"Mau ketemu Ayank," sahut Davira tenang dengan ekspresi yang datar. Emy mengerutkan keningnya. Tumben sekali Delvin alias ayangnya Davira tidak menunggu di depan gerbang sekolah. Lalu Kaila ....
"Lo ngapain ngikutin gue?" cibirnya yang dibalas senyum santai oleh Kaila.
"Ngikut ... mau ketemu ayangnya Davira."
Emy semakin mendelik. Matanya menatap curiga. Jelas-jelas itu hanyalah alasan semata.
Dari kejauhan, Delvin sudah melihat siluet sang pacar yang ternyata sedang tidak berjalan sendirian. Seperti biasa—bersama teman-temannya. Namun, kali ini jumlah mereka ganjil. Terlihat aneh karena personil yang tidak lengkap.
Delvin melambaikan tangannya dengan wajah yang sumringah. "Daviraa!!"
"Maaf, ya. Udah lama nunggunya?" Sang pacar menggelengkan kepalanya.
"Ngga, kok."
Kaila mendekati Delvin dan Davira, kemudian melakukan high five dengan Delvin. Seakan mereka ini memang sahabat sejati. "Hello!"
"Yo! Kalian juga ikut? Tumben ganjil," ujar Delvin lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com