Setelah Darren pergi tadi mereka berempat hanya saling tatap satu sama lain. Zach hanya menunduk saja seperti memikirkan sesuatu.
"Apa Lo bakal kaya gini terus? " Rama membuat Zach mendongakan kepalanya.
"Nggak.. " Zach menjawab dengan singkat. Sebenarnya dia juga tidak mau seperti ini, sekarang rasa bersalahnya pada Darren telah muncul kenapa ia bisa seemosional itu saat banyak yang mengatakan bahwa dirinya putus dengan Luna. Berita darimana itu sebenarnya, setelah dipikir dengan logika juga tidak mungkin Darren Yang melakukannya.
"Lo sebenernya kenapa sih bro, Lo semenjak Pandu bilang mungkin Luna pacaran sama Darren lo jadi sering bersikap dingin sama Darren. Apa lo cemburu? " ujar Fajri berhati-hati dalam ucapannya takut-takut Zach tersinggung.
"Iya bro, apa soal gue bilang waktu itu. kalau soal itu, gue minta maaf bro, gue beneran gak tau waktu itu kalau lo pacar Luna bukan Darren. Sumpah" Pandu juga ikut bicara. sambil mengangkat dua jari tangannya keudara.
"Udah Lo gak Salah, gue mungkin yang terlalu lebay menanggapinya" ujar Zach merasa buruk pada dirinya sendiri gara-gara emosi sesaatnya ini persahabatan antara mereka berlima hampir hancur.
"Memang apa, yang membuat lo seyakin itu kalau Darren yang nyebarin gosip lo putus sama Luna" Tanya Rama ingin tahu sebab Zach bisa yakin bahwa Darren yang menyebarkannya.
Zach diam sebentar, seperti menimbang-nimbang dulu apa yang akan dia katakan. Tidak mungkin ia jujur dengan mereka semua soal hubungannya dengan Luna hanya kesepakatan saja alias menjalin hubungan bohongan.
"Kalau Lo gak mau bilang sama kita juga gak pa-pa kok" ujar Fajri yang melihat keraguan dimata Zach.
"Iya kita gak pa-pa kok" Pandu menimpali.
"Emm, gini. Waktu itu gue adu argumen sama Luna dan kita bahas soal hubungan kita. Dan kebetulan Darren disitu, dia denger apa yang gue debatin sama Luna. Dari situ gue yakin pasti Darren yang nyebarinnya" jelas Zach. Semua temannya memperhatikan Zach mereka bukanya fokus dengan apa yang dijelaskan Zach. Tapi takjub melihat Zach yang berbicara cukup panjang. Ya berbicara seperti itu merupakan rekor bagi Zach, biasanya pria dingin ini selalu berbicara singkat. Dan mereka juga menyadari akhir-akhir ini sebelum permasalahan ini Zach selalu berbicara sedikit panjang dari biasanya.
"Kalian denger gak sih yang gue bicarain" ujar Zach kesal dengan ketiga temannya yang hanya bengong menatap dirinya.
"Ki.. kita denger kok" Ujar Fajri tergagap menanggapinya.
"Oh jadi gitu, yang menjadi penyebab lo menuduh Darren. Dan itu belum tentu Darren yang membuat berita itu. Mungkin orang lain, atau pas lo debat sama Luna di ruanganan itu. Gue denger juga lo ribut diruangan inikan sama Luna" ujar Rama. Rama juga aslinya sudah mendengar soal adu argument tentang Zach dan Luna tak sengaja kemarin ia saat berjalan ke kantin ada salah satu siswi yang mengatakan Zach sedang bertengkar dengan Luna di ruangan Paskib sehingga Zach mengusir semua orang yang ada di ruangan itu untuk pergi mengosongkan tempat.
"Gue nebak sih mereka bilang kalau lo udah putus itu. Hanya pendapat mereka-mereka saja yang mendengar dari orang-orang yang lo usir dari ruangan ini" tebak Pandu, seperti membuat pencerahan dalam diri Zach. Benar juga waktu itu ia sempat mengusir orang-orang dari ruangannya.
"Sekarang sudah bereskan" tanya Rama, karena ia melihat Zach. Sepertinya sudah menyadari itu.
"Ayo kembali kekelas, ini sudah waktunya masuk" ajak Rama pada teman-temannya.
°°°°°
Waktu pulang sekolah akhirnya tiba, Luna membereskan buku-bukunya memasukannya kedalam tas. Begitu juga dengan Darren, ia juga sedang membereskan buku-bukunya. Setelah selesai ia pergi dulu.
