webnovel

Cintaku Sebening Embun Pagi

Malam itu Fitri terbangun, seketika ia langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Tahajjud, disepertiga malam ia selalu terbangun untuk menemui Sang Illahi. Menemui dalam sujud panjangnya dimalam yang begitu damai dan tenang. Air mata Fitri yang bercucuran bagaikan hujan yang berjatuhan dari langit hingga membasahi sajadah. Doa-doa yang tercurahkan membuat Fitri meneteskan air mata. Menyebut nama seorang kekasih yang dicintainya dalam diam, sedalam apakah cinta Fitri pada lelaki itu? sehingga bisa membuatnya menangis hingga tak bersuara. harapan yang nyata hanya ingin hidup bersama lelaki itu, itulah pintah Fitri pada Allah, sang pemilik hati, dalam setiap doa-doa yang tercurahkan, Fitri tak pernah lelah untuk selalu menyebut nama lelaki itu, sebut saja namanya Ady Wibowo. Ady adalah seseorang mahasiswa yang saat ini sibuk menuntut ilmu disebuah universitas yang berlandaskan Islam. memiliki karakter yang baik, agamanya baik, sopan, dan penyayang, siapa yang tidak jatuh cinta pada lelaki seperti ini? Fitri selalu berusaha untuk merayu sang Illahi agar kelak mereka dapat dipersatukan dalam ikatan cinta yang halal. selain mendoakan Ady, Fitri selalu memantau Ady dari sosial media, tak pernah lelah untuk selalu mencari tau tentang kepribadian Ady. Fitri wanita yang pemalu, pendiam, baik, rajin, Sholehah dan cantik. banyak lelaki yang menaruh hati padanya, namun ia enggan untuk menanggapinya. sebab bagi fitri, Ady adalah satu-satunya lelaki yang tepat dan pantas untuk dimiliki. malam itu Fitri tertidur diatas sajadah sambil memeluk Qur'an dan memegang tasbih yang tak pernah terpisahkan darinya. sang ibu mengetuk pintu kamar Fitri, tok-tok, Fitri, Fitri, ayo bangun nak, kamu kan harus masuk kuliah! seruan ibu dari depan pintu kamar milik Fitri, lantas Fitri terbangun dan mengucapkan kalimat "Astaghfirullah, aku tertidur di tempat sholatku". Iya ma, iya, Fitri udah bangun kok. Fitri mandi dulu ya ma, sahut Fitri dari dalam kamar. yasudah, mama tungguin kamu dimeja makan ya nak! seruan ibu dari depan pintu, Fitri membuka pintu kamarnya, sambil berkata iya ma, siap, hehehee! sang ibu pun langsung menuju ke meja makan, untuk menyiapkan sarapan pagi, adik dan kakak Fitri pun bersiap-siap untuk kesibukan masing-masing. Fitri anak kedua dari empat bersaudara, kakak Fitri bernama Budiman, dan adik Fitri bernama suci dan mukmin. mereka selalu akur meskipun saling mengejek, meskipun seperti itu, ejekannya bukan pada ejekan buruk, tapi ejekan yang membuat tawa dan kebahagiaan di dalam rumah. pagi itu Fitri berangkat ke kampus, diantar oleh kakaknya, karena motor Fitri lagi blenk, jadinya harus dianterin sama kakak Budiman, dan untungnya Fitri berkuliah tidak jauh dari tempat sang kakak berkerja, setiap harinya Fitri selalu berangkat sendiri, namun hari ini harus berangkat bareng kakaknya, karena umur mereka tidak begitu jauh berbeda, terkadang teman-teman Fitri mengira kalau kakaknya adalah pacar Fitri, namun untuk hal itu Fitri sudah menjelaskan pada mereka bahwa Budiman adalah kakak kandungnya. Budiman adalah seorang kakak yang baik, penyayang, sabar, dan bertanggung jawab, memiliki wajah yang tampan dan berkulit bersih, dengan ketampanannya banyak teman-teman kampus Fitri naksir pada sang kakak. sesampainya di kampus, Fitri melihat seorang lelaki yang sedang mengantar seorang perempuan menggunakan sepeda motor, saat itu tiba-tiba hati Fitri terluka, cemburu yang sedang menghantuinya, ternyata lelaki itu adalah Ady, lelaki yang selama ini ia sebut dalam setiap doa. Fitri bersembunyi dibalik tembok yang tidak jauh dari jarak Ady dan perempuan itu. air mata Fitri menetes, seketika hatinya hancur melihat orang yang dicintainya sedang tertawa bahagia bersama perempuan lain. pagi itu Fitri melihat pemandangan yang sangat membuatnya terpukul, saat Ady mencium kening perempuan tersebut, hati Fitri semakin kacau. Ternyata saat itu sahabat-sahabat Fitri melihat Fitri sedang menangis