webnovel

Kirimin Gue Film Hihuhihu

"Arghh!! Lama-lama gue bisa gila beneran!" kesal Sasha saat tiba-tiba saja ia ingat perlakuan Aldric siang tadi. Meski itu bukan pertama kali secara tiba-tiba ia memperlakukannya seperti itu, tetap saja otaknya memprosesnya dengan cepat hingga berpikir dan berfantasi sangat liar yang sebelumnya di tandai dengan tubuhnya yang tiba-tiba kaku, pipi memanas kemudian munculah pikiran gilanya itu.

Bahkan kini, dirinya sama sekali tak bisa fokus. Padahal sejak setengah jam yang lalu ia sudah membuka laptopnya untuk mulai menyusun laporan berdasarkan catatan Aldric siang tadi saat mereka mengecek ke area proyek.

Sungguh otaknya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, lembar ms word nya masih kosong. Benar-benar kosong.

Rasanya ia tak mengerti harus bagaimana lagi menghadapinya. Tak mungkin ia menghindari Aldric, bagaimana pun kini ia berada di kota asing yang sama sekali tak ia kenali dan tak ada orang yang ia kenal di sini. Ia hanya berdua dengan Aldric saja. Dan sepertinya mereka akan cukup lama di sini.

"Astaga! Gue terjebak! Di negeri antah berantah dan terjebak dalam imajinasi liar gue!!! Argghhh!!" geram Sasha di depan laptopnya yang masih menyala, ia mengacak-ngacak rambutnya tak karuan.

Terdengar suara dari laptopnya yang berasal dari pesan chat yang memang sengaja ia sambungkan ke web laptopnya yang terhubung dengan ponselnya. Sasha kemudian membukanya, dan ternyata berasal dari pesan grup teman-temannya, yang hanya berisi mereka bertiga saja. Siapa lagi jika bukan Mbak Lona, dirinya dan Mia.

Mbak Lona : Sha!!

Mbak Lona : Lu lagi apa sih?? Kaga bales-bales chat gue!

Mia : Lagi nanggung kali Mbak! Haghaghag…

Kening Sasha berkerut.

Sasha : Eh kampret! Nanggung apaan??!!

Mia : Nanggung lagi hihuhihu… hahaha…

Sasha : Setan Lu ya!

Sasha : Sama siapa? Sama orangutan?

Mbak Lona : Monyet dong Lu!

Sasha : Setan Lu pada! Gue lagi bikin laporan, tapi otak gue blank!

Mbak Lona : Blank napa Lu?

Sasha : Gak tau, mood gue lagi gak bagus.

Mia : Kenapa? Gak dapet jatah ya?

Mbak Lona : Lah dia mau dapet jatah dari siapa, sama orangutan sih gue ngerti.

Sasha : Ah gila lu pada.

Sasha : Oh ya Mbak ada apaan cari gue?! Kantor aman? Gak ada yang angkut, kan?

Mbak Lona : Aman!

Mbak Lona : Itu film hihuhihu yang terakhir Lu kasih gue, udah gue tonton semua ma gue praktekin. Ada yang baru gak?

Mia : Serius Mbak? Itu kan banyak? Maniak bener sih Lu, Mbak!

Mbak Lona : Yaelah, laki gue pengen bikin ade buat Dimas. Jadi kejar setoran deh gue.

Sasha : Hadeuhhh! Udah gue lagi blank lu minta gue download-in film hihuhihu yang ada otak gue makin error. Dari tadi gue mau kerjain laporan tapi otak gue blank, belum nulis apa-apa.

Mia : Makanya salurin gih, biar lancar jaya! Hahaha…

Mbak Lona : Iya gih! Cari cowok! Otak Lu blank udah lama belum di sentuh, gakgakgak…

Mia : Noh Pak Aldric ada, perkosa aja hehehe….

Mbak Lona : Heyyy!! Punya gue!

Mia : Mas Adrian nihhh bininya nakallllll….

Mbak Lona : Setannnn Lu Miaaa!!

Mia : Mending Lu fokus bikin adenya Dimas gih! Mumpung udah malem, Dimas udah bobo, kan?

Sasha : Setan bener Lu pada!

Sasha : Bukannya bantuin gue, malah bahas hihuhihu mulu.

Mbak Lona : Alah, Lu kaya gak suka aja.

Mia : Udah deh Mbak, kasian dia kan gak ada lawannya. Hihihi…

Mbak Lona : Ho'oh, udah 4 tahun kaga di sentuh. Makanya cari laki gih, Sha. Noh temennya Mia masih avaliable.

