"Katakan sekali lagi!" pekik Bram.
"Banci, apa kamu sudah mendengarnya? Ya, aku baru saja mengatakan Banci!" tegas Clara.
Bram menangkup pipi Clara dengan gemas. Bukan marah, tidak! Bram mencubit-cubit pipi Clara dengan gemas. Istrinya itu berani sekali mengatakan dirinya banci.
"Sembarangan sekali bicaramu, hei! Apa kamu mau memiliki Suami seorang Banci?" ucap Bram.
Clara terkekeh, setelah itu dia memukul lengan Bram ketika Bram memeluknya dengan cukup erat. Pelukan yang Bram berikan pelukan gemas karena pada kenyataannya Clara justru membuat rasa kesalnya terhadap anak pria tadi menghilang dan tergantikan dengan kekehan lucu.
"Gila, apa kamu mau membunuhku?" ucap Clara sedikit kesal.
Ha-ha-ha ...
"Sialan, seharusnya aku marah, karena kamu memanggilku Banci. Tapi, aku justru ingin tertawa," ucap Bram.
Clara terkekeh. Dia mengusap lembut pipi Bram.
"Jangan marah-marah terus, ya. Aku khawatir, kamu akan terkena serangan jantung sebelum waktunya," ucap Clara.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com