dibalik tembok, mereka datang menghampiri dan menanyakan kenapa bisa menangis seperti ini? Fitri yang duduk dibalik tembok hanya bisa memeluk sahabatnya dan menangis, sahabat Fitri menenangkan Fitri yang sedang menangis, tak tega melihat Fitri seperti ini, mereka langsung membangkitkan Fitri dan menuntunnya ke dalam kelas. saat berada di dalam kelas, Fitri melihat perempuan yang di cium oleh Ady tadi. Fitri langsung bertanya pada sahabatnya, apakah dia mahasiswi baru? aku baru melihatnya hari ini, dan wajahnya begitu asing. tanya Fitri pada sahabatnya. iya fit, dia mahasiswi baru pindahan dari kota Surabaya. jawaban dari sahabat Fitri menjelaskan identitas perempuan tersebut, ternyata perempuan itu menjadi teman kelasku, bisik fitri dalam hati dan akan menjadi teman di universitas tempat Fitri kuliah, dosen pengampu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, memasuki ruang kelas Fitri, tak lupa pula sang dosen menyampaikan bahwa pada pagi hari ini kampus kita kedatangan mahasiswi baru, yaitu Vita, ujar dosen kepada mahasiswa-mahasiswinya. oh ternyata nama perempuan itu Vita, bisik fitri dalam hati. Tak malu-malu, Vita langsung berkenalan dengan Fitri, wajah Vita terlihat begitu bahagia, wajahnya yang begitu cantik, memiliki mata yang bening, bulu matanya yang sangat lentik membuatnya semakin cantik dan suaranya begitu lembut, hingga membuatku putus asa untuk memperjuangkan perasaanku pada Ady, bisik fitri dalam hati. saat hari menjelang siang, Fitri berjalan menuju kantin untuk makan siang bersama sahabat-sahabatnya, Vita yang juga ingin ke kantin, mengajak Fitri untuk barengan makan di kantin, saat itu mereka mulai akrab, setelah pembelajaran tadi membuat Vita tak sungkan untuk menyapa dan mengajak fitri. Vita memesan semangkok bakso, kemudian tak lupa ia menanyakan Fitri dan sahabat-sahabatnya mau pesan apa, kemudian mereka menjawab, ikut kamu aja vit. siang meja makan yang biasa hanya ada Fitri dan sahabat-sahabatnya, kini bertambah satu penghuninya, yaitu Vita. oh iya vit, kamu kan disini masih baru, pendatang juga, terus kamu ke kampus berangkat sendiri atau ada yang mengantarmu? tanya Fitri yang berpura-pura tidak tau, padahalkan tadi pagi ia melihat Vita diantar oleh Ady, lelaki yang ia cintai. oh iya, tadi aku dianterin sama kakak sepupu, makanya aku tau letak kampus ini dimana, hehehee. jawaban Vita pada pertanyaan Fitri, Fitri kembali tersenyum setelah Vita bilang kalau Ady adalah kakak sepupunya, dalam hati Fitri hanya rasa syukur dan bahagia setelah mengetahui tentang fakta pada kejadian yang dilihatnya tadi pagi. oh iya kalau boleh tau nama kakak sepupu kamu siapa? siapa tau aku kenal atau mungkin sahabat-sahabaku juga kenal, seru Fitri bertanya kembali pada Vita. mmm namanya Ady Wibowo, saat ini kakak aku kuliah di sebuah Universitas Islam. apa kalian kenal? Fitri menjawab, tidak, aku tidak kenal hehehee, Fitri menyembunyikan segalanya dengan rapat-rapat, karena Fitri tidak ingin cinta dalam diamnya diketahui oleh orang lain, sahabatnya pun tidak tau soal perasaan Fitri pada Ady. Fitri hanya ingin ia dan Tuhan yang tau tentang cintanya pada Ady. baksonya pun datang, mereka menikmati bakso pesanannya, oh iya, selesai ini tinggal satu mata kuliah lagi kan? tanya Vita pada Fitri dan sahabat-sahabatnya, iya vit, memangnya kenapa? kamu ada keperluan? tanya Fitri pada Vita, tidak, soalnya tadi aku bilang sama kak Ady kalau hari ini pulangnya agak cepat, soalnya nanti kak Ady datang lagi untuk jemput aku. oh gitu, kirain ada apa, hehehee. waktu terus berputar, siang itu suasana sangat ramai, yah karena jam istirahat, tentu saja ramai hehehee. Ada banyak cerita yang mereka ceritakan, dimeja yang sama mereka saling bertukar cerita. Setelah ini aku mau ke perpustakaan, kalian mau ikut ngga? tanya Fitri. Iya aku mau ikut tri, sekalian aku mau baca-baca buku juga. sahut vita dengan wajahnya yang begitu indah dipandang mata, bibirnya yang kecil, dilapisi oleh lipstik berwarna pink muda. baiklah, nanti