Sasha : Ogah!

Mbak Lona : Udah deh Sha, mulai buka hati Lu gih.

Mia : Iya, Sha. Ayo gue kenalin, stock temen-temen cowok gue yang masih single masih banyak nih, tinggal pilih.

Sasha : Bukan barang!

Mbak Lona : Dihh…

Mia : Ya udah, Pak Aldric tuh kayanya masih single, kesempatan noh kalian kan cuma berdua di sana.

Mbak Lona : Miaaaa!!!!!

Mia : Mas Adrian! Ni bininya nakal lagiiii!!! Bawa masuk kamar gih!

Sasha : Kan gue udah bilang, gue masih menikmati kesendirian gue. Okeeee??!

Mbak Lona : Sampe kapan?

Sasha hendak kembali mengetik, namun pintu kamarnya tiba-tiba saja diketuk. Dengan reflek Sasha menoleh ke arah pintu. Keningnya berkerut.

"Siapa? Gak mungkin kan room service?" gumamnya, karena ini sudah malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kemudian terdengar lagi suara pintu yang diketuk. Kini Sasha mulai bangkit dari duduknya, tak lupa ia menutup laman chatnya dan mulai berjalan menuju pintu kamar. Dengan pelan Sasha membuka pintu tersebut dan ia menemukan Aldric yang sudah berdiri di depan pintunya.

"Ah sudah saya duga kamu belum tidur," ujarnya. Beberapa menit yang lalu Aldric melihat di aplikasi chat miliknya jika Sasha masih dalam posisi online, hingga ia tahu jika Sasha belum tidur.

"Ada apa, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Sasha berusaha seformal mungkin, meski ini sudah bukan jam kerja lagi.

"Udah bikin laporan yang hari ini?" tanya Aldric.

"Lagi saya kerjain, Pak."

"Oh, boleh saya lihat?"

"Hah?" Sasha tampak kaget, tentu saja jika di cek saat ini laporannya masih kosong karena sejak tadi memang belum ia kerjakan.

"Besok aja ya, Pak." Sasha mencoba memelas, "Belum selesai soalnya."

"Kalau belum selesai saya bisa bantu," ujarnya seraya mulai melangkah masuk ke dalam kamar Sasha. Tentu saja Sasha ingin melarangnya, tapi ia masuk begitu saja.

Sasha hanya bisa menggaruk kepalanya frustasi saat melihat Aldric yang kini mulai berjalan ke arah laptop miliknya yang berada di atas meja. Ia takut Aldric akan marah ketika melihat lembar laporannya yang masih kosong, dan ketahuan karena ia berbohong

"Pak! Sebenarnya saya belum kerjain, ini baru banget mau kerjain dan baru banget nyalain laptopnya," jelas Sasha, sebelum Aldric sempat melihat isi layar laptopnya yang masih kosong. Lebih baik mengaku terlebih dahulu.

Aldric menoleh pada Sasha. "Gak apa-apa, kalau gitu kita kerjain bareng."

Sasha hanya bisa mendengus pasrah. Karena ia akan bersama Aldric dalam waktu yang tidak sebentar.

Rasanya Sasha sudah tidak memiliki cara untuk mengusir pria itu lagi saat ini, ia benar-benar hanya bisa pasrah saja saat ini. Apalagi saat ini Aldric sudah duduk di kursi yang tadi ia duduki, dan berada di depan laptopnya.

'Awas ya, Lu jangan mulai mikir yang macem-macem, diem! Gak usah mikir mesum!' seru Sasha pada otaknya.

Sasha kembali mendengus pasrah saat ia sadar dengan pakaian tidur yang dikenakannya saat ini. Setelah mandi tadi ia langsung memakai piyama tidur dengan celana pendek di atas lutut. Celana yang benar-benar pendek, hingga memperlihatkan setengah pahanya jika ia berdiri. Bukan hanya itu, ia juga tidak mengenakan bra. Tentu saja ia memilih untuk tidak mengenakan bra saat tidur, lagipula rencana awalnya setelah mandi ia akan mengerjakan laporan kemudian tidur. Tidak ada rencana keluar kamar lagi.

Dia memang tidak ada rencana keluar, tapi yang tidak ia prediksi adalah kehadiran Aldric di kamarnya. Kini ia menyesal dengan pilihannya itu. Tapi bagaimana lagi, tak mungkin ia mengganti pakaiannya, itu hanya akan membuat Aldric memperhatikannya. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah bersikap biasa saja. Agar Aldric tidak memperhatikannya.

-To Be Continue-