"Lun, Anya, Dinda, Rizky, Gue duluan" ujar Darren pamit keluar kelas lebih dulu. Dikelas itu bukan hanya ada Luna saja tapi juga 3 orang lainya.
"Iya, " sahut mereka bersamaan.
"Kayak ada yang aneh ya sama Darren. Biasanya dia bakal berlama-lama sama kita dikelas" Tanya Dinda sedikit heran dengan sikap Darren kali ini.
"Iya, aneh dia" Anya mengiyakan perkataan Dinda. Sementara Luna hanya mengangguk tanda mengiyakan. Rizky yang berada agak jauh hanya diam tidak menanggapinya.
"Kalian, gue duluan juga ya" teriak Rizky sambil berjalan pergi keluar kelas.
"Ya.. Kita juga udah mau pulang kok" sahut Dinda. Dan benar saja mereka bertiga telah selesai memasukan buku-buku mereka kedalam tas. Secara hampir bersamaan mereka meneteng tas dan berjalan beriringan keluar kelas.
"Kita nanti liburan sekolah ngapain ya.? " Tanya Dinda sambil berjalan.
"Tau mau ngapain" balas Anya.
"Lo mau ngapain Lun, liburan nanti? " Ujar Anya pada Luna.
"Mau kepulau kapuk? " jawab Luna asal.
"Eh gue ikut dong liburan kepulau kapuk" jawab Dinda polos.
"Yaudah lo tinggal kerumah gue aja" jawab Luna sambil tersenyum kecil.
"Lo ogep ya, Pulau kapuk tuh tempat tidur. Dodol memang" Anya menempeleng kepala Dinda.
"Sakit bego, mana gue tahu" Dinda tak terima dengan tempeleng Anya.
Luna hanya tertawa melihat kedua temanya yang saling tempeleng satu sama lain.
......…
Luna sekarang berdiri digerbang sekolah sendiri. Anya dan Dinda sudah dijemput oleh supir mereka masing-masing. Sementara Luna dijemput oleh Lionil. Tapi, lagi dan lagi Lionil selalu terlambat entah kemana kakaknya itu pergi. Padahal hari ini tidak ada jadwal kuliah, pasti molor orang itu.
Luna duduk di pos satpam menunggu kakaknya untuk menjemput, saat ia duduk disitu memperhatikan orang-orang yang keluar gerbang sekolah. Tanpa sengaja ia melihat Zach yang juga keluar dengan mobilnya Zach juga memperhatikan Luna. Tapi, ia tidak menghentikan mobilnya, malah terus menjalankan mobil itu keluar.
Perasaan kecewa langsung merasuk dihati Luna, ia berpikir kenapa Zach hanya diam saja saat melihatnya. Kenapa tidak memberikan tumpangan untuknya? apa pria itu marah padanya? pertanyaan dan pertanyaan soal Zach memenuhi kepala Luna saat ini.
"Sudahlah Lun, tidak usah diambil hati. Mungkin memang harus begini" batin Luna menenangkan dirinya.
Lionil belum juga datang, membuat Luna merasa bosan ditempatnya saat ini. Sehingga ia membuka ponsel miliknya, membuka aplikasi pesan untuk mengirimkan pesan lagi pada kakaknya untuk segera menjemput dirinya yang sudah sangat bosan. Karena tidak dibalas-balas, Luna akhirnya memutuskan menelpon Lionil.
"Halo kak, " ujarnya kesal. Saat panggilannya dijawab.
"Iya, kenapa? " balas Lionil.
"Kok kenapa sih, kakak Liat pesan aku nggak. Jemput aku sekarang" semakin kesal saja Luna mendengar jawaban kakaknya.
"Iya sabar adikku saya. Ini masih dijalan" ujar Lionil. Memang benar saat ini dia masih berada dijalan. Sebenarnya dari tadi ia melihat ponselnya menampilkan pesan dari adiknya, dia memang sengaja membuat adiknya itu kesal. Begitulah keusilan Lionil.
Luna mendengar itu langsung mematikan panggilan sebelah pihak.
Sambil menunggu kakaknya datang ia sempatkan diri untuk membuka Instagram.
ada satu pemberitahuan disana tertulis nama Zachwrm requested to follow you. Luna langsung melebarkan matanya melihat nama itu. Kenapa Zach menfollownya di Instagram. Apa dia harus menconfimasinya, Luna terdiam sesaat sambil berfikir haruskah dia menconfirm Zach.
