Kimberly menoleh ke sekeliling. Ia melihat beberapa mahasiswa sedang memperhatikannya. Tentu saja Kimberly merasa malu. Hampir tak ada yang tak tahu siapa Black. Tangan kanan Tuan Drigory. Apalagi bagi Patricia yang ayahnya saat ini sedang sibuk dengan pencalonan walikota.
"Black …. " Kimberly bergegas menghampiri Black. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Black, meskipun dia harus berusaha karena tinggi Black yang bagaikan pohon kelapa. "Kenapa kau ke kampus?" tanya Kimberly.
Black tak menyunggingkan senyum sama sekali. Dengan santainya ia berbicara pada Kimberly. "Nathan menunggumu di rumah," jawab Black.
"Nathan?" Mendengar nama Nathan, sontak Kimberly terkejut. Ia tak tahu kalau Nathan sudah keluar dari tahanan. "Bukankah dia …. " Kimberly tak melanjutkan ucapannya karena ia sadar ada Patricia di samping.
Patricia sendiri heran kenapa Black mencari Kimberly. Dia lebih heran karena Nathan menunggu Kimberly.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com