selesai makan langsung kesana aja yah, sahut sahabat Fitri, oke. tiba-tiba ponsel milik Vita berdering, Hallo!! ada apa kak? tanya Vita pada orang yang menelponnya, vit nanti kakak Ady jemput kamu agak telat yah, soalnya kak Ady ada urusan yang mendadak, gak papa kan, kamu tungguin di taman aja, nanti kak Ady pasti jemput, jangan pulang sama orang lain soalnya kamu belum tau daerah sini. iya kak, aku tungguin kak Ady kok. itu adalah jawaban Vita yang terdengar oleh telinga Fitri, dalam hati Fitri mmm ternyata yang nelpon Vita adalah Ady. siapa vit yang nelpon? tanya Fitri pada vita. oh ini tri, kak Ady nanti jemput aku agak telat, soalnya ada urusan mendadak, katanya sih gitu. terus aku disuruh nungguin ditaman, gak boleh pulang sebelum kak Ady sendiri yang jemput, hehehee. kak Ady orangnya penyayang banget, meskipun aku adik sepupunya, dia udah nganggep aku sebagai adik kandungnya. dan aku juga sayang sama kak Ady, dia selalu ngertiin aku, selalu tau apa yang aku inginkan. jadi aku harus selalu nurut sama kata-katanya, karena aku tau, semua yang dia lakukan hanya untuk kebaikanku. jawaban Vita yang memuji karakter Ady membuat Fitri semakin jatuh cinta. oh gitu vit, kalau gitu biar aku dan sahabat-sahabatku nungguin kamu sampai kak Ady datang, biar kamu gak sendirian di taman, hehehee. seruan Fitri pada Vita. Terima kasih sebelumnya, kalian memang baik, aku beruntung bisa kenalan sama kalian, kalian sangat baik. tapi aku gak ngerepotin kalian kan? tanya Vita dengan wajah yang sedikit sedih, iya gak papa, santai aja vit, jawab Fitri untuk meyakinkan Vita. singkat cerita, setelah beberapa menit lamanya menunggu, akhirnya Ady datang juga. Fitri melihat Ady membuka helm, dan turun dari motor yang dipakainya, Ady datang mendekati mereka, dengan senyum manisnya membuat hati Fitri semakin kagum pada sosok lelaki ini, wajahnya yang tampan dan bersih membuat hati Fitri tenang dan merasa sejuk. oh iya teman-teman ini kak Ady, sepupu aku. vita memperkenalkan Ady pada Fitri dan sahabat-sahabat Fitri. Hy, aku Ady kakaknya Vita, makasih yah udah mau temenin Vita ditaman, cara Ady memperkenalkan dirinya membuat Fitri tambah pangling, suaranya yang lembut dan sopan membuat hati Fitri semakin yakin pada sosok lelaki ini. Vita dan Ady pamit untuk segera pulang, karena hari semakin sore, Fitri dan sahabat-sahabatnya pun bergegas untuk pulang, karena sebentar lagi matahari akan terbenam. sesampainya di rumah, Fitri membayangkan wajah dan kelembutan Ady saat memperkenalkan dirinya ditaman tadi. Fitri bahagia karena lelaki yang ia cintai selama ini adalah lelaki yang berakhlak mulia. ponsel Fitri berdering, dilihatnya nomor yang menelponnya tidak diketahui, alias nomor baru. Fitri malas untuk menanggapi nomor-nomor baru yang tidak diketahuinya. Pagi datang lagi, dengan segala kesejukan, keindahan dan kedamaian, embun yang begitu mendamaikan membuat hati Fitri terlena pada kesyahduan pagi itu, Fitri segera mengambil handuk dan bergegas untuk mandi, selesainya mandi, sang ibu berteriak, Fitri ayo nak sarapan dulu, iya Bu, sebentar, Fitri masih siap-siap nih. setelah beberapa menit, Fitri langsung keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan, ayo nak sarapan yang banyak biar kuliahnya juga semangat, hehehe, seruan ibu pada Fitri, iya Bu, iya. Fitri berangkat ya Bu, pamit Fitri sambil mencium ibunya dan bergegas pergi berangkat ke kampus. pagi itu Fitri melihat Vita juga baru sampai diantar sama Ady, hy tri, teriak Vita saat turun dari motor, hy vit, Assalamualaikum, mendengar Fitri mengucapkan salam, Ady tersenyum pada Fitri dan menjawab salam Fitri dengan senyuman yang begitu indah dipandang, ady mencium kening Vita, ah kak Ady aku malu tau sama Fitri, masa aku dicium depan Fitri, aku kan jadi malu hehehe. Hhh kamu kan adik aku vit, gak papalah, iyakan tri? hehehe iya kak. jawab Fitri pada pertanyaan Ady kepadanya. yasudah kak Ady berangkat dulu ya dek, Vita gak boleh pulang sebelum kak Ady jemput, iya kak Ady. Vita tau kok.