Dan Luna akhirnya mengklik tombol confirm dengan ragu-ragu.
°°°°°
Zach sudah pulang kerumah tapi bukan kerumahnya melainkan rumah Alfin. Bibinya menyuruh dirinya datang kerumahnya. Katanya ia sedang memasak makanan kesukaan Zach.
Kini setelah makan, Zach istirahat dulu dikamar Alfin, dikamar itu ada Alfin juga yang sedang bermain game dikomputer sementara Zach sedang rebahan dikasur sambil melihat-lihat ponselnya.
Ingatanya berputar saat dia melihat Luna di pos satpam tadi. Apa dia sudah pulang, seharusnya tadi ia mengatar gadis itu pulang. Zach terus saja berbicara pada hatinya. Tapi, kalau dia mencoba mengantar dia pulang pasti gadis itu menolak, karena masih emosi sepertinya. Lebih baik ia menjauh terlebih dahulu dari Luna. Baru setelah gadis itu tidak marah lagi ia akan memcoba membicarakannya baik-baik.
"Woi, gue denger lo putus dari Luna" Alfin membalikkan tubuhnya melihat Zach yang berbaring dikasurnya.
"Gak, Lo denger dari siapa? dari Luna? " tanya Zach sambil menatap sepupunya.
"bukan, dari para penggemar Lo" ujar Alfin.
"Mereka semua nyebar berita palsu" sungut Zach.
"Kalau lo gak pengen begitu, ya klarifikasi dong" saran Alfin.
"Caranya? " tanya Zach tak mengerti.
"Upload foto kalian berdua atau foto Luna terus kasih caption yang romantis atau gimana. Payah gitu aja harus diajarin" Jelas Alfin. tentu saja itu langsung mendapat lemparan bantal dari Zach.
Zach diam tidak lagi bertanya pada Alfin, dia tampak memikirkan apa yang dikatakan sepupunya itu.
Perlahan dia membuka aplikasi Instagram di ponselnya mengetikan nama Luna.oceana. Zach mencari akun yang mana milik Luna akhirnya ketemu. Dengan segera Zach langsung menfollow aku itu. Baru beberapa menit Luna akhirnya mengkonfimasinya.
Zach tersenyum melihat pemberitahuan itu, entah mengapa bibirnya secara otomatis tersungging.
Zach megaupload sebuah foto, foto itu foto Luna yang sedang tidur dimobilnya.
@Zachwrm
(FotoLuna)
caption: 💞❤️🔐
Hanya Caption itu yang melengkapi foto yang di unggah Zach dilaman istagramnya. Tak ada tulisan hanya simbol-simbol saja. Entah kenapa ia megaupload foto Luna di Instagram miliknya. Setelah megaupload foto itu Zach tersenyum senang seakan puas dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Foto Luna yang sedang tidur itu ia dapat waktu ia mengantar Luna beberapa waktu lalu, sungguh begitu manis gadis yang ia antarkan itu. Sehingga membuatnya untuk tak ragu untuk memfotonya.
"Kenapa Lo senyum-senyum, mulai gila ya Lo? " tanya Alfin yang melihat senyum tipis-tipis Zach.
Sontak Zach langsung terkisap dan bersikap datar lagi sambil menatap Alfin tajam.
"Eh gue bercanda, slow aja bro" Alfin langsung membalikan tubuhnya lagi menatap layar komputer. Saat mendapat tatapan tajam Zach.
Alfin membuka hpnya dan masuk ke Istagramnya, betapa terkejut dia melihat berandanya yang menampilkan akun Zach mengupload foto Luna.
Dan ia berbalik lagi melihat Zach yang tengah menatap ponselnya.
"Wiidihhh, ternyata sepupu es gue. Bisa romantis juga" ujar Alfin sambil memperliatkan ponselnya kearah Zach. Disitu terlihat akun Instagram Zach yang ada foto Luna.
"Gue kira lo gak bisa romantis. Nah gini buktikan pada mereka bahwa lo gak putus sama Luna" ujar Alfin lagi.
Zach hanya diam sambil berdiri, memakai jaketnya.
"Gue pulang dulu" Zach malah berpamitan pergi.
"Diajak ngobrol malah pergi" keluh Alfin saat Zach sudah membuka pintu kamarnya.
°°°
T. B. C
Selalu support author ya,
walaupun ceritanya gini-gini aja. Tapi author bakal berusahan memperbaikinya.
Tolong Review sama Ps nya dong untuk mendukung penulis dalam berkarya
Terimakasih bagi yang sudah membaca.