Saat ini pemimpin tertinggi N.O.U sedang mengadakan rapat dengan pemimpin T.N.H.
Ruang rapat.
Ah... Entah kenapa suasananya cukup tegang dan aku bisa merasakan kengerian menusuk-nusuk pori-pori tubuhku.
"Silahkan masuk pak" ucap seseorang yang membukakan pintu ruang rapat
Pemimpin N.O.U itu masuk kedalam ruang rapat dan duduk di kursinya.
"Akhir-akhir ini, sepertinya perkembangan T.N.H semakin menurun ya. Kau gagal lagi menghancurkan sarang teufel yang berada di negara kecil "VANITERIA" yang ada di benua alkiraz"
"...ah benar pak, saya sudah mengirimkan beberapa tim ke negara itu, tetapi itu gagal karena teufel yang kami temui ternyata bisa berubah menjadi new ones"
"begitu ya. Sepertinya dia salah satu anggota organisasi "PURSANETZSCHE", tapi bukannya kau melengkapi anggotamu dengan senjata phantasma yang kuberikan"
"Soal itu..."
Aku bisa melihat gelagatnya kalau dia berbohong, nampaknya senjata phantasma yang kuberikan tidak diserahkan kepada anggota T.N.H malahan untuk dijual kembali di pasar gelap.
Jika kuteruskan bisa saja dia mengganti caranya.
"Sampai disini saja rapatnya. Nanti kita akan bertemu kembali" ucap pemimpin N.O.U
"B-baik... Dan semoga hari anda menyenangkan pak"
Pemimpin tertinggi N.O.U meninggalkan ruang rapat.
Sudah kuduga organisasi ini juga perlahan-lahan mulai membusuk.
"Tsk! Sepertinya tua bangka itu sudah tahu. Aku harus mengganti caranya"
Tanpa disadarinya ada seseorang yang diam-diam mengupingnya, dia memiliki telinga hewan diatas kepalanya dan memiliki rambut panjang berwarna hitam.
Perempuan itu meninggalkan tempat itu setelah dia selesai mendengar pembicaraan bossnya.
Sementara itu di benua desia.
Kota tebris, distrik 2.
Malam itu, ouro sedang berbaring di atas kasurnya.
Aku begitu lelah sehingga rasa ngantuk mulai menguasaiku, disaat aku ingin memejamkan mata dan tergeleincir didalam kesadaranku sendiri...
Aku mulai melihat penglihatan yang tidak pernah kulihat sama sekali.
"Siapa laki-laki dan wanita tua yang memiliki telinga hewan itu?"
Tiba-tiba semua penglihatan itu mulai merangsang otakku untuk mengingat sesuatu.
Sebelum hal itu terjadi, ouro terbangun dari tidurnya.
"Hah... hah... Apa-apaan yang tadi itu?!" Tanya ouro kebingungan dan berkeringat
keesokan harinya.
Mahatari kembali terbit dan menyinari sebagian benua desia. Penduduk kota tebris mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Pukul 06:00.
Ouro dan ender sedang mengenakan perlengkapannya masing-masing untuk berburu suplai.
"Yang semalam itu apa ya..?" gumam ouro
Diam-diam ender dibelakang ouro dan mengagetkannya.
"Ahahaha, kau kaget kan? kan?"
"..yah sedikit"
"Lagian kau bengong sih. Memangnya kau sedang memikirkan apa?"
"Tidak, tidak ada yang kupikirkan. Aku hanya sedang mengosongkan pikiranku saja agar perburuan kali ini kita bisa mendapat hasil yang banyak"
Ender tampak tidak mempercayai perkataan ouro, tetapi ouro langsung melontarkan suatu pertanyaan.
"Apa kau ingin membawa senjata phantasma itu juga?"
"Oh! Maksudmu sabitku yang indah itu, bukan!?"
"ya... Yang itu"
"Sebentar, aku akan membawanya"
Untungnya aku bisa mengecohnya dengan menannyakan pertanyaan lain.
Ouro mengeluarkan senjata phantasmanya dari sarung pistolnya. Dia melihat-lihat senjata yang dipegangnya.
Tidak lama kemudian, ender keluar sambil membawa senjata phantasmanya yang berupa sabit, sedangkan ouro sudah menunggu di mobil jeep bersiap untuk pergi.
Ender meletakkan senjatanya di cargo mobil jeep setelah itu ouro menyalakan mobil itu dan tancap gas meninggalkan markas mereka.
Area 2/Distrik keuangan.
Di area 2 ini banyak sekali bank yang dibangun di distrik ini karena sesuai namanya distrik keuangan, disinilah pusat keuangan kota tebris. Tapi itu dulu tidak dengan sekarang.
Sekarang tempat ini menjadi zona merah dikarenakan rawan penjarah. Biasanya kelompok lain akan menjarah salah satu bank yang didalamnya masih ada brankas yang utuh.
Didalam brankas itu menyimpan banyak uang kertas yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau membeli sesuatu di area 3.
*Skreech*
Terdengar suara mobil berhenti, tidak lain tidak bukan itu adalah ouro dan ender.
Mereka berdua menurunkan perlengkapan yang mereka bawa lalu melengkapinya sebagai persenjataan.
"Selalu ingat, magasin harus diisi penuh dengan peluru sesuai jenis senjatanya"
Ouro mengangguk dan menunjukan magasin yang berisikan peluru 7,62 × 39 mm.
"Oh kau menggunakan ak-47?"
"Ya. Itu karena daya hancurnya tidak usah diragukan lagi"
"Benar. Ayo bergerak"
Mereka berdua bergerak dari satu reruntuhan ke reruntuhan lainnya.
Ada yang aneh... Sejak kami bergerak kami tidak melihat musuh sama sekali, seakan-akan tempat ini hanya kami saja yang berada disini.
Meskipun begitu, aku harus tetap waspada dikarenakan bisa saja ada musuh yang menyerang secara tiba-tiba.
Tiba-tiba tanahnya menjadi bergetar, ouro dan ender menghentikan langkahnya. Mereka berdua melihat-
Sebuah robot yang berbentuk seperti laba-laba yang diatasnya terdapat sebuah meriam.
"Daya ledaknya sepertinya tidak usah ditanyakan" ucap ouro didalam hatinya
"Sepertinya kita harus lebih berhati-hati, jika tidak ingin tertangkap" ucap ender
"Ayo cari jalan lain" jawab ouro
"Ya"