malam yang begitu syahdu, langit yang dipenuhi bintang-bintang, bulanpun ikut serta menghiasi langit. Fitri sedang asyik menatap langit dari jendela kamarnya, kemudian ponselnya berdering, dilihatnya ternyata nomor baru lagi, Fitri membiarkan ponselnya berdering hingga diam sendiri, Fitri hanya fokus pada langit yang indah, suara pesan messenger masuk, tri tadi kak Ady minta nomor kamu, jadi aku kasih, maaf ya, karena gak izin dulu sama kamu. ternyata pesan itu dari Vita, tentu saja hati Fitri langsung bahagia, karena tidak menyangka kalau seorang lelaki yang ia kagumi selama ini, ternyata diam-diam meminta nomor ponselnya. iya vit, gak papa. kamu bisa kirim nomor kak Ady biar aku simpan juga, soalnya aku gak mau nanggepin nomor baru apalagi kalau nomor yang gak aku kenal, aku malas hehehe. oke tri, akan aku kirimkan, seru Vita pada Fitri. vita mengirimkan nomor ponsel Ady, setelah Fitri melihat nomor tersebut ternyata nomor yang tak dikenal selama ini adalah nomor Ady. ya Tuhan seandainya aku tau kalau ini adalah nomor Ady pasti aku langsung angkat. tiba-tiba ponsel Fitri berdering lagi, ternyata Ady menelponnya lagi, tentu saja kali ini Fitri langsung meneri telepon dari Ady, tanpa harus menunggu lama. Assalamualaikum, apa benar ini Fitri?

wa'alaikumussalam, iya benar ini kak Ady yah? Mmm kok kamu bisa tau kalau aku ini Ady? jelas Taulah kak, soalnya tadi Vita ngasih tau aku, hehehee. oh jadi sekarang kamu sudah tau, kenapa dari kemarin-kemarin aku telpon kok gak di angkat? mmm iya maaf, aku gak suka nanggepin nomor yang tak dikenal. malas aja kak. oh gitu, hehehe iyaya. kak Ady ada perlu apa kok nelpon aku? jadi gini dek, sejak aku liat kamu ditaman saat nemenin Vita, aku langsung jatuh hati sama kamu, tapi ini bukan berarti aku mau ngajak kamu pacaran, aku coba tanya sama Vita tentang kamu dan aku minta nomor ponsel kamu sama Vita, karena sejak melihat kamu aku merasa bahwa aku menemukan seorang wanita yang selama ini kunanti. besok aku mau ke rumah kamu, bukan untuk bertemu kamu ya, tapi mau bertemu kedua orang tua kamu. memangnya kak Ady mau ngapain ketemu orang tua aku? rahasia dong, besok aku datang ya, kamu jangan lupa beritahu kepada kedua orang tuamu, kalau besok malam akan ada tamu. yasudah aku tutup telponnya dulu ya, aku mau istirahat, assalamualaikum, ucapnya sambil menutup telpon diakhiri dengan salam. iya kak Ady, wa'alaikumussalam. malam itu hati Fitri tak tenang, hatinya gelisah memikirkan ucapan kak Ady, kak Ady mau ngapain ya, datang ke rumah aku, terus katanya dia gak mau ketemu sama aku, malah mau ketemu sama kedua orang tuaku, Fitri bertanya-tanya pada hatinya. malam itu Fitri tidak bisa tidur karena masih kepikiran dengan ucapan Ady.

