webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
235 Chs

Harus Membersihkan Kristal Jodoh!

Mundur dulu ke beberapa saat sebelum Christ mendapatkan mimpi bertemu dengan Tuan Smith ...

Terhitung sampai hari ini. Di malam satu bulan lima belas hari. Dari sekian doa yang dipanjatkan Christ, doa yang tidak pernah terputus. Selama itulah Liza masih berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Berbaring dengan damai, dengan napas yang satu-satu, dan tetap dengan wajah pucatnya.

Namun meski pucat, tetap saja kecantikan wanita itu tidak pernah pudar. Tidak pernah membuat Christ bosan memandangi istrinya. Bahkan, jika dia memang dihukum untuk menatap wajah istrinya untuk selamanya sekalipun, Christ sama sekali tidak keberatan.

Malam ini, Christ kembali lagi. Duduk di dekat Liza, seraya membawa satu kitab di genggamannya. Seperti biasa, malam Christ akan menemani Liza sembari membaca buku-buku kitab yang selalu ia bawa bergantian. Kalau sudah pagi menjelang, baru Christ bersiap untuk kembali bekerja.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com