Pria itu dengan sengaja menunjukkan senyumnya yang sarkas pada Nathan. Dan Nathan sungguh muak. Rasanya ingin sekali melepaskan tali yang mengikatnya dan segera menghajar orang ini.
Dari perawakannya pria ini tak terlihat seperti pria rendahan. Pakaiannya formal dan tak tampak seperti pakaian murah. Nathan bisa memastikan kalau orang ini punya posisi tertentu atau punya kekayaan di taraf tertentu.
"Kau pikir aku membawamu ke sini karena ingin meminta belas kasih ayahmu?" Pria itu bahkan tak segan-segan memukul tubuh Nathan. Tepat di bagian perut. Hingga Nathan pun mengerang kesakitan.
"Bagaimana? Kau merasa kesakitan?" Pria itu menatap Nathan seolah tak segan akan menghabisi nyawa Nathan.
"Apa kau suruhan Lucy?" tanya Nathan.
Pria itu tak menjawab, tapi malah tersenyum. Nathan mengartikan bahwa itu benar. "Jadi wanita itu?" Kali ini Nathan yang menebar senyum. Peluh membasahi seluruh tubuhnya. Ia sangat pusing. Apalagi setelah perutnya mendapatkan bogem mentah dari pria itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com