Air?
Apakah Gu Yusheng sudah melihatku dan memintanya mengambilkan secangkir air?
Saat Qin Zhi'ai masih berpikir, Gu Yusheng berbisik dengan kencang sebanyak dua kali, "Air….Air…."
Ia mengulanginya lagi, tetapi kata "air" yang ketiga tiba-tiba diikuti dengan bunyi seseorang muntah.
Kemudian, bau alkohol yang menusuk merebak di udara.
Gu Yusheng, apakah ia mabuk?
Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan menyadari ada sesuatu yang salah.
Ketika Gu Yusheng berjalan menuju kamar mandi, ia menabrak kursi….Jadi ia sedang mabuk dan tidak bisa melihat apa yang berada di depannya.
Qin Zhi'ai berusaha tenang dan membalikkan tubuhnya.
Gu Yusheng telah berhenti muntah. Ia tampak sangat tidak nyaman. Kepalanya tergantung di pinggiran tempat tidur dan matanya tertutup. Ia mengeluarkan erangan putus asa setiap saat. Qin Zhi'ai tidak tahu seberapa mabuknya dia, maka ia memanggil namanya. "Gu Yusheng?"
Gu Yusheng tidak memberikan respon sama sekali, tampak seperti tidak mendengarnya.
Kali ini, Qin Zhi'ai akhirnya berani untuk duduk di pinggir tempat tidur Gu Yusheng , dan melihat wajahnya yang pucat menakutkan. Matanya terbuka lebar, tapi berkaca-kaca. Walaupun ia menatap Qin Zhi'ai selama beberapa saat, ia tetap tidak dapat melihat Qin Zhi'ai dengan jelas, yang berarti ia benar-benar mabuk.
Ketika Gu Yusheng muntah, ia bergerak sangat lambat sehingga seprai dan rambut hitamnya terkena noda muntah.
Qin Zhi'ai berpikir bahwa jika dia adalah Liang Doukou, ia tentu akan mengabaikan Gu Yusheng untuk melindungi harga dirinya, karena Gu Yusheng telah memperlakukannya dengan sangat buruk dan tidak peduli.
Akan tetapi, ia bukanlah Liang Doukou. Ia adalah Qin Zhi'ai, yang belum melupakannya selama bertahun-tahun, sejak pertama kali mereka bertemu.
Karena itu, melihatnya dalam keadaan demikian, Qin Zhi'ai tidak dapat mengabaikannya.
"Air…" Gu Yusheng mengatakan itu lagi.
Qin Zhi'ai berhenti berpikir dan segera lari keluar dari kamar tanpa keraguan ataupun pergumulan hati, kemudian mengambil secangkir air hangat dari lantai bawah.
Gu Yusheng menjadi lebih lembut dalam keadaan mabuk dibandingkan saat ia sadar.
Ketika Qin Zhi'ai menopang tubuh Gu Yusheng, ia tidak menolak, dan ia pun terduduk dengan bantuan Qin Zhi'ai.
Ketika ia mendekatkan cangkir ke mulut Gu Yusheng, ia dengan segera membuka mulut dan menyesapnya. Setelah meminum air, alisnya menunjukkan ia sudah merasa lebih baik.
Setelah Qin Zhi'ai membaringkan Gu Yusheng di tempat tidur, ia segera menutup matanya dan tertidur.
Qin Zhi'ai menutupinya dengan selimut, kemudian mengambil handuk basah dari kamar mandi untuk membersihkan muntah dari rambutnya terlebih dulu, kemudian seprai, dan juga lantai.
Setelah semuanya rapi kembali, Qin Zhi'ai melihat kegelisahan pada wajahnya.
Karena sakit kepala yang disebabkan oleh konsumsi alkohol terlalu banyak, ia terus menekan pelipisnya. Qin Zhi'ai tidak tahan melihatnya menderita, maka ia memijat kepala Gu Yusheng di samping tempat tidurnya.
Tampaknya pijatan itu memberikan efek, karena ia pun perlahan menjadi tenang dan bernapas dengan teratur.
Qin Zhi'ai tidak berhenti sampai Gu Yusheng tertidur lelap. Ia memijat pergelangannya yang pegal, menjatuhkan pandangannya pada mata Gu Yusheng yang terpejam dan alisnya yang santai.