Saat Gu Gaoting kembali menyerang Huo Weiwu kembali. Gadis ini tanpa sadar melangkah mundur. Sikapnya yang seperti ini tidak membuat Gu Gaoting marah. Justru pria ini malah mengangkat senyuman.
Huo Weiwu baru pertama kali melihat Gu Gaoting tersenyum seperti ini. Sangat cerah, imut, alisnya bengkok, dan matanya tersirat lelucon layaknya orang psikopat. Wajahnya terlihat lembut, melenyapkan ketajaman dari dirinya. Jujur saja, ketampanan itu mampu membuat orang sesak.
"Kau senyum untuk apa?" tanya Huo Weiwu tak mengerti.
Gu Gaoting tidak menjawab, ia hanya menyodorkan segelas teh jahe gula merah kepada Huo Weiwu, "Minumlah."
Huo Weiwu tidak tahu yang dipikirkan oleh Gu Gaoting. Mengingat kejadian Gu Gaoting marah tadi, mematuhinya adalah cara terbaik. Tak peduli dengan isi di dalam cangkir itu, Huo Weiwu harus meminumnya.
Huo Weiwu menerima cangkir itu, lalu meminumnya seteguk. Tiba-tiba ia menyemburkan minuman itu kembali dari mulutnya. Alisnya mengerut, "Kau menaruh jahe di minuman ini. Aku paling tidak suka rasa jahe."
"Makanya kau kekurangan energi. Minumlah." Pinta Gu Gaoting.
Huo Weiwu mengembalikan minuman itu ke tangan Gu Gaoting, "Kau harus berbaik hati dan mengerti kesukaanku, aku tidak bisa minum itu."
Gu Gaoting memapah cangkir berisi minuman itu, lalu meminumnya. Kemudian ia memberi kecupan di bibir Huo Weiwu dengan sedikit memberikan minuman itu di mulut Huo Weiwu.
Huo Weiwu langsung terkejut dibuatnya.
Baru saja Huo Weiwu menyemburkan minuman yang diminum ke dalam cangkir itu, tapi Gu Gaoting tetap meminumnya, apa ia tidak merasa jijik?
Oh bukan. Dia sekarang sedang meminumkan minuman itu ke Huo Weiwu. Selama memaksakan untuk minum, Huo Weiwu ingin sekali memuntahkan minuman itu lagi.
Huo Weiwu tidak ingin meminumnya. Ia ingin sekali berusaha pergi dari situ. Sebaliknya, Gu Gaoting menekan kepala belakang Huo Weiwu. Ia benar-benar menahan mulut Huo Weiwu dan tidak memberi kesempatan untuk memberontak. Mereka berdua tetap seperti itu selama satu menit.
Mulut Huo Weiwu terasa kaku, hanya bisa menelan itu. Perutnya terasa terbakar. Kemudian, Gu Gaoting melepaskan Huo Weiwu "Good girl." Ucapnya dengan suara yang berat.
Gu Gaoting memberikan cangkir itu kepada Huo Weiwu. Namun gadis ini tidak menerimanya, ia hanya menahan amarah sambil menatap Gu Gaoting.
"Aku tidak keberatan meminum minumanmu dengan cara seperti tadi." Ujar Huo Weiwu tanpa mengubah cara bicaranya.
Huo Weiwu bergegas meraih cangkir itu, dan langsung meminum isi cangkir itu sampai habis. Sekali lagi rasa ingin muntahnya muncul. Pikir gadis ini, 'Dasar kejam.'
Huo Weiwu pun menatap Gu Gaoting. Pria ini terlihat puas dengan , ia menampilkan senyuman yang membuat orang tertarik. Tapi Huo Weiwu menyimpan banyak suasana hati yang tertahan. Apakah ia mendapat ejekan dari Gu Gaoting?
Atau Gu Gaoting merasa bahwa memaksa orang itu sangat mengasyikan?
"Gu Gaoting, makanan apa yang paling kau benci?" Tanya Huo Weiwu sambil mengusap bibir dengan punggung tangan.
"Ikan, wortel, daging sapi." Jawab Huo Weiwu.
Huo Weiwu memutuskan, nanti kalau ada kesempatan, ia akan membuat pesta ikan, lalu memaksa Gu Gaoting untuk memakannya sampai habis.
Saat Huo Weiwu memikirkan ide jahat itu, ia tidak sadar kalau Gu Gaoting sedang melirik licik dirinya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. "Masukkan ke selimut!" Gu Gaoting mengingat jika bra Huo Weiwu yang masih di atas rak meja dekat ranjang.
Kemeja Gu Gaoting berwarna putih. Karena Huo Weiwu tidak memakai apa-apa di dalamnya, terlihatlah warna merah muda mawar dari tubuh Hou Weiwu,
Huo Weiwu menolehkan wajah Gu Gaoting ke arah pintu. Huo Weiwu langsung memasukkan branya ke dalam selimut.
Huo Weiwu lah wanita pertama yang berani menolehkan wajah Gu Gaoting. Sebaliknya, pria ini menatap Huo Weiwu dalam-dalam, pandangannya lembut, tampak seperti menghilngkan ketabuan. Kemudian ia menghampiri pintu untuk membukanya.
"Komandan, ini benda yang anda butuhkan." Letnan Shang melapor dengan sopan.
"Aku bisa mengambilnya sendiri." Gu Gaoting berdiri di depan pintu.
Letnan Shang tidak berani melihat masuk ruang kamar Gu Gaoting, lalu mengingatkan, "Anda mendapatkan penghargaan di pesta malam ini."
Gu Gaoting mengangkat tangannya untuk melihat jam di jam tangannya, lalu memerintah, "Urusi itu, dua jam lagi kita pergi dari sini."
Huo Weiwu jadi merasa lega. Dua jam lagi Gu Gaoting akan meninggalkan vila. Benar-benar suatu kabar yang menggembirakan.
Tiba-tiba Gu Gaoting menoleh dan memandang Huo Weiwu. Punggung Huo Weiwu langsung terasa kaku diawasi Gu Gaoting seperti itu.