ke esokan harinya, dimana hari yang sudah dijanjikan oleh Ady bahwa dirinya mau bertemu kedua orang tua Fitri. malam yang begitu indah, Fitri menunggu kedatangan Ady bersama kedua orang tuanya di ruang tamu. tak lama kemudian ada suara motor memasuki pintu pagar rumah Fitri, Fitri mengintip dari belakang jendela, ternyata benar Ady datang, dan ia datang seorang diri. pak Fitri masuk dulu ya, soalnya tamunya sudah datang, katanya dia hanya mau ketemu sama ibu dan bapak, jadi Fitri ke kamar dulu ya, kalau ada perlu panggil Fitri aja. Fitri berlari menuju kamar. tok tok tok, assalamualaikum, suara Ady mengetuk pintu dan tak lupa mengucapkan salam. ibu Fitri langsung membuka pintu dan menjawab salam dari Ady. silahkan masuk nak, sambutan ibu dan bapak Fitri yang begitu hangat dan lemah lembut. iya bu, pak, terima kasih. langsung saja bapak dan ibu bertanya-tanya siapa Ady sebenarnya, apa tujuannya ingin bertemu sama bapak dan ibu, tanya sang ibu pada Ady, seketika Ady menjawab dan meminta maaf karena mendadak tiba-tiba ingin ketemu langsung sama bapak dan ibu Fitri. Sebelumnya saya minta maaf ya pak, Bu. karena sudah datang bertamu secara mendadak, tujuan saya ingin bertemu bapak dan ibu adalah ingin meminta izin, bahwa saya ingin melakukan ta'aruf pada putri bapak yang bernama Fitri, saya jatuh cinta pada anak bapak dan ibu, dan kedatangan saya ingin meminta izin, jika bapak dan ibu mengizinkan maka saya akan melakukan proses ta'aruf setelah itu melamar dan menikahi putri bapak dan ibu. sang bapak terkejut dan langsung bertanya, apa yang membuatmu yakin sehingga ingin ta'aruf dan menikahi putri saya? saya yakin bahwa Fitri adalah wanita yang selama ini aku cari, dan yang paling terpenting adalah saya jatuh cinta pada putri bapak karena akhlaknya yang begitu baik, makanya saya bertekad dan meminta izin kepada bapak dan ibu. tapi hal ini bisa ditanyakan pada fitri, kalau Fitri setuju besok saya akan datang kesini lagi untuk proses ta'aruf. iya nak, bapak dan ibu mengizinkan, tapi kita harus menanyakan hal ini pada Fitri, jika Fitri setuju, maka dengan senang hati bapak dan ibu mengizinkan niat baik kamu. Fitri, ayo kesini nak, ada tamu ingin bertemu kamu, panggilan ibu pada Fitri. Fitri langsung menuju ke ruang tamu, dan bertemu dengan Ady. nak bapak dan ibu sudah tau rencana nak Ady datang bertamu ke rumah kita, tadi nak Ady sudah menjelaskan semua dan nak Ady juga meminta izin pada bapak dan ibu untuk melaksanakan proses ta'aruf bersama kamu, apakah kamu bersedia nak? tanya bapak kepada Fitri, Fitri kaget dan diam, saat itu Fitri diam dan tak bersuara, tentu saja hati Fitri bahagia, berbunga-bunga bagaikan taman yang dipenuhi oleh bunga-bunga. ia hanya bersuara di dalam hati, kebahagiaan yang tak pernah terduga ini benar-benar terjadi, ya Tuhan apakah ini jawaban dari doa-doaku? tanya Fitri dalam hati sambil meneteskan air mata, dan menyetujui keinginan Ady, iya pak, Bu, Fitri mau. Alhamdulillah, Ady, bapak dan ibu bersamaan mengucapkan kata-kata Alhamdulillah. Ya Tuhan begitu bahagianya diri ini, ternyata cinta dalam diamku terbalaskan dan lelaki yang aku cintai ternyata mencintaiku juga, dan sebentar lagi akan menjadi pasangan hidupku.

Singkat cerita, setelah semua berjalan dengan lancar, akhirnya tiba proses pernikahan, ijab qobul yang akan dilaksanakan ditempat kediaman Fitri, semua kerabat dan sahabat menghadiri acara pernikahan itu, Fitri meneteskan air mata, air mata kebahagiaan, ya Tuhan engkau telah menjawab doa-doaku selama ini, ternyata lelaki yang aku cintai dalam diam kini menjadi suamiku, aku yakin kepadamu, dan inilah kebahagiaan yang paling aku nanti, rasa syukur Fitri karena ia bisa bersatu dengan lelaki yang selama ini menjadi bunga dalam bait-bait doa.

Sebening Embun Pagi

IinSafitri021099creators' thoughts