webnovel

Masa Lalu Mereka (5)

บรรณาธิการ: Atlas Studios

Setelah Gaokao, cinta monyet antara Wu Hao dan Xu Wennuan segera menjadi hubungan jarak jauh.

Entah bagi lelaki ataupun perempuan, cinta selalu menjadi bagian yang penting dari kehidupan anak muda.

Karena itu, bagi Xu Wennuan, perpisahan ini menjadi sebuah ujian untuk cinta mereka.

Keduanya berada dalam suasana hati yang buruk, dan mereka bertengkar hebat setelah mereka mabuk. Xu Wennuan menangis dan berlari, dengan Qin Zhi'ai yang mengikutinya.

Ketika mereka baru saja keluar dari tempat karaoke dan hendak memanggil taksi, Wu Hao keluar dan menarik Xu Wennuan kembali.

Seperti di siaran TV, Xu Wennuan berjuang sebentar, tetapi Wu Hao mencium bibir Xu Wennuan dengan kuat, bahkan ketika mereka masih berdiri tepat di hadapan semua orang, kemudian Xu Wennuan memeluk leher Wu Hao dengan lengannya. Lelaki dan perempuan itu bercumbu dengan bergairah, tepat di jalanan.

Itu adalah kali pertama bagi Qin Zhi'ai melihat orang bercumbu dalam kehidupan nyata. Pada mulanya, ia sangat terkejut, kemudian ia memalingkan matanya dan menundukkan kepalanya ketika ia menyadari apa yang sedang terjadi di hadapannya.

Ia membalikkan badan, tetapi melihat Gu Yusheng

Gu Yusheng juga keluar mengikuti semuanya dan sedang bersandar pada sebuah tiang di dekat Qin Zhi'ai. Ia memandang kepada mereka yang sedang bercumbu, dengan rokok di mulutnya, kemudian berkata kepada Qin Zhi'ai ,"Pencumbu yang buruk."

Orang semacam apa yang memandang orang lain bercumbu dan memberi komentar? Qin Zhi'ai tersipu.

Gu Yusheng masih memandangi mereka, kemudian berbalik kepada Qin Zhi'ai. Ia melihat ke dalam mata Qin Zhi'ai, tersenyum sambil meniupkan sebuah cincin asap, dan berkata,"Apa? Kau tak percaya? Apakah kau mau…?" Qin Zhi'ai tahu kata selanjutnya adalah "menciumku", tetapi ia tiba-tiba berhenti dengan senyum kebingungan di wajahnya. Ia memandangi Qin Zhi'ai untuk beberapa saat, mematikan rokoknya, dan mengganti topik. "Biarkan aku mengantarmu pulang."

Itu adalah kali pertama Qin Zhi'ai duduk di atas sepeda Gu Yusheng. Bahkan dengan Qin Zhi'ai di kursi penumpangnya, Gu Yusheng tetap mengendarai sepedanya dengan kencang, seperti tiupan angin.

Ketika mereka sedang bersenang-senang di ruang karaoke, turun hujan di luar, sehingga udara pada saat itu terasa segar dan basah.

Duduk di belakangnya, Qin Zhi'ai merasa seperti ia sedang bermimpi.

Ketika Gu Yusheng berhenti, Qin Zhi'ai menyadari bahwa mereka telah sampai di gedung apartemen yang ia tinggali.

Ia baru akan mengucapkan terima kasih, tetapi Gu Yusheng sudah mengayuh kembali sepedanya segera setelah Qin Zhi'ai turun.

Qin Zhi'ai menyadari bahwa ia belum pernah memberitahukan alamatnya kepada Gu Yusheng, tetapi bagaimana ia tahu?

Sebuah kebahagiaan yang tak dapat dijelaskan meliputi Qin Zhi'ai. Gu Yusheng, apakah ia punya perasaan padanya?

Malam itu, dengan keberanian yang muncul entah dari mana, ia tiba-tiba berteriak memanggilnya,"Gu Yusheng!"

Gu Yusheng berhenti dan menoleh kepadanya.

Qin Zhi'ai meremas bajunya dengan kencang, matanya berputar-putar, dan dengan gemetar, "Apakah….kamu punya waktu luang besok? Aku….aku..aku ingin mengajakmu menonton film bersamaku."

"Air….Air…" gumaman Gu Yusheng menyeret Qin Zhi'ai kembali dari kenangannya.