe sambil memiringkan kepalanya tersenyum.

"Dia tanya dari siapa? ...aku bilang aja dari mantan !" Hasann tertawa sendiri.

Ririe jadi cemberut. Hasann yang melihatnya jadi iba...langsung ia mendekat .

"Nanti kalau aku lulus kuliah, aku traktir kamu yaaa ? katanya serius.

Ririe pun tersenyum lagi.

Waktupun berlalu dengan cepat , Ririe kembali curhat dengan diary nya

Dear diary,

Kelihatannya sampai hari ini dia serius denganku, tapi kok aneh ya dear diary...? dia tuh blom sekalipun menyatakan cintanya. Engga ngerti , bagaimana sih ini...? tolong dong aku dear diary...pleaseeee !

Akhirnya waktu sidang kelulusan Magister pun tiba, Hasann yang terlihat rapi dengan baju jas dan dasinya, sedang duduk siap menunggu giliran dipanggil masuk.

Terlihat didalam ruangan ada beberapa orang penguji dan kursi kosong didepannya .

Hasann pun menarik nafasnya , sekilas ia ingat sama Ririe, yang mungkin sedang menunggunya kabar baik darinya .

Sebentar kemudian ada panggilan :

"Hasann Sukarto...silahkan masuk."

Dewan Penguji secara bergiliran menguji Naskah Tesisnya , dan Hasann mampu menjawabnya dengan baik .

Aaah lega sudah , ternyata sidang tidak menakutkan seperti yang dia bayangkan sebelumnya, dalam hatinya.

Hari itupun dinyatakan ujian telah selesai.